12/13/2017

SINOPSIS Ice Binggoo Episode 1 PART 1

SINOPSIS Ice Binggoo Episode 1 BBAGIAN 1


Seoul 1979

Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: MBC

DRAMA SEBELUMNYA || SINOPSIS Borg Mom
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Ice Binggoo Episode 1 Part 2

Seorang pria naik sepeda dengan membawa sebuket bunga. Ia adalah Go Man So. Ia tampak bahagia, terlihat dari bibirnya yang tak henti-hentinya tersenyum. Sesekali ia mencium bunganya. Tiba-tiba ia berhenti mengayuh sepedanya. Ia melihat di depannya ada operasi, operasi pria berambut panjang. Rupanya kala itu pria yang punya rambut panjang adalah ilegal. Tampak beberapa polisi sedang mengguntingi rambut pria-pria yang tertangkap. 


Seorang polisi melihat Go Man So dan menyuruhnya mendekat. Man So melihat kebelakang dikiranya bukan dia yang di panggil. Tapi dibelakangnya nggak ada siapa-siapa lagi selain dirinya. Man So nggak mau rambutnya di potong. Ia melajukan sepedanya menerjang kerumunan itu. Suasana jadi kacau. Para polisi mengejar Man So dan pria-pria yang kena razia pada berhamburan melarikan diri. Para polisi itu terus mengejar Man So dan menyuruhnya berhenti. Man So berteriak, mereka nggak boleh memotong rambutnya. Mereka nggak tahu berapa lama ia memanjangkannya. 


Di sebuah cafe, seorang gadis sedang duduk dengan gelisah. Ia adalah Yong Sil. Ia terus memegangi roknya dan menaikkannya. Ia merasa itu terlalu pendek.Jang Eun Suk mengantarkan minuman. Yong Sil menyilangkan kakinya tapi rupanya Eun Suk sama sekali nggak tergoda. Ia langsung pergi gitu aja. Yong Sil nguruh dia tunggu sebentar. Ia memberikan sesuatu untuk Eun Suk. Itu sebuah permintaan lagu. Eun suk menerimanya dan membacanya. Ia nggak bisa memenuhinya dan mengembalikannya pada Yong Sil. Menurutnya itu akan jadi masalah. 


Yong Sil kesal. Ia bilang nggak bisa melakukannya kemarin dan kemarin lusa. DJ macam apa dia yang menunda permintaan lagu. Nggak kayak nenunda pembayaran bulanan untuk menyewa kamar. Eun Suk mengemukakan alasannya. Itu karena Yong Sil hanya meminta lagu terlarang kemarin dan kemarin lusa. Yong Sil senang Eun Suk mengingatnya. Eun Suk bertanya-tanya apa ia harus melaporkan Yong Sil apa enggak. Kalo gitu Yong Sil minta di putarkan lagu lain kali, Eun Suk boleh menyarankan lagu untuknya. Lagu yang cocok. Eun Suk memberi saran kalo Yong Sil bisa mendengarkan lagu yang sedang diputar sekarang. Eun Suk langsung pergi dan nggak menghiraukan Yong Sil lagi.


Setelah meninggalkan Yobg Sil, Eun Suk langsung didatangi beberapa wanita yang membawa hadiah. Mereka memberikan bunga dan makanan pada Eun Suk. Eun Suk menerimanya dengan dingin kemudian meninggalkan mereka. 


Yong Sil jadi nggak bersemangat. Ia dandan untuk Eub Suk, tapi apa ia nyadar apa enggak. Ia menarik roknya kebawah. 


Man So masih dikejar-kejar sama polisi. Ia terjatuh dan terpaksa ia harus melanjutkan acara kaburnya dengan berlari. Seorang polisi berhasil memegang kerah bajunya. Man So menghempasnya dengan tangan yang memegang bunga sehingga kelopaknya pada jatuh. Habis itu ia minta maaf. 


Man So dan kawan-kawan rambut panjangnya masuk ke cafe. Seseorang berteriak, ada polisi! Yobg Sil menyadari kalo ia pakai rok mini. Ia jadi panik. Semua orang juga ikutan panik. Mereka berlarian kesana kemari. Man So dan Yong Sil ngumpet di bawah meja. Karena tempatnya sempit, kepala mereka jadi terbentur satu sama lain. Yong Sil minta maaf. Ia mau merubah posisi tapi malah bikin kebentur lagi. Ia marah pada Man So yang datang ke arah sana. Man So minta maaf. Ia kira Yong Sil mau kearah yang lain. Polisi sudah berhasil mengumpulkan pria-pria yang berambut panjang dan wanita-wanita yang memakai rok mini. Sementara Man So dan Yong Sil muter-muter di bawah meja. Man So cerita kalo ia udah memanjangkan rambutnya selama satu setengah tahun. Yong Sil juga cerita ini pertama kalinya ia pakai rok mini. 


