12/21/2017

SINOPSIS Ice Binggoo Episode 1 PART 2

SINOPSIS Ice Binggoo Episode 1 BAGIAN 2


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: MBC

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Ice Binggoo Episode 1 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Ice Binggoo Episode 2 Part 1

Ha Da lagi kerja paruh waktu di sebuah minimarket, tapi dia malah melamun. Ia teringat dengan pembicaraannya bersama dokter yang menangani ayahnya.

Flashback...


Dokter mengatakan kalo ada kasus dimana ingatannya kembali tapi akan lebih sering dimana dia lupa. Ha Da menunduk. Dokter menyarankannya mencoba metode mengumpulkan kembali ingatannya. Ha Da bertanya metode mengumpulkan ingatan? Dokter menjelaskan itu adalah sesuatu yang akan membantu pasien Alzheimer seperti ayahnya, mengumpulkan kembali ingatannya. Mainan masa kecil, atau musik yang di dengarnya dulu. Ha Da menanyakan apa gejalanya akan membaik? Menurut dokter, Ha Da hanya bisa membuat suasana yang tenang dan penuh cinta kasih untuk ayahnya agar pikirannya menjadi nyaman. Tapi hasilnya berbeda untuk setiap pasien. Ha Da tampak kecewa dan bingung mendengarnya.
Flashback end...


Kesadaran Ha Da kembali saat ada pelanggan yang minta dilayani. 


Seorang anak kecil lagi menuruni tangga bersama ibunya di sebuah taman. Anak itu menunjukkan tumpukan dedaunan yang mengeluarkan cahaya kunang-kunang pada ibunya dan saat ibunya melihatnya nggak ada apa-apa. Karena cuacanya dingin, sang ibu ngajak anaknya untuk pergi. Anak itu melihat tempat itu sekali lagi dan cahaya kunang-kunag itu keluar lagi.

Ha Da sedang berbincang dengan temannya di telpon. Temannya mengatakan kalo perusahaan suaminya adalah perusahaan yang kecil tetapi stabil. Ia memberitahu bosnya kalo Ha Da bekerja di bank terbesar di Korea. Ia juga bisa bilang kalo bos menyukainya. Ha Da merasa bekerja di bank sangat membantu meskipun ia hanya karyawan sementara, bukan karyawan tetap. Temannya ngasih tahu kalo wawancaranya tanggal 27 bulan ini. Ha Da merasa itu terlalu cepat. Masih banyak sekali yang harus ia selesaikan. Temannya menyarankan agar Ha Da menyelesaikan saat sampai di sana. Temannya juga berpesan agar Ha Da jangan terlalu murung dan melihat bintang sendiri. Ha Da menyanggupi. Ia akan menelpon temannya nanti. 


Ha Da dudud di bangku taman. Ia memutar musik dari ponselnya. Lagu yang di putar oleh Ha Da pelan-pelan membuat es pada wajah Man So berubah menjadi cahaya kunang-kunang. Ha Da mendesah. Akan sangat bagus kalo ada bintang jatuh sekarang. Bintang jatuh yang benar-benar tetang. Ha Da mendengar suara gemeretak dari belakangnya saat iamau menileh, ia malah kejatuhan salju dari pohon. Oh, dingin banget. 


Ha Da menoleh kebelakang dan melihat banyak cahaya kunang-kunang. Ha Da yang penasaran menghampiri tempat itu. Ia mengacak-acak daun-daun itu dan terkejut saat melihat ada manusia dibaliknya. Ia bingung apa yang harus dia lakukan. Ia mau minta tolong tapi nggak ada siapapun. Ia meminta Man So membuka matanya. Pelan-pelan Man So mulai mengerjab-jerjabkan matanya. Ha Da menanyakan apa ia udah sadar? Apa Man So bisa melihatnya? Man So memanggil nama Shin Yeong.... Shin Yeong... Ha Da mendekatkan telinganya di bibir Man So agar ia bisa mendengar apa yang ingin dikatakan oleh Man So. Man So malah menarik Ha Da dan memrluknya sambil meanggil Shin Yeong. Ha Da mau melepaskan diri tapi nggak bisa. 


Ha Da berbicara dengan dokter mengenai kondisi Man So. Man So sendiri lagi melakukan pemeriksaan MRI. Nggak lama kemudian, Man So udah dipindahkan ke ruang rawat. Ha Da menungguinya sampai ketiduran. Ia terbangun saat Man So udah sadar. Ha Da memberitahu Man So kalo dia ada di rumah sakit. Semalam ia di temukan pingsan di hutan. Ha Da bertanya apabMan So ingat? 


