4/03/2018

SINOPSIS Grand Prince Episode 3 PART 1

SINOPSIS Grand Prince Episode 3 BAGIAN 1


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: OCN
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 2 Part 4
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 3 Part 2

Pertandingan telah berakhir dengan dimenangkan oleh tim merah. 


Hwi membasuh lukanya sendiri. Lukanya cukup lebar. Ia sampai kesakitan saat luka itu terkena air. Ja Hyeon mengintip dan terkejut melihat seorang pria nggak pakai baju. Hwi menyadari ada orang lain di ruangan itu. Dia lalu melihat tempat lukisan di dekat kursi. Penasaran, Hwi pun mengambilnya dan membukanya. Isinya adalah lukisan kuda. Hwi tersenyum melihat lukisan itu. Di tempatnya, Ja Hyeon menutup rapat mulutnya agar nggak membuat suara. 


Hwi melihat rok Ja Hyeon. Ia meletakkan lukisan itu dan mengambil pedang. Pelan-pelan Hwi melangkah mendekat. Ia membuka pedang itu dan menariknya. Ia mengarahkan pedang itu ke Ja Hyeon. Hwi menyingkirkan pakaian olahraganya lalu menebas kain itu sehingga ia bisa melihat benar-benar ada orang di baliknya. 


Ja Hyeon berbalik. Mereka sama-sama terkejut. Hwi mengingat Ja Hyeon dengan Sim Jung Cheon? Dan Ja Hyeon mengingat Hwi sebagai Lee dari Gwangwang? Hwi menjatuhkan pedangnya dan melangkah maju. Ja Hyeon membuat masalah besar dengan menjadi seorang gadis dari keluarga bangsawan, tapi hari ini dia adalah pelayan. Hwi bertanya siapa Ja Hyeon sebenarnya? Ja Hyeon malah nanya balik. Apa hubungannya sama Hwi? Dia nyuruh Hwi minggir, ia harus pergi. Hwi mengingatkan kalo Ja Hyeon yang menyusup kesana, bukannya Hwi. Ja Hyeon mengaku tersesat dan masuk ke ruangan yang salah. 


Ja Hyeon hendak pergi tapi Hwi menahannya. Hwi bertanya Ja Hyeon mata-mata dari istana mana? Apa dia yang sudah melukai kudanya juga? Ja Hyeon nggak terima dituduh. Maksudnya apaan? Mereka ketemu di toko perlengkapan seni dan Ja Hyeon bersembunyi di kamarnya dari semua tempat. Ja Hyeon mengaku bahkan nggak tahu tempat ini. Hwi minta Ja Hyeon jujur padanya. Kalo ja Hyeon bukan mata-mata dari istana lain,... 


Hwi tertawa. Ia bertanya apa Ja Hyeon adalah salah satu dari mereka yang ingin mengubah nasibnya? Ja Hyeon pasti salah satu dari sekian banyak wanita yang menginginkan raja. Hwi meminta Ja Hyeon menjawab pertanyaannya. Ja Hyeon menjawabnya dengan sebuah tamparan. Dia nggak tertarik sama pria mesum rendahan kerajaan. Nggak tahu benar atau salah itu bukanlah urusan Hwi. Apa Ja Hyeon wanita dari keluarga bangsawan atau pelayan istana, dia nggak punya alasan untuk mendengar penghinaan dari Hwi. Hwi menanyakan bukankah Ja Hyeon sengaja datang untuk menemuinya? Ja Hyeon mengulangi kalo dia tersesat. Dia tadi mau keluar. 


Hwi membelenggu kedua lengan Ja Hyeon dan bertanya kenapa Ja Hyeon sembunyi? Apa yang dia cari? Hwi menatap Ja Hyeon dengan marah. Ja Hyeon juga menatap Hwi. Matanya mulai berkaca-kaca.


Kang dan timnya masuk ketempat istirahat. Ia menyerahkan tongkatnya pada anak buahnya. Deuk Sik mengucapkan selamat pada Kang. Selamat atas kemenangannya. Itu adalah pertandingan yang hebat. Kang menatapnya. Kang lalu mengambil kembali tongkatnya dan menggunakannya untuk memukul Deuk Sik. Kakak Ja Hyeon berlutut kesakitan. Kang mendekat padanya. Seorang tentara meninggalkan posisinya selama peperangan? Seandainya itu perang sungguhan, Deuk sik pasti sudah mati. Deuksik meminta maaf. Dia mengaku ada urusan penting mendadak. Kang mengampuninya hari ini karena kemenangan mereka. 


Kang bangkit dan bilang pada semua pemain kalo mulai sekarang, Deuk Sik akan menjadi pemain kunci pada perayaan hari ini. Kang lalu berpesan pada Deuk Sik agar sebaiknya dia nggak menunjukkan wajahnya. Habis itu Kang dan tim meninggalkannya. Deuk Sik membungkuk berterima kasih. Dia lalu jadi tambah kesal saat teringat Ja Hyeon. 