Mereka melihat sepasang sepatu milik polisi. Mereka makin panik dan Yong Sil terdorong ke luar. Polisi menanggilnya rok mini dan nyuruh dia mendekat. Yong Sil kesal sambil melihat kearah Man So. Dari dalam Man So meminta maaf. 


Polisi sedang menceramahi para pria dan wanita yang berbaris. Kalo seseorang meminta mereka untuk nggak melakukan sesuatu, maka mereka harus patuh. Polisi menunjuk rok seorang gadis dengan pentungan. Jika panjangnya melebihi 1mm, bawa ke kantor polisi. Sementara polisi yang lain sibuk memotong rambut pria yang gondrong. Seorang polisi mengukur panjang rok Yong Sil pakai penggaris. Yong Sil kaget dan menendang polisi itu. Ia nyentuh apa? Teriak Yong Sil. Polisi beralibi kalo roknya terlalu pendek. 


Yong Sil marah, jadi kalo roknya terlalu pendek, polisi bakal memotongnya kayak mereka memotong rambut para lelaki? Polisi itu menjawab enggak, ia bukan tipe orang kayak gitu. Yong sil naruh kakinya di atas meja sehingga membuat semua orang berhuuu ria. Laki-laki yang seorang DJ itu melihatnya lewat ruangannya. 


Yong Sil melanjutkan kuliahnya pada sang polisi yang sepertinya nggak tahu meskipun dia berpakaian begitu, nggak terjadi apa-apa. Maksudnya, kalo orang nggak punya niat buruk, nggak akan ada masalah mengenakan rok mini. Gadis lainnya pada teriak betul. Ying Sil menurunkan kakinya. Ia mengambil taplak dan memakainya sebagai rok. Ia menggerutui polisi itu, sekalian aja beritahu dunia untuk mengenyahkan semua rok. Rok itu dibuat untuk dilihat. Kenapa polisi memintanya menyembunyikannya. 


Man So mengintipnya dari bawah meja. Yong sil melihat Eun suk melihatnya dan ia menanyakan apa yang dilihat Eun Suk? Setelah ia memakai rok taplak ia bertanya pada polisi. Puas? Yong Sil mengambil tasnya dan keluar. Gadis-gadis yang lain ngikutin jejaknya.. Mereka memakai taplak sebagai rok. Polisi menyuruh mereka berhenti. Yong Sil udah takut aja. Tapi rupanya mereka menghentikan Man So. Mereka mengenali Man So si pengendara sepeda. 


Polisi itu nyuruh rekannya untuk nangkap Man So. Polisi menyiapkan guntingnya dan mulai memotong rambut Man So. Eun Suk menaikkan volume lagu sehingga jadi feedback. Semua orang pada nutupin kuping. Kesempatan itu digunakan para pelanggar hukum untuk lari. Mereka berlari kearah berlawanan sehingga para polisi juga berbagi tugas, sebagian ke kanan dan sebagian ke kiri. 


Tiba-tiba Man So yang berada di depan berhenti berlari. Yang di belakang menanyakan kenapa. Rupanya mereka berbenturan dengan orang yang lagi demo. Mereka berbalik arah, tapi dari arah yang berlawanan juga ada yang lagi demo. Mereka terjebak. Mereka akhirnya kembali kearah yang sebelumnya dan menerobos barisan para pendemo juga para tentara. Mereka terus berlari di tengah kepulan asap. Bunganya Man So jadi tinggal dikit. Kelopaknya pada berterbangan. 


