2/17/2018

SINOPSIS Haru ga Kita Episode 5 PART 2


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: MBC
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Haru ga Kita Episode 5 Part 1
DRAMA SELANJUTNYA || SINOPSIS Mystery Queen 2

Ji Won mendorong ibunya yang sedang duduk di kursi roda. Ibu menoleh kebelakang dan meminta agar Ji Won berhenti sebentar. Ibu lalu  mengambil sesuatu yang ia jadikan sebagai kalung. Ia berkata kalo selama Ji Won pasti kedinginan. Rupanya itu adalah sarung tangan Ji Won saat ia kecil. Tanpa itu tangan anak akan jadi mudah pecah. 


Ji Won menerimanya dan menangis. Jo Won beralih di depan ibu. Ia bertanya apa nggak papa kalo dia mengambil itu? Ibu meraih tangan Ji Won dan menggenggamnya. Ia mengelus tangan Ji Won seolah ingin menghangatkannya. 


Ji Won menatap ibunya dan memanggilnya. Ji Won nggak kuat dengan perasaannya sendiri dan akhirnya menangis di pangkuan ibunya. 

Naoko datang ke rumah sakit tempat ibu Ji Won dirawat. Ji Won membawa selimut dan menyelimuti ibunya. Ia melihat kedatangan Naoko. Mereka terdiam di tempat masing-masing.


Ji Won membawa Naoko kepantai. Naoko mengatakan kalo dia sama sekali nggak tahu apa-apa tentang Ji Won. Ji Won mengatakan kalo itu ada disini. Disinilah ibunya membawanya kelaut. Naoko menoleh ke Ji Won. Ji Won bercerita kalo saat itu turun salju. Sejak saat itu ia berpikir kalo dia nggak punya keluarga. Tapi itu nggak benar. Itu hanya udah lepas dari pandangannya. Itu aja. Dari pandangan Ji Won? Tanya Naoko. Ji Won mengiyakan. Sama seperti keluarga Naoko. 


Ji Won mengambil sesuatu dari sakunya. Sarung tangannya saat masih kecil. Setelah ia ketemu dengan keluarga Naoko ia menyadari apa yang harus ia lakukan. Ji Won mengaku ingin memulai arus waktu lagi (mungkin maksudnya ingin memulai lembaran baru). Di tempat ini sendiri. Ji Won lalu melepaskan pandangannya dari laut. Ia tersenyum. Ia punya ibu. Mereka berdua. Ia bilang nggak papa ke Naoko. Ibunya akan segera keluar dari rumah sakit. Saat mereka pulang, ibunya akan membuatkan cutlassfish kesukaannya untuknya. Naoko mendengar keinginan Ji Won dan hampir menangis. Ji Won memandang Naoko dan berterima kasih untuk semuanya. 


Naoko dan Ji Won berjalan berlawanan arah. Tiba-tiba mereka berhenti karena salju pertama turun. Mereka sama-sama menatap langit lalu memejamkan mata. Ji Won teringat akan janjinya sendiri. Setiap kali salju pertama turun, mereka akan selalu bersama. Mereka lalu berbalik dan berlari saling mendekat. 


Naoko sampai di pantai tapi nggak ada Ji Won disana. Ia merasa sedih kemudian melihat ke langit. Naoko berbalik arah dan kembali berjalan. Sesekali ia menghapus air matanya. Tapi kemudian Naoko mendengar sesuatu. Ia berbalik. Ji Won sedang berlari ke arahnya. Senyum Naoko kembali mengembang. Ji Won menatap Naoko dengan nafas terengah-engah. Saat udah mulai tenang, Ji Won pun mendekat dan memeluk Naoko. 

"Aku bahkan nggak bisa bernafas saat ia melingkarkan lengannya di sekitarku. Pada saat itu aku sadar"


Saat itu Naoko kembali teringat pertemuannya dengan Ji Won. Ji Won iri padanya. Pada keluarganya. Ji Won juga mengatakan kalo Naoko telah mengubahnya. Ji Won berterima kasih untuk semuanya. 


Naoko menangis di pelukan Ji Won. 
"Perhatian orang ini. Kesulitan hidup yang telah ia pilih. Dan keteguhannya. Dan itulah sebabnya kami...harus berpisah disini". 


Ji Won melepaskan pelukannya dan Naoko berbalik meninggalkan Ji Won. Naoko menangis. Ji Won juga berbalik dan melangkah berlawanan arah dengan Naoko. Mereka sama-sama patah hati. 


Ibu memakai tomesode-nya sambil berkaca. Ia merasa yakin itu akan dilakukan. Ayah sedang membaca koran. Ibu berputar-putar dan merasa sempurna. Ia lalu melihat foto keluarga bersama Ji Won. Ibu mengambilnya dan berkata bukankah bagus untuk menyambut seseorang kedalam keluarga? Ayah menyahut kalo ia juga merasa begitu. Itu lebih baik dari pada kehilangan seseorang. Tiba-tiba ibu merasa pusing. Ibu jatuh dan pingsan. Ayah dan Junko langsung bangkit menghampiri ibu. Ayah manggil ambulan. Junko mengguncang-guncang tubuh ibu tapi ibu sama sekali nggak bereaksi. 


Ayah, Naoko dan Junko menatap kedepan. Ibu meninggal. 
"Semuanya terjadi dalam sekejab. Itu adalah pendarahan subarachnoid, dan dia nggak pernah sadar lagi. Tomesode yang ia siapkan untuk pernikahanku menjadi pakaian penguburannya"
Junko berkata kalo dia ingin tahu apakah ibu pernah mengalami gejala penyakit sebelumnya? Naoko menyahut kalo ibu mengambil semuanya untuk dirinya sendiri. Dan hanya tahan dengan itu. Apapun yang terjadi, dia tertawa sampai akhir. Ayah memanggil ibu dan mengatakan kalo dia senang. 


