3/24/2018

SINOPSIS That Man Oh Soo Episode 6 PART 1

SINOPSIS That Man Oh Soo Episode 6 BAGIAN 1


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: OCN
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS That Man Oh Soo Episode 5 Part 4
Yoo Ri menghampiri Oh Soo dan nanya apa Oh Soo...tertarik padanya? Oh Soo tampak terkejut Yoo Ri nanyain itu padanya. Oh Soo memalingkan wajahnya dan melihat Jin Woo yang baru datang. Jin Woo juga menatap Oh Soo. Oh Soo kembali menatap Yoo Ri dan meligat warna merah jambu berpendar dari tubuh Yoo Ri. Dengan tegas Oh Soo bilang enggak. Dia nggak tertarik sama Yoo Ri. Yoo Ri jadi gugup. Gi...gitu, ya? Tentu aja Yoo Ri tahu itu. Oh Soo nanyain kenapa Yoo Ri nggak khawatir sama orabg yang ia sukai sekarang? Yoo Ri mengatakan kalo Oh Soo membuatnya jadi bingung dan bikin dia merasa salah paham. Oh Soo nanya apa dia membingungkannya? Yoo Ri membenarkan. Oh Soo nfasih tahu kalo sepertinya Yoo Ri salah paham. Yoo Ri menyangkal. Seperti yang dia bilang sebelumnya, bukan itu maksudnya. Oh Soo tuh orang yang membingungkan. Duh, kenapa juga Yoo Ri mesti mengulanginya lagi? 


Jin Woo menghampiri Oh Soo dan Yoo Ri. Dia berdiri diantara mereka berdua dan ngasih tatapan tajam ke Oh Soo. Oh Soo kesal lalu meninggalkan mereka. Yoo Ri tampak sedih. Jin Woo mencoba mengalihkan. Dia nanya apa yang terjadi? Apa mesin otomatisnya rusak lagi? Yoo Ri bilang enggak. Dia lalu ngajak Jin Woo pergi. 


Mereka berjalan meninggalkan mesin penjual kopi. Tapi Jin Woo malah berjalan ke arah yang berbeda. Yoo Ri bertanya Jin Woo mau kemana? Jin Woo mengatakan kalo ada sesuatu yang ingin Jin Woo omongin. Jin Woo ngajak Yoo Ri masuk. Di luar dingin. Kerumah Yoo Ri? Yoo Ri ngasih tahu kalo di sana ada kafe. Yoo Ri nggak mau ke rumah.

Jin Woo dan Yoo Ri duduk di kafe Oh Soo. Oh Soo menyajikan dua cangkir kopi ke Jin Woo. Jin Woo lalu memberikan satu buat Yoo Ri. Yoo Ri ngasih tahu kalo dia nggak bisa minum kopi. Jin Woo lalu nanya ke Oh Soo minuman lain selain kopi. Dengan ketusnya Oh Soo bilang kalo dia nggak punya. Yang dia punya cuman kopi. Jin Woo ngerti. Oh Soo lalu meninggalkan mereka. 


Jin Woo menatap wajah Yoo Ri, membuat Yoo Ri jadi merasa nggak enak. Dia nanya ada apa? Apa ada sesuatu di wajahnya? Jin Woo menggeleng. Enggak. Jin Woo tersenyum lalu menghela nafas. Hari ini dia ...datang karena ada sesuatu yang pingin dia bilang ke Yoo Ri. Oh Soo menoleh ke Yoo Ri dan Jin Woo. Yoo Ri nanya apa yang pingin Jin Woo bilang? Jin Woo mengatakan kalo menilai dari ekspresi Yoo Ri sepertinya dia tahu apa yang akan Jin Woo omongin. Yoo Ri tergagap bilang kalo dia nggak tahu. Benarkah? Jin Woo bakal ngasih tahu sekarang juga. Yoo Ri jadi gugup, se...sekarang? Yoo Ri melirik Oh Soo dan nanya Jin Woo, disini? Jin Woo mengangguk mengiyakan. 