Man So menaburkan sisa kelopak bunganya di tangan kekasihnya, Yoo Shin Young. Shin Young tertawa, ia seharusnya melihat wajah Man So. Shin Young lalu nanya apa yang selanjutnya terjadi? Apa semua orang melarikan diri dengan selamat?  Man So mengaku nggak tahu. Man So duduk di tempat tidur Shin Yeong. Ia tadi lari lama sekali. Kakinya sampai sakit. Shin Young tertawa 


Man So memegang rambutnya. Ia bertanya pada Shin Yeong ia pasti terlihat tol*l, kan? Shin Yeong menggeleng. Man So masih terlihat tampan, kok. Man So lega mendengarnya. Tapi ia kecewa pas melihat bunganya. Kelopaknya berguguran. Tapi menurut Shin Yeong tetap sama. Shin Yeong mengambil setangkai dan menyelipkannya di telinganya. Ia bertanya pada Man So, mereka cantik, kan? Man So dan Shin Yeong saling lempar senyum.


Shin Yeong memotong rambut Man So. Sambil memotong Shin Yeong melarang Man So datang ke rumah sakit. Man So tanya kenapa. Apa ayah Sin Young mengatakan sesuatu? Shin Yeong bilang enggak. Man So menduga Shin Yeong marah pada rambut panjangnya. Shin Yeong nggak maksud gitu. Man So bertanya apa dia harus memotong rambutnya jadi pendek? Shin Yeong mengaku menyukai rambut panjang Man So. Ia ngajak Man So ketemuan lebih sering di luar dan di rumah mereka. Man So nggak ngeh. Apa maksudnya ketemu di luar sementara Sin Young ada di rumah sakit. 


Beberapa detik kemudian Man So baru nyadar apa yang dimaksudkan oleh Shin Yeong. Man So Bangkit. Ia memanggil Shin Yeong. Shin Yeong menegur Man So, nanti rambutnya bakal terbang. Man So bertanya pada Shin Yeong beneran nggak papa keluar rumah sakit? Man So sampai mau nangis dengernya. Shin Yeong ngangguk. Dokternya bilang ia bisa berobat jalan. 


Man So terharu dan memeluk Shin Yeong. Shin Yeong merasa harus membawakan makan siang ke teater setiap hari. Man So melepaskan pelukannya. Tentu saja. Sekarang Shin Yeong yang harus membelikan bunga untuknya. Man So menggeleng. Ia mengajaknya pergi bersama. Shin Yeong juga ngajak Man So nonton bioskop bersama dan juga mendengarkan musik bersama. Ah, Man So juga harus ngajarin Shin Yeong naik sepeda. Man So mengangguk dan kembali memeluk Shin Yeong. Man So janji bakal melakukan semuanya buat Shin Yeong. 


Tiba-tiba ayah Shin Yeong masuk. Mereka segera melepaskan pelukannya. Shin Yeong bilang ke ayahnya kalo ia ngasih tahu Man So kalo kalo ia akan keluar dari rumah sakit. Ia nanya ke ayahnya, Man So boleh datang ke rumahnya, kan? Ayah Shin Yeong diem aja. 


Yong sil lagi nyiram bunga. Ia mengatakan kalo bunga yang ini nggak tumbuh dengan baik, jadi mereka nggak bisa menjualnya. Bibinya memanggilnya Yong Ja. Maukah ia memberikan bunga itu ke toko teh yang sering ia kunjungi? Yong Ja nggak mau di panggil yong Ja. Ia Yong Sil. Ia nggak akan pergi ke toko itu lagi. Bibi merasa nggak ada salahnya dengan nama Yong Ja, kenapa ia memintanya memanggil dengan nama lain. Bibi mengira DJ anak kuliahan itu telah menolaknya. Dia pasti nggak menyukainya karena ia bukanlah anak kuliahan. Yong Sil bilang nggak gitu. Ia terus melihat ke seberang jalan. 


Di seberang jalan esok harinya. Man So sedang melukis. Ia menanyakan pendapat direktur seni atas lukisannya. Mereka muncul tiba-tiba. Direktur seni mengatakan kalo Man So nggak bisa menggambar yang mudah kayak gitu. Gimana ia bakal bembiayai hidup? Direktur seni menyuruhnya mengambil cat lagi. 


Man So turun dari tangga dengan hati-hati. Direktur seni menyuruhnya untuk mencoba menggambar bunga mawar. Man So dan yang lain nggak nyangka kalo ia diperbolehkan menggambar bunga mawar. Kalo Man So nggak bisa melakukannya dengan benar, direktur seni akan menolaknya. Man So seneng banget. Ia meyakinkan direktur seni agar nggak khawatir. Ia bakal menggambar bunga mawar yang keren dan seksi. Ia berterima kasih pada Direktur Seni. 