Ja Hyeon menawari Hwi apa mau dia beritahu lagi? Dia nggak mencari apapun. Dia masuk kemari tanpa tahu tempat apa ini. Kalo bukan karena Hwi, dia pasti sudah pergi dari tadi. Hwi menghela nafasnya marah. Ja Hyeon putri dari keluarga mana? Atau pelayan istana siapa? 


Tiba-tiba Hwi merasa kesakitan. Ja Hyeon mendorongnya tapi malah mengenai lukanya sehingga Hwi bertambah kesakitan. Ja Hyeon pergi meninggalkan Hwi. Hwi jatuh. Ja Hyeon sudah diluar. Dia berjalan menjauh. Tapi perasaannya terasa nggak tenang. Ia melihat telapak tangannya yang terdapat noda darah dari Hwi. Ja Hyeon berbalik dan menatap tempat itu. Sementara itu dari arah yang berlawanan Kang sedang berjalan bersama dengan anak buahnya. 


Ja Hyeon kembali lagi dan membalut luka Hwi pakai saputangannya. Dia melakukannya dengan hati-hati. Hwi memperhatikannya. Ja Hyeon menyarankan agar Hwi segera pergi ke tabib. Hwi menatap Ja HYeon lalu bertanya apa Ja Hyeon kembali karena mengkhawatirkannya? Ja Hyeon mengaku nggak mengkhawatirkan Hwi. Kalo Hwi meninggal setelah kehabisan darah, Ja Hyeon akan dituduh telah membunuhnya  ngerti? 


Hwi tersenyum. Dia pikir Ja Hyeon datang buat ngambil barang yang tertinggal. Tuh! Hwi memperlihatkan barang Ja Hyeon yang ketinggalan. Sebuah lukisan kuda. Ja Hyeon bangkit dan mengambil lukisan itu. Hwi memberitahu kalo melukis kuda itu beda sama melukis anggrek. Tubuh kuda kasar dan kering. Ja Hyeon harus melukisnya seperti itu. Ja Hyeon menghela nafas. Ia pasti udah gila. Seharusnya dia nggak datang kesini buat mendengarkan hal-hal baik itu. 


Ja Hyeon hendak pergi tapi Hwi menahan tangannya. Hal itu membuat Ja Hyeon jadi panik. Hwi bertanya Ja Hyeon berasal dari mana? Siapa dia? Bilang gih identitasnya. Hwi harus tahu siapa Ja Hyeon sebenarnya. Ja Hyeon menatap Hwi. Kang dan timnya hampir sampai di tempat Hwi.


Hwi melepaskan tangannya dan membiarkan Ja Hyeon pergi. Di pintu ia hampir bertabrakan dengan Kang. Kang menatap Ja Hyeon dari atas sampai bawah. Hwi berseru kenapa Ja Hyeon masih disana? Cepat pergi! Ja Hyeon menoleh ke Hwi lalu mengangguk. Ia lalu memberi hormat pada Kang lalu pergi. Kang menatap Hwi selepas kepergian Ja Hyeon. Hwi tergagap mengatakan kalo Ja Hyeon memasuki kamar yang salah. Ia lalu mempersilakan hyung-nya untuk masuk. Kang menoleh ke anak buahnya lalu mengangguk. Pria itu mengerti kemudian pergi. 


Hwi memakai kembali pakaiannya. Kang menghampiri Hwi. Mengajaknya ke istananya. Tabib kerajaan akan menunggunya di sana. Hwi merasa nggak perlu. Ia baik-baik aja. Kang mengaku itu salahnya Hwi jatuh dari kuda. Hwi terdiam lalu tersenyum. Keberuntungan juga merupakan keterampilan. Tim merah lebih kuat. Kang tersenyum. Lain kali mereka bisa berkompetisi dengan baik. Ucapan selamat diberikan pada pemenang dan hiburan diberikan kepada yang kalah. Kang merangkul adiknya. Ia sudah menyiapkan gisaeng terbaik untuk Hwi. Hwi menatap Kang. Gisaeng apanya? 


Hwi berbalik dan meninggalkan Kang. Kang menyusulnya dan kembali merangkulnya. Hwi ingin menikah, kan? Gimana kalo Hwi membuat kesalahan pada malam pernikahannya? Malam ini, Kang akan menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya. Hwi hanya tersenyum sambil menggeleng. Ia minta Kang melepaskannya. 


Ja Hyeon berjalan sambil bertanya-tanya. Kenapa dia terus ketemu sama Hwi? Anak buah Kang mengikuti Ja Hyeon. Gi Teuk nggak sengaja berpapasan dengannya dan merasa curiga. Tapi Gi Teuk mengabaikannya dan ters melangkah. 