Man So teringat akan Shin Young. Ia bangun dan turun dari tempat tidur. Tapi saat mau berjalan kakainya terasa lemas dan ia terjatuh. Ha  Da menolongnya dan membantunya duduk. Ha Da memberitahu kalo dia belum boleh bangun. Ha Da menanyakan siapa namanya. Pelan Man So menjawab namanya Man So, Go Man So. Go Man So? Pertama-tama Ha Da memintanya menghubungi keluarganya. Ha Da memberikan ponselnya. Man So melihat sekitarnya, orang-orang juga memegang benda seperti yang Ha Da punya. Man So jadi bingung. Ia bangkit dan mulai melangkah. Di TV menyiarkan berita kebangkitan manusia beku. Nggak lama keudian ada pasien gawat darurat yang lagi di dorong oleh petugas kesehatan. Man So bengong melihat TV. 


Sangat aneh. Ia menanyakan hari pada Ha Da. Ha Da menjawab 8 Desember. Man So berkata kalo Desember... Ha Da melengkapi 8 Desember 2016. Man So tercengang dan memastikannya 2000? 2000? Man So merasa itu nggak mungkin benar. Ia baru di tahun 1979. Man So menatqp kedua tangannya. Ha Da bilang 37 tahun udah berlalu? Hah? Ha Da akan memanggil dokter dan meminta Man S9 buat nunggu. 


Man So duduk kemudian melihat sekitarnya. Orang-orang pada melihatnya dengan tatapan aneh. Man So memutuskan untuk berjalan dan melihat lebih banyak lagi. Ia melihat seseorang yang duduk di kursi roda yang bisa berjalan sendiri. 


Ha Da selesai menemui dokter dan kembali lagi pada Man So. Seorang dokter mendatangi dokter yang tadi bicara sama Ha Da. Ia menanyakan apakah Man So telah diperiksa? Dokter itu memberitahu kalo Man So menderitahipotermia parah. Walau hanya terkejut sedikit aja, dia bisa mengalami Koma. 


Man So udah sampai di luar rumah sakit. Ia melihat gedung-gedung tinggi dan heran. Ia berjalan. Nggak lama kemudian Ha Da keluar dari rumah sakit dan memanggil-manggil Man So. Tapi  ia nggak menemukan Man So dimanapun. Ha Da bingung dengan apa yang akan ia lakukan dengan buku milik Man So. 


Man So berjalan bersama orang yang berlalu lalang. Ia masih bingung dengan segalanya. Orang-orang dan bangunan yang terasa asing baginya. Man So terus berjalan sampai di jalan raya.


Ha Da bekerja di bank. Hari itu ia melayani nasabah seperti biasa. Man So sendiri tengah berdiri di depan hotel Kukdo. Man So melanjutkan langkahnya dan tercengang saat melihat monumen bekas lokasi Teater Kokdo. Man So masih nggak percaya kalo ini tahun 2016. Ia menghapus air matanya dan masuk dan bertanya pada petugas. Petugas memberitahunya kalo teater udah dihancurkan 20 tahun yang lalu. Mereka semua udah berhenti lama sekali. Man So menanyakan kontak mereka namun sayang petugas nggak mengetahuinya. Man So keluar dari hotel. Ia shock mendengar kenyataan barusan. Dadanya terasa sesak dan ia hanya bisa bersandar diantara orang yang sedang berlalu lalang. 


Di rumahnya, Ha Da sedang mencari sesuatu. Adiknya, Jang Cha Da, yang sedang menuruni tangga bertanya apa yang sedang Ha Da cari. Ha Da sedang mencari barang-barang untuk ditaruh di rumah sakit. Mereka mengatakan bahwa ayahnya bisa mendapatkan ingatannya kembali dari barang-barang lamanya. Cha Da menghampirinya. Berniat membantu. 


Ha Da menemukan sketsa ibunya. Ia memperlihatkannya pada Cha Da. Cha Da mengambilnya dan memperhatikan wajah kakaknya. Cha Da merasa kakaknya mirip dengan ibu. Ha Da melihat tanda tangan yang ada di pojok bawah. 