Naoko dan Junko menoleh ke ayah seolah nggak percaya dengan apa yang barusan ayah katakan. Ayah senang karena ibu nggak rahu apa yang terjadi pada Naoko. Ibu nggak tahu apa yang terjadi pada Naoko. Ayah senang ibu meninggal dengan perasaan bahagia. Begitulah ibu. 


Ayah menatap foto ibu dan mengajaknya bicara. Ibu nggak pernah bicara. Ibu nggak pernah membicarakan hal-hal penting. Ayah pikir mereka masih punya banyak waktu. Banyak waktu untuk bicara. Banyak waktu untuk menjadi tua bersama. Banyak waktu untuk...banyak... ayah nggak sanggup melanjutkan kata-katanya dan menangis. 


Junko mau berangkat sekolah dan pamit sama foto ibu. Ia memanggil ibu seolah ibu masih hidup. 


Naoko sedang menata sarapan. Junko menghampirinya dan bertanya apakah ada yang bisa dibantu? Naoko minta diambilkan lauk pauk. Junko mengambil lauk yang udah selesai dibuat oleh ayah. Naoko bertanya pada ayah apakah kotak makan siangnya udah siap? Ayah bilang hampir. Ayah membuat tiga kotak makan siang. 


Junko belajar dengan pria pemain basket. Pria itu nanya gimana dengan sukses? Junko menjawab untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pria itu membenarkan. Ia lalu bertanya lagi, menyelesaikan? Junko berpikir...untuk mencapai tujuannya. Pria itu mengiyakan. Lalu gimana dengan memenuhi? Untuk mengakhiri kata Junko. Pria itu bilang Junko sangat mengesankan. Junko senang mendapat pujian. Ia lalu mengambil buku itu dari sang pria. 


Ayah bekerja di jalan. Ia mempersilakan para pemakai jalan untuk melanjutkan perjalanan mereka dan agar mereka memperhatikan langkah mereka. Saat istirahat tiba ayah memakan bekalnya seorang diri. 


Naoko bekerja di toko seperti biasanya. Ia menyapa pelanggannya dengan ramah. Seorang pelanggan meminta bantuan Naoko untuk memilih lagi. Ia suka yang warna merah tapi dia suka bentuk yang biru. Naoko dengan sopan bertanya apakah pelanggan ingin mencobanya? Pelanggan itu senang karena Naoko sangat ramah. 


Naoko pulang setelah bekerja. Ia berjalan seorang diri. Tiba-tiba ia berhenti melangkah dan menatap jauh kedepan. 
"Seseorang mungkin nggak berpisah atau hilang sama sekali"


Naoko duduk dan membaca sebuah buku. Dan mengambil sesuatu. Foto keluarganya saat bersama dengan Ji Won. 

"Selama aku memiliki kenangan mencintai orang itu secara mendalam...dia akan selalu ada di hatiku"
Naoko memandangi foto itu.

"Sama seperti biji bunga yang menahan nafas mereka di bawah tanah sepanjang musim dingin. Mungkin ada saat ketika hatiku membeku karena rasa sakit dan air mata. Tapi kenangan itu akan mendewasakanku. Mereka akan menghangatkanku. Dan mereka akan mendorongku untuk melangkah menuju cahaya"


Naoko meletakkan foto itu kembali ke buku agendanya. Ia bangkit dan melihat sebuah pohon. Naoko tersenyum dan berjalan mendekati pohon itu. Naoko tersenyum. 
"Musim semi telah tiba"


Naoko mendatangi sebuah pameran foto oleh The Photigraphers 'Society. Ia melihat foto keluarganya saat bersama dengan Ji Won disana. 
"Ada reuni tak terduga saat bunga sakura bermekaran"


Naoko berbalik dan melihat Ji Won berdiri di dekatnya sambil menatapnya hangat. Ji Won tersenyum padanya. 


Naoko berjalan bersama Ji Won. Mereka terdiam. Naoko mengatakan adalah baik melihat bahwa Ji Won terlihat sehat. Ji Won melihat Naoko dan berkata Naoko juga. Ji Won bertanya gimana kabar keluarga Naoko? Naoko seperti terkejut dan nggak ngerti musti ngomong apaan ke Ji Won. Ia menatap Ji Won lalu tersenyum dan berkata kalo mereka baik-baik aja. Ji Won ikut tersenyum. Mereka melanjutkan langkah mereka kembali.


Tiba-tiba langkah Ji Won terhenti. Ia menatap Naoko. Ia lalu bilang, baiklah kalo gitu. Naoko mengangguk. Ji Won lalu berbalik dan meninggalkan Naoko. Naoko memandangi kepergian Ji Won. Ia lalu memanggil Ji Won. Ji Won berbalik dan melihat Naoko. Naoko berkata sayonara. Ji Won tersenyum dan berkata sayonara juga. Mereka sama-sama tersenyum lalu berjalan ke arah masing-masing. 

T A M A T

Komentar :
Tamat???
A.... segini aja???
Kok gini???
Aku bertanya-tanya sendiri, kok endingnya gini? Terus gimana kejelasan hubungan mereka? Udah nangis-nangis, ketawa-ketawa, masa endingnya mereka pisah? Nggak jadian?

Duh, protes mulu. Biasa nonton drama Korea sama sinetron Indonesia yang selalu happy ending. Jadi nggak terima sama ending yang kayak gini. Tapi ya udahlah, ya. Tinggal nonton aja. 

Dan terima kasih udah nyimak dari awal sampai akhir. Sampai ketemu di drama selanjutnya ^_^
Dag...dag...!!!!♡♡♡♡♡♡
Comments


EmoticonEmoticon