Ja Hyeon berpapasan dengan kakak dan orangtuanya. Mereka sama-sama terkejut. Ja Hyeon panik dan berbalik. Ayah bertanya-tanya apa itu Ja Hyeon anak mereka? Ibu yang sangat malu langsung menutup wajahnya. Deuk Sik nyuruh Ja Hyeon berhenti lalu mengejarnya. 


Deuk Sik berhasil menangkap Ja Hyeon dan menariknya ke ayah dan ibu. Ja Hyeon protes ini memalukan. Kenapa Deuk Sik seperti ini? Deuk Sik membalikkan, kalo Ja Hyeon malu kenapa dia datang kesini? Anak buah Kang memperhatikan mereka. 


Seol Hwa dan Na Gyeom juga melihat kejadian itu. Seol Hwa bertanya-tanya apa yang Ja Hyeon lakukan? Apa dia g*la? Apa dia tahu tempat apa ini? Tempat ini penuh dengan anggota keluarga kerajaan dan ilmuan Konghucu Sungkyunkwan. Lihatlah pakaiannya. Apa yang dia pakai? Na Gyeom tersenyum. Sudah jelas. Ja Hyeon nggak diijinkan keluar jadi dia menyamar. Seol Hwa nggak habis pikir. Semua orang bisa melihatnya. Menurut Na Gyeom itu lucu. Seol Hwa nggak sependapat. Cuman lucu bentar. Setelah itu dia akan dibawa prajurit kerajaan. Kalo gitu Na Gyeom ngajak Seol Hwa buat ngunjungin Ja Hyeon. Mari dengarkan keseluruhan ceritanya. 


Anak buah Kang ngasih tahu Kang kalo Ja Hyeon adalah anak dari sekretaris kerajaan. Kang bertanya jadi dia bukan pelayan tapi adiknya Deuk Sik? Putri sekretaris kerajaan bersama pangeran Eun? Kang berpikir kalo mereka harus mengganti lokasi pesta. 


Permaisuri Hyo akan melahirkan. Ibu suri dan raja menunggu dengan cemas di luar kamar. Ibu suri menyarankan agar raja menunggu di kamarnya. Ibu suri akan memberitahunya saat bayinya telah lahir. Raja bertanya apa tabib kerajaan sudah datang? Ibu suri bilang serahkan saja padanya. Kalo anak itu lahir dengan selamat, itu adalah kabar baik bagi kerajaan. Tapi jika ada yang nggak beres,... Raja menegur ibunya. Ibu suri melanjutkan, maka anggap itu nggak pernah terjadi. Sejak ratu sebelumnya, bagi selir kerajaan, saat mereka hamil, mereka sudah kehilangan semua ahli waris. Orang-orang percaya bahwa keluarga kerajaan telah dikutuk. Jadi tunggu saja dan serahkan padanya seakan-akan nggak ada yang terjadi. Ibu suri mengangguk meyakinkan raja. Raja menurut dan pergi. 


Permaisuri Hyo berteriak kesakitan. Tangannya mencengkeram kuat dan mulutnya disumpal kain. Tabib terkejut, kepala. Dayang panik dan melihat apa yang terjadi. Ia lalu keluar dan menyampaikan pada ibu suri kalo mereka nggak melihat kepala. Tabib mengatakan kalo posisi bayi terbalik. Bayi harus keluar lebih dulu atau kita harus menusuknya dengan jarum untuk mengubah posisinya. Jika posisinya sudah berubah, pegang kepala bayi dalam rahim dan balikkan. Dayang mengangguk mengerti. Ia hendak kembali kedalam. Ibu suri menginginkan kalo dayang memastikan bayinya tetap hidup. Ia bilang ke tabib kalo bayi lebih penting daripada ibunya. Tabib menyampaikan kalo ibunya harus tetap sadar agar bayinya selamat. Jika ibunya kehilangan kesadaran, bayinya bisa dalam bahaya. Gimanapun juga caranya, ibu suri ingin tabib menyelamatkan bayinya. Tabib tampak berat. Ibu suri mengancam nggak akan memaafkannya kalo dia gagal. Tabib lalu menyampaikan ke dayang kalo dia bisa menyentuh kepala bayi, oleskan garam ke perut ibunya. Ambil pergelangan kaki bayi dan tarik keluar. Dayang mengerti lalu masuk kembali.


Nggak seberapa lama kemudian, bayinya pun lahir. Ibu suri sangat senang. Apa bayinya selamat? Apa bayinya laki-laki? 

Bersambung...

Komentar :
Hadeuh, ibu suri kejam amat, ya. Emang sih anak itu penting. Dia akan jadi raja nantinya. Tapi si ibu juga kan penting. Ibu suri sendiri juga seorang ibu. 
Comments


EmoticonEmoticon