Ha Da masuk ke kamarnya dan mengambil buku sketsa milik Man So. Ha Da melihat persamaan dari tanda tangan yang ada di bawah lukisan ibunya dan yang ada di buku sketsa Man So. Sama.


Man So berjalan seorang diri di jalan rumah Shin Yeong. Sebuah mobil melintas dan hal itu mengingatkannya dengan mobil yang membawa Shin Yeong ke rumah sakit dulu. Man So berlari dan berdiri di bawah jendela kamar Shin Yeong seperti saat dulu. Ya, itu memang rumah Shin Yeong. 


Man So memencet bel. Seseorang bertanya siapa itu. Ha Da membuka pintu pagar. Baik Man So dan Ha Da sama-sama kaget saat bertemu kembali. Ha Da langsung menutup pintunya kembali sambil bertanya-tanya apa ini. Ha Da membuka pintunya kembali dan bertanya apakah Man So mengikutinya? Jangan, jangan...  Man So nanya kenapa Ha Da keluar dari sana? Ha Da mengatakan kalo itu rumahnya. Tapi Man So berkata kalo itu rumah Shin Yeong. Ha Da nanya siapa? Man So menjelaskan kalo namanya Yoo Shin Yeong. Dia dulu tinggal dirumah itu. Apa Ha Da mengenalnya? Ha Da mengatakan nggak kenal. Man So makin bingung karena ia harus menemukan Shin Yeong. Ha Da bertanya siapa orang itu. Man So menjawab orang yang harus ia temui. Orang yang ia cintai. Ha Da tertegun. Gimanapun, nggak ada orang itu disini. Ha Da nyuruh Man So untuk pergi. Man So bilang tunggu dulu. Ia memanggil Ha Da.


Ha Da masuk kembali kerumahnya. Ia sangat heran dengan apa yang dikatakan Man So barusan. Ha Da mengambil kertas yang ia temukan tadi. Pemilik rumah itu berumur 60 tahun dan apa yang dikatakan Man So barusan nggak masuk akal. Akan mudah dipercaya kalo Man So kesana untuk mengambil uang. Ha Da yakin Man So hanya asal bicara aja. Cha Da menuruni tanggadengan terburu-buru. Ha Da bertanya dia mau kemana? Cha Da nggak bilang mau kemana. Dia hanya bilang dia akan segera kembali. Ha Da masih bertanya adiknya mau kemana jam segini? Ha Da mengikuti Cha Da sampai keluar. Ia nanya Cha Da mau kemana? Cha Da nyuruh Ha Da bilang sama ayah bahwa ia ada janji yang harus ia temui. Cha Da membuka pintu pagar. Ha Da mengatakan kalo orang itu diluar... Cha Da tanya siapa? Cha Da nggak melihat siapa-siapa di luar. Ha Da senang Man So udah pergi. Cha Da nanya siapa yang kakaknya maksud. Bukan siapa-siapa. Ha Da nyuruh adiknya pergi dan berhati-hati. 


Rupanya Man So bersembunyi di belakang sebuah sepeda motor. Ia langsung berdiri begitu Cha Da pergi. Ha Da sampai terjatuh saking kagetnya. Ia memarahi Man So. Seharusnya Man So bilang kalo dia ada disana. Man So kedinginan. Ia terus menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. Ha Da bertanya apa dia sakit? Man So bilang enggak. Dia cuman nggak punya uang buat bayar denda bepergian di malam hari. Ha Da bengong, nggak ngerti sama apa yang diomongin sama Man So. Man So memperjelas kalo sebentar lagi jam malam. Ha Da makin nggak ngerti lagi


Ha Da mengajak Man So masuk. Ia memberinya selimut. Man So kedinginan. Ha Da mengukur suhu tubuh Man So menggunakan termometer. 27 derajat? Ha Da mengira alat itu rusak. Padahal ia baru membelinya. Ha Da meletakkannya dan menuang air kedalam gelas. Jadi Man So mengatakan bahwa wanita di catatannya adalah pemilik rumahnya? Dan wanita itu juga cinta pertamanya? Man So membenarkan. Ha Da menanyakan umur Man So. Man So mengatakan kalo 37 tahun yang lalu ia berumur 27 tahun, jadi sekarang umurnya 64 tahun. Ha Da tertawa nggak percaya. Apa Man So itu manusia beku? Ah! 


