1/23/2018

SINOPSIS Jugglers Episode 14 PART 2

SINOPSIS Jugglers Episode 14 BAGIAN 2


Penulis Sinopsis: Cyntia
All images credit and content copyright: KBS2
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Jugglers Episode 14 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Jugglers Episode 14 Part 3

Hwangbo mengadakan rapat bersama timnya. Jung Ae diam saja, padahal mereka sedang membahas ide miliknya. Jung Ae lalu mulai menjelaskan dengan sangat gugup.


“Lebih keras. Aku tidak mendengarnya,” kata Hwangbo dingin. “Kau tidak mempresentasikan idemu sendiri?” Semua pegawai terdiam. Jung Ae memulai kembali penjelasannya, tapi ia bahkan lebih gugup dibanding sebelumnya.


Hwangbo berkata bahwa ide Jung Ae terlalu biasa dan ketinggalan zaman. Semuawa pegawai saling melihat satu sama lain.


Yoon Yi mulai membereskan barang-barangnya.


Chi Won memperhatikan Yoon Yi dari ruangannya. Ia lalu menatap pot-pot kaktus Yoon Yi yang ada di ruangannya, pensil-pensil yang biasanya diraut Yoon Yi, gelas dengan tulisan Yoon Yi. Tapi perlahan semua itu seperti menghilang.


Chi Won hanya bisa terdiam dan merasa sedih sendirian. Ia memikirkan Yoon Yi, tapi di sisi lain ia juga mengkhawatirkan para pegawai di departemennya. Chi Won lalu memanggil Yoon Yi masuk.


Yoon Yi: “Anda memanggilku?”
Chi Won: “Ayo kita berkencan malam ini.”


Mereka berjalan sambil bergandengan tangan dan terlihat senang. Yoon Yi melihat sepasang kekasih memakan es krim. Yoon Yi lalu membeli es krim dan memberikan satu untuk Chi Won.


Yoon Yi: “Boleh aku coba es krimmu?”
Chi Won: “Makanlah semuanya. Ini terlalu dingin.”
Yoon Yi: “Tidak, segigit saja.”
Chi Won: “Ambillah semuanya.”
Yoon Yi: “Lupakan saja, tidak usah.”


Yoon Yi kecewa dan berjalan lebih dulu. Chi Won sepertinya menyadari kesalahannya. Ia mengejar Yoon Yi, lalu langsung memakan es krim Yoon Yi. Setelah itu, ia menawarkan es krimnya pada Yoon Yi. Dengan senang hati, Yoon Yi mencicipinya. Ah,, Chi Won manis bangeet..


Chi Won tiba-tiba berkata perutnya sakit karena makan es krim tadi. Yoon Yi tampak khawatir. Chi Won lalu pamit pergi ke toilet dan menyuruh Yoon Yi melihat-lihat saja dulu.


Untuk mengambil hati para pegawai departemen video, Tuan Jo mentraktir mereka di sebuah restoran yang cukup mewah. Ia meminta para pegawai duduk lebih dekat dnegannya dan mengatakan bahwa dia adalah orang yang baik.


Tuan Jo mengatakan bahwa ia akan menuangkan minuman berdasarkan urutan usia, dan berarti yang pertama menerimanya adalah Gong Yoo. Tuan Jo mengungkit bahwa pasti sulit bagi Gong Yoo untuk mengirim dollar kepada anak-anaknya. Gong Yoo sangat terkejut karena Tuan Jo mengetahuinya.


Bo Na memberiikan informasi tentang Gong Yoo: “Sudah bekerja selama 15 tahun di YB. Julukannya senapan, tapi tidak pernah memegang senapan dan selalu menyalahkan orang lain. Keluarganya tinggall di luar negeri.” Tuan Jo menyebutnya seperti seorang pelawak.


Tuan Jo berusaha menghafalnya data-datanya.


“Moon Soon Young sudah bekerja selama 9 tahun. Dia ibu pekerja yang membesarkan 2 anak kembar.”