Yoo Ri makin gugup. Dia mau minum kopinya tapi nggak jadi. Jin Woo kayaknya menyadari hal itu. Dia tampak tersenuum. Sementara Yoo Ri tampak makin gelisah. Dia lalu bangkit dan ngajak Jin Woo pergi. Jin Woo nanya, sekarang? 


Yoo Ri berjalan bersama Jin Woo. Jin Woo bilang kalo dia dengar semuanya dari Soo Jeon. Yoo Ri ngirim ibunya ke rumah sakit Yeonhee? Oh, jadi itu yang ingin Jin Woo omongin? Yoo Ri bilang kalo dia memasukkan namanya di daftar tunggu. Karena ada banyak orang didaftar tunggu jadi mereka mesti nunggu. Jin Woo menyimpulkan itu artinya Yoo Ri nggak punya masalah sama Rumah sakit Yeonhee? Yoo Ri mengiyakan. Mereka ada di daftar tunggu. Ya udah.


Yoo Ri melihat toko bunga yang tempo hari. Tapi tanaman yang tempo hari dia siram udah nggak ada. Yoo Ri jadi bertanya-tanya apa mereka membuangnya. Jin Woo yang nggak ngerti nanya apa yang di buang? Yoo Ri menjelaskan kalo kemarin ada pot di sana. Yoo Fi bahkan menyiraminya. Tapi sekarang udah nggak ada. 


Jin Woo lalu melihat sekuntum bunga di dalam dan nunjukkin itu ke Yoo Ri. Jin Woo bilang kalo bunga itu mirip sama Yoo Ri. Yoo Ri tersenyum lalu naruh tangannya di bawah wajahnya. Apa dia secantik bunga? Jin Woo mengiyakan. Kelopak bundarnya ngingetin dia sama wajah Yoo Ri. Yoo Ri jadi kesal. Jin Woo, nih... Jin Woo nyuruh Yoo Ri buat nunggu bentar. 


Jin Woo masuk ke toko bunga itu. Dia nanya sama penjualnya apa nama bunga itu? Nggak lama kemudian Jin Woo keluar lagi sambil bawa bunga yang tadi. Dia nyuruh Yoo Ri buat ngambil bunga itu. Yoo Ri menerimanya. Sebenarnya dia punta banyak tanaman pot di rumah. Kenapa Jin Woo menghabiskan uang buat membelinya? Jin Woo bilang kalo bunganya nggak mahal. Dia ngajak Yoo Ri pergi. Di sini dingin. Jin Woo lalu melepaskan baju hangatnya dan memakaikannya ke Yoo Ri. Yoo Ri merasa nggak enak. Jin Woo bakal kedinginan nanti. Jin Woo membalas kalo dia terserang flu maka Yoo Ri mesti tanggung jawab. Baik, Yoo Ri mau melepasnya lagi. Jin Woo mencegahnya. Yaudah, pakai aja. Jin Woo bakalan menjaga dirinya sendiri bahkan kalo dia keserang flu. Jin Woo lalu pura-pura batuk. Yoo Ri tersenyum, dia bakal pakai itu. Jin Woo tersenyum lalu membimbing Yoo Ri jalan. Hangat? Yoo Ri mengiyakan. Jin Woo menawarkan buat membawakan bunga Yoo Ri. 


Oh Soo keluar dari kafe. Dia membalik papan dari open ke close. Ga Na yang baru datang menghampirinya dan nanya kenapa Oh Soo menutupnya? Oh Soo bilang kalo nggak ada pelanggan. Dia lalu berjalan meninggalakan Ga Na. Ga Na menegur Oh Soo, kenapa dia jalan kaki dan bukannya naik mobil? Ga Na nyusul Oh Soo. 


Ga Na berjalan di belakang Oh Soo. Oh Soo melihat Yoo Ri dan Jin Woo di depan. Yoo Ri bertanya apa Jin Woo kedinginan? Jin Woo mengaku nggak kedinginan. Mendadak Oh Soo jadi kelihatan sedih. Dia lalu melihat game tinju. Oh Soo minta uang sama Ga Na. Ga Na memberikannya dan minta Oh Soo menggantinya nanti. Oh Soo tahu kan kalo dia nggak punya uang lagi? 