Ha Da membuka kulkasnya dan mengambil daging. Ia menunjukkannya pada Man So. Man So beku seperti itu selama 37 tahun? Man So yang menggigil mengatakan kalo Ha Da nggak akan ngerti. Ia sendiri saja masih belum mempercayainya. Ha Da mengembalikan daging itu ke kulkas. Nggak ada yang harus ia mengerti. Ha Da bertanya apakah Man So mengenal ibunya? Jang Yeong Ja. Man So meminum minumannya. Nggak, jawabnya. 


Ha Da duduk dihadapan Man So. Ia bertanya apa Man So melukis supaya bisa hidup di airport atau yang lainnya? Man So menjawab, demi harga diri dari pelukis plang teater, Man So nggak akan melakukan hal seperti itu untuk mencari uang. Kalo gitu Ha Da melarangnya menerima uangnya dan meminta Man So melukis untuknya. Ha Da akan membantu Man So mencari pemilik rumah ini ....jadi Ha Da minta tolong pada Man Sobuntuk melukis gambarnya. 


Ha Da menelpon Cha Da dan menanyakan lukisan ibunya. Cha Da rupanya telah membawanya untuk diletakkan di kamar ayahnya di rumah sakit. Ya sudah kalo gitu. 


Man So masuk ke sebuah kamar. Di dinding atas ada banyak piagam dan ada pula fotonya Ha Da. Ha Da masuk dan memberikan buku sketsa milik Man So serta kontak informasinya Yoo Shin Yeoung. Karena sekarang udah malam, Ha Da nyuruh Man So untuk mencoba menelponnya besok. Man So mengiyakan. Dan juga, Ha Da akan memberikan lukisannya nanti. Ha Da minta Man So untuk menggambarkan hal-hal yang terjadi di tahun 70-an. Man So mengangguk. Ia yakin ia bisa. Ha Da berbalik akan keluar tapi Man So memanggilnya. Man So berterima kasih. Ha Da menjelaskan kalo semua ini karena ayahnya. Ha Da mengangguk memberi hormat. Ia berbalik lagi tapi ia ingat sesuatu sehingga kembali menghadap Man So lagi. Ngomong-ngomong tentang manusia beku, Ha Da melarang Man So bercanda seperti itu dumanapun. Man So jadi tampak... Ha Da menaruh jari telunjuknya di kepala untuk menjelaskannya. Man So mengatakan kalo dia nggak bercanda. Ia memang berada di dalam balok es yang besar. Jantungnya beku dan Shin Yeong selamat. Ha Da memandang Man So seolah nggak percaya. Oh...begitukah? Ya, Ha Da nyuruh Man So buat istirahat. Ia yakin jantungnya dingin. Man So mengiyakan dan berterima kasih pada Ha Da. Ia membungkuk memberi salam. Semoga  Ha Da tidurnya nyenyak. Man So memandang nomor kontak Shin Yeong sambil tersenyum.


Ha Da berjalan meninggalkan kamar Man So. Ia bertanya-tanya apakah Man So gila karena cinta? Atau jangan-jangan Man So punya penyakit dementia? Ha Da menggeleng. Man So itu seperti gundukan es. Benar, karena dia berasal dari es. Bing Goo. 
Man So duduk dilantai sambil bersandar pada tempat tidur. Ia membuka kembali buku sketsanya. Itu semua adalah lukisan wajah Shin Yeoung. 


Man So sedang duduk bersama dengan Shin Yeoung. Ia tampak sangat cantik memakai gaun warna kuning. Tiba-tiba Shin Yeoung bangkit dan berjalan pergi. Man So memanggilnya tapi shin Yeoung nggak peduli. Man So bangkit mau mengejarnya, tapi baru aja melangkah tiba-tiba kakinya membeku. Kakinya diselimuti es dan pelan-pelan es itu terus naik menuju tubuhnya. Man So mengulurkan tangannya seolah ingin menahan ShinYeoung tapi tangannya juga tertutup es. Es itu telah menutupi tubuh Man So dan terus naik hingga ke wajahnya. 