Sambil menuangkan minuman untuk Soon Young, Tuan Jo mengungkapkan keprihatinannya pada Soo Young yang pasti sulit karena harus bekerja sambil membesarkan anak. Ia menyebutnya wanita super.


“Jika departemen video dan perencanaan iklan bergabung, kita akan menjadi departemen video iklan. Hei, Gong Yoo, kau harus menjadi pimpinan barunya bukan?” tanya Tuan Jo. Ia bahkan berkoar kalau dia yang akan jadi wakil presdirnya nanti.


Tuan Jo: “Direktur Gong!”
Gong Yoo: “Direktur? Aku akan mengabdikan segalanya dan bekerja seperti anjing.”
Tuan Park: “Maksud Anda, departemen kami tidak akan dihapus bukan?”
Tuan Jo: “Tentu saja tidak. Kalian sangat berharga. Jadi mari kita bekerja sama.”


Pegawai departemen video terlihat sangat senang, mereka bahkan bersulang bersama Tuan Jo.


Yoon Yi dan Chi Won sudah sampai di depan rumah. Yoon Yi bilang ia tidak mau berpamitan. Chi Won lalu menengadahkan tangannya. Dengan malu-malu, Yoon Yi meletakkan tangannya di atas tangan Chi Won, dan Chi Won pun balas menggenggamnya. Tapi Chi berkata, “Tidak. Kunciku.” Senyum Yoon Yi sirna.


Mereka berdua naik ke lantai atas. Chi Won lalu menyuruh Yoon Yi duduk di pinggir ranjang. Ia membuka tas bingkisan yang sejak tadi dibawanya.


Ia memakaikan sepasang sepatu baru untuk Yoon Yi. Yoon Yi terharu.


Chi Won: “Bagaimana? Kau suka?”
Yoon Yi: “Jadi, karena ini kau begitu lama di toilet tadi?”
Chi Won: “Nyaman? Aku menanyakan ukuran kakimu pada temanmu di cafe.”
Yoon Yi: “Saat kau memberikan sepatu untuk wanita, itu berarti kamu mau dia pergi. Kamu menyuruhku untuk meninggalkanmu selamanya?”


“Saat kau kembali menjadi asistenku, pakailah ini, dan berlarikan kepadaku,” pinta Chi Won. “Aku akan menunggumu.”


Yoon Yi mengambil sapu tangan dan mengusap air matanya. Yoon Yi bilang sudah sejak tadi ia berusaha agar tidak menangis. Chi Won kemudian berdiri.


Chi Won: “Kau mau tahu satu rahasia? Itu saputanganku.”
Yoon Yi: “Apa?”
Flashback..


Saat melihat Yoon Yi kesal di tangga darurat, Chi Won dengan sengaja menjatuhkan sapu tangannya.


Yoon Yi menatap saputangan itu. “Jadi, ini... Pantas saja.”


Chi Won memegang bahu Yoon Yi dan berpesan agar Yoon Yi tidak menangis lagi, jadi dia tidak boleh menggunakan saputangan itu untuk mengelap ingus. “Itu mahal,” kata Chi Won yang membuat Yoon Yi tersenyum.


“Aku akan memakai sepatu itu dan kembali kepadamu. Terima kasih,” ucap Yoon Yi. Mereka kemudian saling berpelukan.


Dalam keadaan setengah mabuk, Tuan Jo kembali dari toilet menuju ruang makan. Tapi ia tidak menemukan satu orangpun disana. Seorang pelayan datang dan memberikan titipan dari para pegawai untuk Tuan Jo.


“5 suap hidangan laut, 3 udang, 32 dollar.”


“12 potong daging, 4 minuman, 16 dollar.”


“12 suap hidangan laut, 3 minuman, 30 dollar.”


“Diet, hanya minum air, 0 dollar.”


“1 udang cabai, 6 sendok sup, 41 dollar.”


“5 potong daging, 2 suap hidangan laut, 11 dollar.”