Oh Soo memasukkan koinnya dan mulai memukul. Ga Na ngasih tahu kalo Oh Soo nggak bisa menyelesaikan masalah dengan memukul sesuatu. Oh Soo bilang nggak kayak gitu, lalu memukul lagi. Akhirnya Ga Na hanya bisa menghela nafas dan membiarkan Oh Soo sesukanya. Dan Oh Soo tampak melampiaskan emosinya ke permainan itu. 


Oh Soo dan Ga Na udah sampai rumah. Ga Na berdecak kagum. Rekornya nggak pernah terpecahkan selama 5 tahun tapi Oh Soo memecahkannya. Ga Na mengaku bangga padanya. Karena adiknys yang memecahkannya jadi dia sangat bangga. Sementara Oh Soo sendiri nggal memperdulikan Ga Na dan terus berjalan. Dia membuka kulkas. Ga Na nanya kapan Oh Soo tumbuh dewasa. Oh Soo ngambil minuman lalu ninggalin Ga Na. Ga Na masih aja ngikutin Oh Soo. Dia bilang kalo kepalan tangan Oh Soo kuat, dia bisa menggunakannya. Lupain yang lain dan selesaikan aja pakai kepalan tangannya. Oh Soo yang udah gedheg banget akhirnya berbalik dan membentak Ga Na. Yak! Ga Na malah mengulurkan tangannya dan menggoyang-goyangkannya kayak lagi main kungfu (^_^ nggak kebayang kalo punya abang kayak gitu,..). Oh Soo meninggalkan kakaknya. Setelah Oh Soo pergi Ga Na tersenyum dan bilang kalo kutu bukunya udah tumbuh dewasa. 


Yoo Ri pulang ke rumahnya. Terdengar suara musik yang keras banget dari kamar Soo Jeon. Dia lalu meletakkan bunga dari Jin Woo dan bilang ke Soo Jeon supaya menurunkan volumenya. Apa Soo Jeon pingin dimarahin sama nenek yang tinggal di lantai bawah? 


Yoo Ri masuk ke kamar mandi. Dia lalu melihat ada air di bak mandi. Yoo Ri ngomel lagi. Berapa kali dia mesti ngasih tahu Soo Jeon buat menghemat air? Ah Soo Jeon menghabiskan banyak air hangat yang mahal. Yoo Ri mengulurkan tangannya ke air itu. Dia juga mau mandi biar airnya nggak jadi sia-sia. 


Nggak lama kemudian, Yoo Ri udah berendam di bak mandi. Tiba-tiba ponselnya bunyi. Yoo Ri mengeringkan tandannya dan ngambil ponselnya. Pesan dari rekannya yang nanyain apa Mr. 88 udah ngaku? Yoo Ri cuman berdecih. Dia cuman memb*dohi Yoo Ri aja. Yoo Ri meletakkan ponselnya kembali lalu melanjutkan acara mandinya. Yoo Ri lalu keinget saat dia nanya ke Oh Soo, apa Oh Soo menyukainya? Oh Soo terus terang menjawab enggak. Dia nggak tertarik sama Yoo Ri. Yoo Ri menggelengkan kepalanya. Yaudahlah. Nggak ada yang minta Oh Soo buat tertarik sama dia. Tapi Yoo Ri kembali teringat saat Oh Soo bilang dia nggak tertarik sama Yoo Ri. Dan kata-kata Oh Soo itu terus terngiang. Yoo Ri kembali menggeleng. Ah, nggak tahu, deh. 