Man So terbangun dari mimpi buruknya. 
Ha Da menyambut adiknya yang hari ini pulang lebih cepat, sangat pagi sekali. Cha Da bilang ia pergi dengan teman-temannya. Ha Da mengatakan kalo Cha Da itu pekerja layanan publik yang malas sekali. Cha Da meralat. Ia bukan pekerja layanan publik tapi seorang tentara yang bekerja di layanan publik. Ha Da menanyakan apa yang membuat Cha Da santai begitu? Cha Da berjalan kekamarnya. Ha Da menyarankan sebelum ia kembali ke Universitas, gimana kalo dia mencoba belajar untuk persiapan test TOEIC? Cha Da heran ada sepatu pria selain punyanya. Ia mengambil sepatu itu dan bertanya pada noona-nya apa ia punya pacar? Ha Da yang lagi minum sampai menyembur saking terkejutnya denger pertanyaan adiknya. Cha Da malah tambah kaget lagi saat melihat Man So keluar dari kamar ayahnya sambil nanyain apa tidurnya Ha Da nyenyak? Mereka bertiga sama-sama kaget. Ha Da kaget denger pertanyaan adiknya, Cha Da kaget lihat Man So dan Man So kaget lihat Cha Da. Hadeuh.. 


Ha Da menemani Man So mencari Shin Yeong. Dalam perjalanan, Ha Da menjelaskan kalo ia bilang pada adiknya kalo Man So adalah seorang kenalan teman. Ha Da melarang Man So bicara tentang es atau 37 tahun yang lalu. Man So mengatakan kalo itu benar. Apa!? Ia dan Ha Da memang kenalan lewat Shin Yeoung. Ha Da menatap Man So sambil geleng-geleng. Ia berhenti berjalan dan bertanya kenapa Man So terus mengikutinya? Man So mengingatkan kalo Ha Da udah janji untuk membantunya menemukan Shin Yeoung.


 Ha Da memberikan ponselnya pada Man So. Man So terdiam. Ha Da mengira Man So pasti nggak tahu karena ia udah tua. Ha Da menelpon nomor Shin Yeoung. Belum juga diangkat, tapi Man So udah nanya apa dia jawab? Dia bilang apa? Sebenarnya telponnya nggak tersambung. Operator mengatakan kalo nomornya nggak bisa dihubungi. Man So merebut ponsel Ha Da. Ia mau mencoba. Ia berbicara dengan ponsel dan  memanggil Shin Yeoung. Operator memintanya menekan satu untuk mengulangi...silakan tinggalkan pesan. Man So menanyakan pesan apa ? Tekan apa? Ha Da tersenyum melihat tingkah Man So. Itu pembicaraan yang aneh.


Ha Da merebut ponselnya kembali. Ia meninggalkan pesan, mengatakan kalo ia putrinya Jang Eun suk. Ia baru pindah ke rumah. Setelah mendengar pesannya, Ha Da minta di telpon balik. Ha Da menutup telponnya. Ia mau memberikannya pada Man So tapi akhirnya ia memilih meninggaljannya saja. Man So mengikutinya sambil berkata kalo itu aneh. Benar-benar aneh. Itu berbeda. 


Man So terus mengikuti Ha Da seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Mereka sampai di halte bus. Nggak lama bus datang. Orang-orang pada naik, nggak terkecuali Ha Da dan Man So. Ha Da sudah selesai membayar tapi Man So kebingungan. Ia nggak punya kartu seperti yang dimiliki Ha Da. Ia mengambil selembar uang kertas. Sopir memintanya jangan bercanda dan berikan uangnya. Sopir nyuruh Man So cepetan karena di belakangnya masih ada orang. Wanita yang ada dibelakang Man So mendahuluinya. Ha Da kembali dan membayar untuk Man So. 


Ha Da memarahi Man So. Mereka juga sibuk. Man So mengatakan kalo itu pasti yang namanya token. Itu juga bisa mengeluarakan bunyi. Ha Da mengiyakan. Itu adalah token 1.30 dollar. Man So terkejut. 1.30 dollar? Ongkos Bus-nya? Walaupun semangkuk mie 30 sen, semangkuk sup 80 sen, dan sebungkus ramen 60 sen? Ha Da tersenyum. Ia tahu. Ia yang membayar semahal itu. Tiba-tiba bus mengerem mendadak. Ha Da hampir jatuh. Man So menanyakan apa Ha Da nggak apa-apa? Ha bilang iya. Man so mengatakan bahkan di jamannya, inflasi adalah masalah besar. Walaupun banyak hal yang berubah, inflasi tetap sama, terus naik. Man So menanyakan presiden sekarang. Di jaman Man So waktu itu adalah Presiden Park. Ha Da mengatakan kalo sekarang ini juga masih Presiden Park. Man So terkejut. Benarkah? Lalu apakah orang itu menjadi gundukan es juga? Orang yang ada disebelah Man So menatapnya dengan keheranan. Ha Da menunduk saking malunya. Man So melongok keluar. Ia kagum melihat gedung-gedung tinggi.