Rekan Man So protes karena Direktur Seni pilih kasih. Rekan Man So yang lain mengakui kalo itu bukan berita baru. Direktur Seni selalu menyukai Man So sudah seperti anak sendiri. Rekan yang tadi protes bilang ke temennya kalo ia perlu punya cadangan meski buat pelukis papan teater. Man So tersenyum mendengarnya. Direktur seni memarahi mereka. Apa mereka menggambar pakai mulut? Ia juga jadi marahin Man So juga yang nggak segera ngambil cat. Man So mengangguk. Ia akan pergi sekarang. 


Saat mau melangkah, Man So berpapasan dengan Shin Yeong. Shin Young menyapa semuanya. Direktur Seni balas menyapa Shin Yeong, udah lama sekali nggak ketemu. Rekan-rekan Man So memujinya yang punya hari yang baik karena pacarnya datang berkunjung. Sungguh beruntung hari ini. Lelaki yang beruntung. Man So tertawa mendengar guyonan teman-temannya. 


Man So dan Shin Yeong lagi nonton film, Seorang Pria dan Seorang Wanita. Shin Yeong udah duduk ditempatnya. Man So datang belakangan. Ia mau menghampiri Shin Yeong tapi ia ragu. Ia teringat sesuatu.

Flashback...


Hari saat terakhir kali Man Si menjenguk Shin Yeong. Man So bertemu dengan ayahnya Shin Yeong di tangga. Man So memanggilnya ayah. Ayah Shin Young mengatakan kalo saat ini seharusnya Man So menggambar di teater. Eh? Man So nggak ngeh kalo ia sedang ditolak. Ia asal mengiyakan aja. Ayah Shin Yeong memperjelas agar Man So berhenti menemui Shin Yeong. Man So ter kejut dengan pelarangan itu. 

Flashback end...


Man So mengembangkan senyumnya dan menghampiri Shin Yeong. Man So mau memberikan minuman pada Shin Yeong tapi nggak jadi. Ia mengelap mulut botol itu dulu pakai saputangan baru setelah itu dikasihin ke Shin Yeong. Film yang mereka tonton lagi nampilin adegan romantis. shin Yeong terbawa suasana dan menyandarkan kepalanya di bahu Man So. Ia juga menggenggam tangan Man So. 


Mereka pulang dari bioskop dengan jalan kaki. Shin Yeong memuji film yang mereka tonton tadi bagus banget. Ia menanyakan pendapat Man So juga. Menurut Man So nggak juga. Shin Yeong seharusnya hanya mencintai satu orang. Seperti kisah romeo dan juliet. 


Shin Yeong rasa akan lebih bagus kalo seperti itu. Tapi, meskipun jika seseorang takut. Hati mereka nggak akan mengecil. Seandainya Man So nggak memiliki dirinya, maka bertemulah dengan orang lain. Jangan kehilangan hal yang bagus dan indah karena Shin Yeong. Shin Yeong ingin Man So hidup seperti orang lain. Seperti dua karakter di film  yang mereka tonton tadi. 


Man So menatap Shin Yeong dan menanyakan apa yang ia bicarakan. Shin Yeong hanya ingin memberitahu Man So apa yang ia inginkan. Untuk jaga-jaga. Man So Mengatakan kalo Shin Yeong nggak bisa melakukan itu. Apa Shin Yeong akan bertemu orang lain? Gitu, ya? Shin Young mengatakan kalo Man So nggak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Shin Yeong bisa sakit lagi.


Man So mengaku ingin bahagia bersama dengan Shin Yeong. Shin Yeong memanggil Man So Oppa. Man So berjanji padanya bahwa ia akan bahagia dengan hanya bersamanya. Mereka berjanji dengan saling mengaitkan kelingking, habis itu Man So kembali memeluk Shin Yeong. Mulai sekarang, dari pada Shin Yeong yang sakit, lebih baik dia saja. Meskipun jika jantung Man So berhenti, ia akan selalu melindungi Shin Yeong. Jadi Shin Yeong jangan meninggalkannya. Shin Yeong mengangguk dan menangis di pelukan Man So. Saat itu melintaslah sebuah bintang jatuh. 


Eun Suk lagi memutar piringan hitam. Sebuah lagu mengalun dengan sangat merdu. Ia melihat kertas permintaan lagu dari Yong Sil dan tiba-tiba muncul seseorang yang menyodorkan dua tiket. Eun Suk terkejut. Rupanya orang itu adalah Man So. 