Oh Soo dikamarnya. Dia melihat tanaman yang di siram Yoo Ri tempo hari. Rupanya Oh Soo membelinya lengkap sama syal Yoo Ri juga. Oh Soo bertanya-tanya, kenapa tanaman itu terus layu? Padahal dia udah menyiramnya. Oh Soo menyentuhnya dan malah membuat dahannya terlepas. Oh Soo mengambilnya dan mau nempelin lagi. Tapi udah nggak bisa nempel. Oh Soo bangkit dan ngambil penyemprot air. Dia menyemprot tanaman itu sambil ngomong, minumlah dan tumbuh besar dan tinggi. Dia lalu ingat Yoo Ri menyiram tanahnya. Oh Soo tersenyum. Dia lalu meletakkan penyemprot airnya. 


Oh Soo lalu berbaring dan mandangin dahan yang lepas tadi. Entah apa yang dia pikirin. Habis itu Oh Soo melihat tanaman di sebelahnya. 


Oh Soo di kantor lagi nelpon (pakai bahasa Jepang). Dia membenarkan dan ngasih tahu kalo aspek terkuat dari program ini adalah tenaga kepolisian, gaji dan gaji ekstra yang bisa di pertahankan pada tingkat yang sama seperti sebelumnya. Oh Soo bakal ketemu sama kepala polisi setelah menandatangani kontrak dengan Jerman. Jadi Oh Soo minta di rundingkan lagi setelah itu. Oh Soo mengiyakan. Mereka akan bicara lagi nanti. CEO Nam yang duduk di depan Oh Soo tersenyum. Dia menanyakan apa yang mereka bilang? Apa meteka ingin mengadakan pertemuan? Oh Soo mengiyakan. Dia ngasih tahu kalo mereka bakal datang ke Korea. 


CEO Nam senang bukan main. Dia lalu bangkit menghampiri Oh Soo. Orang Jepang angkuh itu bilang akan datang ke Korea? Oh Soo mengaku udah tahu. CEO Nam mengulangi, aku tahu? Respon macam apa itu? Oh Soo menatap CEO Nam. Dia bilang ke Oh Soo, setelah mereka mendapatkan kontrak dengan Jerman, mereka akan berhenti bentar di kantor polisi dan menandatangani kontrak dengan Jepang juga. Oh, CEO Nam seneng banget. Dia lalu nanya ke Oh Soo, apa yang mesti mereka lakukan lebih dulu? Haruskah mereka membdli bangunan? Ah, CEO Nam rasa merela melakukan perjalanan dulu. Mereka bahkan nggak pernah melakukan apapun kecuali kerja. Oh Soo mengatakan kalo CEO Nam mesti siap buat perjalanan bisnis ke Jerman nanti. CEO Nam mengatakan kalo Oh Soo lah yang harus khawatir akan persiapannya. Mereka bakal melakukan perjalanan bisnis ke Jerman bersama-sama. 


CEO Nam memijit pundak Oh Soo. Oh Soo nanya kenapa dia mesti ikut pergi? Itu kan kerjaannya CEO Nam? CEO Nam menegaskan kalo nggak ada yang namanya pekerjaanku pekerjaanmu, semuanya adalah pekerjaan kita. Dia bilang kalo kata Derektur Han mereka harus membawanya. Ah, nggak tahu, deh. Maksudnya ini penting. Perusahaan Direktur Han berinvestasi di perusahaa  mereka tapi...CEO Nam ragu-ragu mau melanjutkan kata-katanya. Oh Soo menebak kalo wanita itu akan ikut juga. CEO Nam membenarkan. Oh Soo hanya bilang selamat jalan. CEO Nam memijit Oh Soo lagi. 


Ga Na datang dan menghampiri mereka berdua. Oh Soo nanya ada apa? Ga Na mengaku datang bukan buat Oh Soo. Ga Naenghampiri CEO Nam dan memijat pundaknya. Dia menawarkan CEO Nam buat kencan kalo punya waktu luang. CEO Nam menatap Ga Na, apa sih yang Ga Na omongin? (Yang ini sumpah bikin ngakak). CEO Nam merengek ke Oh Soo sementara Ga Na merengek ke CEO Nam. CEO Nam yang kesal menghempaskan tangan Ga Na.diz kenapa, sih? 
Comments


EmoticonEmoticon