Ha Da sedang bekerja. Temannya mengatakan kalo seorang pria terus menerus memelototi Ha Da dari tadi. Ha Da melihat Man So. Man So melambaikan tangannya. Ha Da mengacuhkannya dan tetap vokus melayani nasabah. Teman Ha Da menyuruhnya melihat rambut Man So. Dan bajunya juga. Temannya Ha Da makin histeris saat Man So bangkit dan berjalan nenghampiri Ha Da. Ha Da berbisik melarang Man So kearahnya. 


Man So mengeluarkan uangnya dan duduk di kursi nasabah.Bahkan jaman dahulu, uang dari masa Joseon, dijual dengan harga tinggi. Bukankah Man So bisa menukar uangnya dengan mata uang saat ini? Ha Da membenarkan. Man So bisa menggunakannya. Ha Da mengambil satu koin dari laci mejanya dan memberikannya pada Man So. Man So masih menunggu apa lagi yang akan di berikan Ha Da. Tapi rupanya yang didapat Man So hanya uang koin itu saja. Man So heran, itu aja? Hal-hal lain udah naik harganya tapi itu saja yang ia dapatkan dari menukar mata uang lama? Ha Da mengatakan kalo itu peraturan mereka. Man So kecewa. Ia memejamkan matanya. Ha Da menatapnya iba. Ia kemudian mengambil dompetnya dan memberikan sebuah kartu kredit pada Man So. Ia ngadih tahu Man So kalo itu adalah mata uang 2016. Ha Da nyuruh Man So untuk pergi dan menemui cinta pertamanya, pelanggan. Ha Da menunjukkan pintu keluar pada Man So. Dengan berat hati Man So mengambil kembali uangnya dan kartu kredit dari Ha Da. Man So bangkit hendak pergi. Ha Da meledeknya, pelanggan nomor 120, Man So menoleh pada Ha Da. Ha Da cuman melambai. 


Temannya Ha Da menanyakan siapa Man So? Ha Da memberitahu kalo namanya Bing Goo. Artinya gundukan es. Dia adalah orang yang beku pada tahun 1979. Rekan Ha Da tertawa mendengarnya. Apa dia Dooley atau apa? Ha Da hanya mengangguk. 


Man So berjalan mencari alamat. Ha Da sudah hampir selesai bekerja. Rekannya mengeluh sangat lelah, lelah sekali. Ia nanya pada Ha Da apa mereka masih memiliki banyak hal yang harus diselesaikan? Ha Da mengatakan kalo ketua memintanya untuk membuat dokumen tentang perbedaan margin tabungan. Rekannya merasa ketua Yang sepertinya selalu membuat orang lain melakukan pekerjaannya. Ha Da tertawa. Rekannya berpesan agar suatu hari Ha Da harus menolaknya. Ha Da bertanya apa ada caravlain ketika Ha Da udah menandatangani kontrak? Rekannya merasa apa yang dikatakan Ha Da ada benarnya. Ia menyarankan agar Ha Da pelan-pelan saja mengerjakannya. Jangan sampai Ha Da jatuh sakit. Temannya pamit akan pulang. Ha Da berpesan agar berhati-hati. Setelah rekannya pergi, Ha Da mengambil beberapa buku tabungannya dari laci meja. Ha Da lalu melihat kalender. Ia mendesah resah. 


Man So menemukan alamat Shin Yeong. Tapi rupanya Shin Yeong nggak tinggal dirumah itu lagi. Menurut penghuni yang baru, ia pindah kerumah itu enam bulan yang lalu. Orang itu malah nyuruh Man So untuk membelinya kalo itu mengingatkannya pada masa lalu. 


Man So terus berjalan sampai di dekat penjual barang-barang kuno. Man So tertarik melihat benda-benda itu. Apalagi penjualnya memintanya membeli satu. Man So mendekat. Ia memegang benda-benda itu. Itu persis sekali dengan yang ada ditahun 1979. Penjual itu mengambil kembali gagang telpon dari tangan Man So. Man So tahu Korea akan berkembang sangat baik sejak saat Korea mencapai target untuk mendapatkan jumlah transaksi jual beli hingga $100. Penjual menghampiri Man So. Ia mengatakan kalo Man So pasti terkagum-kagum. Man So menanyakan harganya. $125.50. Man So mengambil uangnya, ia hanya punya 50 sen. Man So mengambil yang lain dan menanyakan harganya. $12.50. 