Man So ingin minta bantuan DJ Hyungnim. Ia perlu menyanyikan sebuah lagu tapi nggak ada satupun lagu yang Man So tahu. Ia juga nggak punya bakat sama sekali. Eun Suk mendorong Man So agar keluar dari ruangannya. Itu bukan siaran pribadi. Setelah mengeluarkan Man So, Eun Suk pura-pura sibuk lagi. 


Man So memohon dari lubang loket. Hidup seorang pria bergantung padanya. Eun Suk nggak peduli. Man So meminta Eun Suk jangan begitu. Ia mohon sekali ini aja. Man So bertanya apa DJ Hyungnim nggak pernah mencintai sebelumnya? 


Eun Suk mengatakan kalo ia nggak seperti Man So. Siapa yang Man So lihat? Man So nggak maksud gitu. Ia akan memesan kopi setiap hari untuk Eun Suk. Ia janji akan mendapatkan jenis kopi apapun untuk Eun Suk. Man So menawarkan dua gelas. Eun Suk sama sekali nggak bergeming. Tiga gelas. Eun suk luluh dan nyuruh Man So datang sebentar setelah pulang kerja. Man So berterima kasih. 


Yong Sil datang ke cafe. Ia mengintip dari luar. Ia mengatakan akan kembali saat ia selesai kerja. Man So yang terburu-buru keluar dari dalam menabrak Yong Sil tanpa sengaja. Man So meminta maaf. Sesaat kemudian ia merasa mengenali Yong Sil. Yong Sil gugup dan berjalan mundur. Ia kemudian berlari meninggalkan Man So. Man So memanggilnya rok mini. Yong Sil nggak memakinya hari ini.


Man So bersama Eun Suk sedang memilih lagu. Man So memilih satu. Ia mengatakan kalo pacarnya suka bunga mawar. Eun Suk menyanyikan liriknya, kau secantik bunga ma2ar, tapi hari ini kau tidak cantik. Man So yang baru tahu liriknya mengklaim kalo bunga mawar nggak juga cantik. 


Man So lalu memilih Kerudung Pernukahan Putih. Itu sempurna. Eun Suk menceritakan kisah tentang seorang gadis yang menikah dengan pria lain. Kalo gitu Man So pasrah. Ia minta Eun Suk memilihkan satu untuknya. Sesuatu yang cocok dengan seorang gadis cantik dan spesial. Eun suk berpikir. Seorang gadis yang cantik dan spesial...Eun Suk menawarkan sebuah lagu yang berjudul Mengapa Kau Memanggilku. Man So yang nggak ngeh meminta maaf. Dikiranya Eun Suk lagi membicarakannya. Eun Suk bertanya apa itu nggak cocok untuk sebuah lamaran? Man So merasa itu sedikit berlebihan. Ia mengejek lagunya berdasarkan judulnya. 


Man So mengatakan kalo gadis yang Eun Suk sukai pasti menikmati lagu itu. Eun Suk tanya siapa. Man So mengira Eun Suk pura-pura nggak tahu. Eun Suk menegaskan kalo ia bukan Hyungnim. Mereka bukan preman kenapa Man So memanggilnya Hyungnim. Man So menanyakan haruskah mereka jadi teman mulai dari sekarang? Eun Suk berjalan melewati Man So. Man So mengatakan seorang teman akan membantu dengan pernikahannya. Dan ia akan membantu teman dalam kencannya. Man So merasa itu cocok untuk gerakan komunitas baru. Ketekunan, kemandirian dan kerjasama. Itu seperti membunuh dua burung dengan satu batu. 


Eun Suk ngasih tahu Man So kalo Yong Sil bahkan nggak datang lagi. Jadi gimana? Man So merasa ia hanya mengoceh aja. Eun Suk memintanya berkonsentrasi sebelum ia mengubah pikirannya. Man So mengerti. Ia kembali ke tempatnya semula. Eun Suk memainkan lagunya. 


Yong Sil berjalan dengan membawa sekeranjang bunga. 


Man So udah mulai latihan bersama Eun Suk. Eun Suk mengajari Man So dengan bermain gitar, tapi kemampuan bernyanyi Man So sangat buruk. Salah mulu dari tadi, sampai membuat Eun Suk pengen nyerah aja. 


Shin Yeong ngantar ayahnya yang mau berangkat kerja sampai depan rumah. Ia melihat setangkai bunga mawar di atas kotak surat dan mengambilnya. Ia mencium bunga itu dengan senyum di bibirnya. 