Itulah isi catatan yang diterima oleh Tuan Jo. Mereka juga sudah meletakkan uangnya disana, jadi Tuan Jo hanya perlu membayar yang dia makan saja.


“Tambahan: Kami tidak meminum apapun dengan gratis, kecuali Pak Nam yang membelikannya.” Tuan Jo sangat shock, apalagi ketika isi dari plastik kresek itu adalah uang receh.


“Beraninya kalian, departemen video!” teriak Tuan Jo kesal. “Dasar tahu busuk!”


Di luar restoran, para pegawai memuji diri mereka yang terlihat keren.


Jung Ae masih di kantor karena Hwangbo memintanya mengerjakan beberapa dokumen yang harus selesai malam itu juga. Walau Hwangbo berubah kejam lagi, Jung Ae diminta berjanji agar tidak berhenti bekerja. Dia hanya tersenyum dan mengucapkan selamat malam.


Hwangbo yang kecewa menatap boneka kesayangannya. “Apa? Kenapa? Bukan aku yang jahat. Nona Wang dulu yang berbohong padaku. Ia lalu memukul bonekanya.


Haha.. Chi Won datang dengan mengenakan pakaian yang sama dan bertanya apakah depresi Hwangbo semakin parah, sampai ia berbicara dengan boneka.


Hwangbo menatap bonekanya. Kedua pria itu lalu minum bersama


Chi Won: “Harusnya aku tidak membelikannya sepatu. Bagaimana jika dia tidak kembali?”
Hwangbo: “Setidaknya aku harus memberinya makan. Tidak baik membuat orang kelaparan.”
Chi Won: “Siapa yang tidak kau beri makan?”
Hwangbo: “Untuk siapa kau membeli sepatu?”


Chi Won bilang dialah yang bertanya lebih dulu. “Nona Wang,” jawab Hwangbo. Chi Won terkejut, ia bertanya apakah orang yang yang dibicarakan Hwangbo kemarin adalah asistennya. “Ya, dia membohongiku.” Chi Won bertanya apakah Hwangbo marah. “Tentu saja. Dia membohongiku. Dia menipuku dengan wajah lugunya yang palsu itu. Sepertinya aku sudah tidak jeli lagi,” jawabnya.


Chi Won: “Apa yang kau rasakan? Rasa kehilangan karena karena rekan kerja atau marah karena dikhianati wanita yang disukai?”
Hwangbo: “Apa? Kupikir rasa kehilangan itu lebih kuat. Tidak. Pengkhianatan itu lebih kuat. Ah tidak. Mungkin keduanya. Masa bodoh.”


Chi Won berkata kalau Hwangbo saja tidak memahami bagaimana perasaannya sendiri, apalagi orang lain. Chi Won lalu meninggalkan Hwangbo.


Jung Ae terlihat keluar kantor dengan berlari. Ia buru-buru menghentikan taksi yang lewat.


Jung Ae ternyata datang ke Kantor Polisi. Mi Ae yang sudah lebih dulua ada disana menjelaskan bahwa Gunwoo ditangkap karena ketahuan mengantarkan barang dengan mengendarai motor.


Jung Ae: “Mengantar barang?! Kenapa?”
Gunwoo: “Aku mau berhenti sekolah dan mencari uang.”
Jung Ae: “Anak nakal!” (Jung Ae menampar Gunwoo)
Mi Ae: “Unnie!”


Jung Ae berteriak  marah dan bertanya siapa yang menyuruh Gunwoo mencari uang. “Kenapa kau terus menyakiti hati ibu?” tanya Jung Ae sambil menangis. “Kenapa kau menyulitkan ibu? Tolong biarkan aku bernapas sebentar saja! Aku tidak tahan lagi!”


Jung Ae lalu berlari keluar dari Kantor Polisi dan tidak mempedulikan panggilan Mi Ae.


Jung Ae berjalan sendirian dengan tertunduk lesu. Ia masih menangis.
Flashback


Ia mengingat saat suaminya dan juga Hwangbo marah padanya.


1 komentar


EmoticonEmoticon