Ha Da datang dan melihat Man So. Penjual mengatakan kalo semua barangnya mahal karena mereka barang-barang kuno. Barang-barang itu barang antik. Nggak ada yang bisa Man So beli dengan 50 sen. Penjual itu dengan kasar menyuruh Man So pergi. Ia mendorong Man So hingga hampir jatuh. Ha Da menghampirinya dan menolongnya. Ha Da mengangkap Man So yang hampir jatuh. Ia bertanya apa Man So baik-baik aja? Habis itu Ha Da memanggil ahjussi penjual barang antik. Ia memarahinya. Kenapa ia mendorong orang lain? 


Penjual itu marah. Ia baru berusia 22 tahun, gimana bisa Ha Da memanggilnya ahjussi? Gantian ia panggil Ha Da dengan sebutan ahjumma. Ia nyuruh Ha Da ngurus pacarnya dengan baik. Kalo nggak stabil mental, maka sebaiknya dia nggak keluar rumah. Ha Da marah. Apa? Ia nanya siapa yang penjual panggil nggak stabil secara mental? Bahkan kalo dia emang gitu, kenapa dia nggak boleh keluar rumah? Man So mencoba menahan Ha Da dengan mengatakan kalo itu salahnya. Ha Da nyuruh Man So diem aja. Dia melihat semuanya dari sana. Emangnya Man So berbuat salah apa? Ha Da lihat ahjussi itu berbicara kasar padanya. Ahjussi itu marah dan melarang Ha Da memanggilnya ahjussi. Dia itu baru berusia 22 tahun. Ha Da masih memanggilnya ahjussi. Seharusnya dia nggak menjual barang-barang itu. Man So menarik Ha Da agar menyingkir dan nggak membuat keributan. 


Ha Da membawa Man So ke minimarket. Ha Da memberikan sekaleng minuman pada Man So. Ia memesankan Man So sesuatu yang hangat. Man So mengatakan kalo badannya sedikitpun nggak dingin. Apakah itu karena ia baru saja lumer? Canda Man So sambil tertawa. Ha Da mengatakan kalo Man So sama sekali nggak lucu. Apa Man So akan terus membuat lelucon? Man So sungguh terlihat seperti gundukan es. Man So bertanya-tanya, ia mengatakan kalo ini 2016, maka ia adalah antik. Jika orang memanggil barang jaman dulu antik, maka ia juga antik. Man So masih dalam keadaan yang sama sejak 37 tahun lalu. Ha Da memberitahu kalo nggak semua hal menjadi antik ketika bertambah tua.  Man So nanya lalu antik itu apa? Ha Da menciba menjelaskan antik itu, .... Pokoknya man So nggak antik. Go Man So. Man So mirip dengannya dalam hal itu. 


Man So hendak membuka minumannya tapi nggak bisa. Ha Da merebutnya dan membukanya untuk Man So. Man So berterima kasih. Ha Da berbalik hendak melanjutkan pekerjaannya tapi ucapan Man So menghentikannya. Man So mengatakan kalo ucapan pria tadi mungkin ada benarnya. Ini 2017, Go Man So hanya orang bod*h. Dunia menjadi lebih baik tapi ia masih sama saja. Tanpa Ha Da, ia mungkin nggak akan bisa membayar tarif bus, atau membuka kaleng tadi. Hal yang Man So tahu hanya gimana caranya menggambar...tapi semua itu nggak berguna sekarang. Man So merasa hanya mengganggu Ha Da setiap hari. Man So meminta maaf. Ha Da mengatakan kalo Man So berguna. Man So pintar menggambar, kan? Ha Da meminta Man So menggambarnya. Man So harus menggambarnya dengan photoshop, oke? Man So menanyakan potoshop? Ha Da menjelaskan agar Man So menggambar dirinya agar terlihat cantik. Dibandingkan menggambar apa adanya, buat Ha Da terlihat lebih cantik, kata Ha Da sambil memegang pipinya. Man So berjanji akan menggambar Ha Da apa adanya. Ah, Ha Da kecewa mendengarnya. Man So mengatakan karena Ha Da udah cantik, ia akan menggambarnya apa adanya. Ha Da tersenyum. 