Man So terus berlatih menyanyi, bahkan saat sedang bekerja. Ia menggunakan gagang gayung sebagai mic. Direktur Seni sampai heran melihat Man So. Ia memukul kepala Man So dan menyuruhnya untuk memberdihkan kuas-kuas. Ia memberinya nasehat agar mencocokkan nadanya dan menyanyi dengan benar-benar.


Shin Young sedang bercermin dengan gaun yang indah. Ia berputar-putar di depan cermin. 


Man So udah lebih mahir bernyanyi. Ia meninggalkan cafe dan mengayuh sepedanya sambil membawa setangkai mawar. Dari arah yang berlawanan Yong Sil sedang berjalan sambil membawa sekeranjang bunga. 


Shin Yeong merasakan sakit di dadanya. Ia minum obat untuk meredakannya. 


Dalam perjalanan Man So berhenti sejenak dan melihat TV di sebuah toko yang sedang menayangkan penyanyi dari lagu yang akan Man So nyanyikan nanti. 


Di tempat lain, Direktur Seni sedang menonton TV bersama dengan anak buahnya. Mereka menonton apa yang Man So tonton tadi. Anak buah yang keriting menanyakan pada Direktur Seni, kapan mereka akan mampu mendapatkan TV berwarna. Temannya meminta jangan mengada-ada. Kalo TV berwarna muncul, maka penonton teater akan berkurang separuh. Direktur Seni mengangguk setuju. 


Mereka lalu fokus melihat TV lagi, sampai Man So datang dengan penampilan yang sangat rapi. Man So mengatakan akan pergi menikah. Direktur Seni mengangguk dan memintanya kembali dengan keberuntungan. Man So yakin akan berhasil dan kembali dengan selamat. 


Man So udah sampai di bawah jendela Shin Yeong. Ia memanggil Shin Yeong tapi Shin Yeong nggak juga muncul. Man So mengambil batu dan melemparkannya ke jendela Shin Yeong. Shin Yeong membuka jendelanya dan bertanya apa yang Man So lakukan. 


Man So menyuruhnya menunggu sebentar. Man So mulai bernyanyi tapi dia gugup banget lalu menyembunyikan diri di balika tembok. Ia merasa dadanya akan meledak. Ia mengambil nafas dalam dan konsentrasi. 


Setelah merasa siapa, Man So kembali ketempatnya tadi. Ia menatap Shin Yeong dengan tatapan hangat. Man So menyanyi dengan penuh penghayatan. Shin Young sampai tersentuh mendengarnya. Saking menghayati, Man So sampai menari sambil nyanyi. Shin Yeong tersenyum melihat tingkahnya. 


Setelah lagu berakhir, Man So meletakkan tangannya diatas kepala membentuk tanda hati. Ia bertanya apa Shin Young menyukainya? Shin Yeong hanya melihat saja sehingga membuat Man So kecewa. Ia bertanya-tanya mungkin itu bukan tipe Shin Yeong. 


Shin Yeong merasa itu cukup. Man So tertawa lebar. Ia senang. Tiba-tiba ayah datang dan tanya suara apa barusan. Shin Yeong mengatakan kalo itu suara radio. Shin Yeong nyuruh Man So tunggu di luar, ia akan segera keluar. Habis itu Shin Yeong menutup jendelanya. 


Man So menunggu dengan gelisah karena Shin Yeong nggak datang juga. Tapi Man So yakin Shin Yeong akan segera datang. Tiba-tiba sebuah mobil melintas melewati Man So. Perasaan Man So jadi nggak enak. Ia menoleh ke arah Shin yeong. Seketika bunga yang ada di tangannya terjatuh. Man So berlari menuju rumah Shin Yeong dambil memanggil namanya. 


Shin Yeong di gendong ayahnya menuju mobil tadi. Man So manggil-manggil nama Shin Yeong, menyuruhnya bangun sambil menggenggam tangannya. Shin Yeong akan segera dibawa ke rumah sakit. Man So ingin pergi juga. Mereka nggak punya waktu untuk itu. Emangnya apa yang Man So bisa lakukan terhadap Shin Yeong. Maka Man So melepaskan genggamannya. Mobil itu melaju meninggalkan Man So yang nggak tahu mesti ngapain. 


Saat mobil itu mulai menjauh, Man So baru mendapatkan kesadarannya kembali. Ia mengejar mobil itu. Di dalam mobil, keadaan Shin Yeong makin memburuk. Ayah makin khawatir. Ia terus memanggil nama anaknya. Ia nyuruh sopir untuk nginjak gas karena Sin Yeong terus memburuk. Nafas Shin Yeong jadi sesak. 


Man So berhenti berlari karena dadanya sesak. Ia terus memegang dadanya. Man So roboh dan terjatuh di jurang. Tiba-tiba dari tubuhnya keluar cahaya seperti kunang-kunang. Makin lama makin banyak. Cahaya-cahaya itu mengarah ke Shin Yeong. Man So yang setengah sadar memanggil nama Shin Yeong. Ia mengulurkan tangannya meminta maaf pada kekasihnya. Man So berjanji akan melindungi Shin Yeong. Pandangan Man So jadi kabur, dan akhirnya ia kehilangan kesadarannya. Saat Man So kehilangan kesadarannya tiba-tiba tubuhnya jadi membeku dan daun-daun pada jatuh di atas tubuhnya. 


Waktu berlalu dengan sangat cepat setelah hari itu. Seorang gadis berjalan bersama orang-orang yang lagi ngejar waktu. Ia adalah Jang Ha Da. Selembar daun jatuh di bahunya lalu terbang lagi. 


Pagi itu di sebuah Bank, keadaannya kacau banget. Semua orang pada sibuk. Seorang nasabah wanita minta pecahan $50 dolar. Pegawai yang melayaninya mengatakan kalo sebelumnya nyonya itu minta $10, ia telah mengkonfirmasikan kembali. 


Nyonya itu marah. Ia mengira pegawai itu menuduhnya berkata yang nggak bener. Ha Da mendatangi mereka. Ia akan melakukannya. Dengan sopan ia meminta nyonya itu untuk menuju ke mejanya. Ia bertanya apa nyonya itu mau membuka cek pribadi? Nyonya itu bertanya apa Ha Da akan memberinya diskon? Ha Da mengatakan kalo itu sedikit sulit. Sebagai gantinya, Ha Da akan memberikannya barang. Nyonya itu menanyakan apakah ada yang bagus? Nyonya itu mengaku nggak menyukai pasta gigi yang diberikan padanya yang terakhir kali. 


Ha Da mengatakan kalo biasanya ia memberikannya kepada anggota khusus. Itu penanak nasi. Ha Da akan membungkusnya satu buat nyonya itu. Sambil menunggu, nyonya itu diminta membaca sesuatu. Itu adalah barang spesial yang hanya ada dikantor cabang ini. Jika nyonya itu membuka tabungan untuk satu tahun, maka ia akan mendapat bunga 3%. Wanita itu tampaknya tertarik. Rekan Ha Da mengikuti Ha Da dengan nenawarkan bunga 3%. 


Ha Da sudah selesai bekerja. Ia berganti pakaian, bersiap-siap untuk pulang. Rekannya memujinya sebagai satu-satunya orang yang bisa bersikap baik kepada semua tipe orang yang seperti itu. Temannya dengar Ha Da mengambil kerja paruh waktu giliran malam. Apa yang akan ia lakukan dengan semua uangnya? Ha Da mengatakan ingin menjadi Chaebol. Ia pergi duluan. Baru aja melangkah, Ha Da dapat telpon. 


Ha Da sampai di sebuah cafe klasik. Ia mencari ayahnya. Ha Da berkata pada ayahnya kalo ia nggak boleh berkeliaran sendiri. Ayahnya mengatakan nggak bisakah ia tinggal sedikit lebih lama baru pergi, Yong Sil? Ha Da mengatakan kalo dia bukan Yong Sil. Ha Da meletakkan tangan ayahnya diatas kepalanya. Ia adalah putrinya, Jang Ha Da. 

Bersambung...

Komentar : 
Agak serem, ya hidup di jamannya Man So. Rambut panjang dilarang, rok mini juga dilarang. Ribet amat, ya.  Salut sama keberanian Yong sil yang berani membantah para polisi itu dengan argumennya. 

Seneng pas lihat Man So belajar nyanyi sama Eun Suk. Dianya salah mulu tapi Eun Suk tetep sabar ngajarinnya. Sampai pas Man So nyanyi di depan Shin Yeong, tiba-tiba jadi sedih gara-gara Shin Yeong sakit. 

1 komentar


EmoticonEmoticon