Seorang pembeli masuk. Ha Da buru-buru kembali ketempatnya dan mengucapkan selamat datang. Pria itu ingin membeli rokok. Ha Da menanyakan rokok mana yang ia inginkan? Pria itu sepertinya mabuk. Ia mengatakan kesana beberapa waktu yang lalu dan Ha Da nggak mengingatnya? Selalu ada alasan mengapa orang-orang bekerja di minimarket. Ha Da terlihat agak sedih. Ia lalu mengambil sebungkus rokok dan memberikannya pada pria itu. Totalnya $4.5. Setelah membayar, pria itupun pergi. Ha Da berterima kasih dan memintanya datang lagi. 


Ha Da melihat uang itu dan memegangnya. Tiba-tiba ia menangis. Man So mengambil saputangannya dan memberikannya pada Ha Da. Ha Da menggunakannya untuk menyeka air matanyanya. Man So memintanya diam disana. Ha Da mengatakan kalo masih ada banyak hal yang harus dia lakukan. Sebentar aja nggak apa-apa. 


Ha Da menuruti Man So. Ia tetap diam di tempatnya. Man So memberikan lukisan sketsanya. Ha Da saat sedang bersedih. Ha Da mengambilnya dan mengamatinya. Man So menanyakan apakah tampak biasa aja? Ha Da hanya menjawab kalo Man So orang yang baik. Ha Da berterima kasih dantersenyum menatap Man So. 


Ha Da dan Man So dalam perjalanan pulang. Ha Da memberitahu saat mereka menyalakan kembang api disana, akan terlihat sangat cantik. Karena Ha Da bekerja hingga larut malam setiap hari, ia nggak bisa meluhatnya. Man So bertanya apa Ha Da bekerja seperti itu setiap hari? Ha Da bekerja di bank lalu di toko? Lalu Ha Da tidur, bangun, lalu langsung pergi kerja? Ha Da hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Man So. Setelah lulus universitas, Ha Da harus mendedikasikan seluruh waktunya untuk bekerja. Man So nyuruh Ha Da tunggu dulu. Ia menggaris bawahi Ha Da udah lulus kuliah? Ha Da tertawa. Ia mengiyakan. Ia udah lulus kuliah. Dulu saat lulus kuliah, jika Ha Da lulus kuliah, maka Ha Da akan mendapat pekerjaan yang baik dan hidup enak. Man So merasa sepertinya dunia ini nggak menjadi lebih baik. Ya, gitu deh! 


Man So ngasih tahu Ha Da kalo dulu itu semua adalah jalan. Sebelum ini, orang-orang tinggal disana. Dulu ada minimarket juga. Oh, gitu? Ha Da menanyakan apa Man So juga tinggal disana? Man So menjawab enggak. Ia dulu tinggal di rumah bosnya di Chung Soo Gol. Sesekali Man So tidur di teater juga. Oh, gitu? Ha Da lalu nanyain apa yang akan Man So lakukan kalo dia ketemu sama Shin Yeoung? Kalo semua yang dibilang Man So benar, tidakkah hal itu akan membuat masalah menjadi lebih besar? Man So tanya kenapa? Ha Da mengatakan kalo Shin Yeoung bukan orang yang sama dengan Shin Yeoung 37 tahun lalu. 37 tahun udah berlalu, kan? Man So menghentikan langkahnya. Ia nggak memikirkan tentang hal itu sebelumnya. Ha Da bertanya apa Man So baik-baik aja? Man So! Man So mengatakan kalo dia baik-baik aja. Man So tersenyum sambil berkata kalo fakta bahwa mereka saling mencintai dulu, nggak menghilang. Ha Da terkesima dengan jawaban dari Man So hingga nggak sadar menjatuhkan tasnya sampai seluruh isinya tumpah. Man So membantunya membereskan. Tapi tiba-tiba kepala mereka jadi terbentur dan seketika lampu menyala. Man So memegang sketsa wajah Ha Da. Man So ingat kenapa ia ketemu dengan Ha Da. 

Bersambung...

Komentar:
Tersesat di dunia yang sama sekali nggak Man So kenal pasti membuatnya bingung. Untung ada Ha Da yang bisa selalu membantunya. Sepertinya Man So masih belum tahu kalo Ha Da adalah anak dari Eun Suk dan Yong sil. 

1 komentar


EmoticonEmoticon