4/18/2018

SINOPSIS Grand Prince Episode 6 PART 2

SINOPSIS Grand Prince Episode 6 BAGIAN 2


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: OCN
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 6 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 6 Part 3

Ja Hyeon sampai di istana bersama ibunya. Ia diantar oleh dayang dan beberapa pelayan istana. Ja Hyeon tampak terpesona melihat megahnya istana. Ia melihat sekeliling sampai ternganga. Ibu yang berjalan di samping Ja Hyeon memalingkan wajah Ja Hyeon agar melihat kedepan. Kang dan Hwi diam-diam memperhatikannya dari tempat yang berbeda. 


Ja Hyeon bertemu dengan Na Gyeom. Ja Hyeon tersenyum ramah pada Na Gyeom tapi Na Gyeom malah memalingkan wajahnya (sombong amat, ya?) Membuat Ja Hyeon jadi merasa nggak nyaman. Ibu suri berkata, ia dengar Ja Hyeon berteman baik dengan permaisuri (istrinya Kang). Ja Hyeon mengiyakan. Na Gyeom... . Na Gyeom langsung menoleh mendengar Ja Hyeon hanya menyebut namanya. Ja Hyeon mengoreksi. Permaisuri adalah orang yang baik dan selalu disiplin. Dia seperti kakak perempuan yang bisa ia teladani. 


Na Gyeom menjelaskan mereka menghadiri kelas pelatihan pengantin bersama. Ibu suri bertanya pada Ja Hyeon, apa ia iri saat teman sekelasnya menjadi bagian dari keluarga kerajaan? Ja Hyeon tersenyum. Ia mengatakan kalo dia nggak iri dengan statusnya sebagai permaisuri. Permaisuri Hyo menatap Ja Hyeon dan menanyakan apa yang membuatnya iri? Ja Hyeon mengaku iri karena Na Gyeom menemukan suami sehingga dia bisa mengabdikan dirinya sepenuh hati. Permaisuri dengan tulus merawat suaminya dan menghormatinya. Ibu suri menatap Na Gyeom dan menyatakan akan mengajukan pertanyaan kekanak-kanakan padanya. Jika orang tuanya dan suaminya tenggelam, siapakah yang akan ia selamatkan terlebih dahulu? Na Gyeom tersenyum dan menjawab akan menyelamatkan orang tuanya yang sudah tua terlebih dahulu. Hmm menarik. 


Ibu suri lalu menatap Ja Hyeon dan menanyakan apa yang akan Ja Hyeon lakukan. Ja Hyeon tersenyum dan menjawab akan menyelamatkan suaminya. Ibu terkejut dengan jawaban dari anaknya. Ibu lalu mencubit Ja Hyeon. Ibu meminta maaf pada ibu suri. Ibu menjelaskan Ja Hyeon nggak belajar dengan rajin jadi jawaban yang nggak masuk akal keluar dari mulutnya. Ibu meminta agar ibu suri memaafkannya. Ibu suri rupanya tertarik pada jawaban Ja Hyeon dan menanyakan alasannya. Ja Hyeon tersenyum dan menjelaskan alasannya. Ia percaya bahwa cinta orang tua sangat besar sehingga mereka nggak ingin mengorbankan anak mereka untuk menyelamatkan nyawa mereka. Na Gyeom menghela nafas mendengarkan alasan dari Ja Hyeon. Ja Hyeon melanjutkan, ia percaya bahwa berbakti adalah untuk memenuhi keinginan orang tua. Na Gyeom merasa nggak suka dengan pendapat Ja Hyeon sedangkan permaisuri Hyo tampak tersentuh. Ibu suri malah tersenyum dan bertanya maukah Ja Hyeon melindungi suaminya apapun yang terjadi? Ja Hyeon tersenyum dan mengatakan kalo mereka akan saling melindungi. Ibu tampaknya lega dengan jawaban yang dilontarkan oleh anaknya, begitu pula dengan ibu suri. 


Ja Hyeon berjalan bersama ibu dan Na Gyeom. Na Gyeom memujinya. Ia nggak membuat kesalahan besar dan tadi berjalan cukup lancar. Ibu tersenyum. Ja Hyeon mengaku gugup. Tapi ia merasa yakin karena Na Gyeom ada di sampingnya. Ia memberinya kekuatan. Na Gyeom mengangguk sambil tersenyum. Ibu berpesan meskipun serigala ini menikah, ibu meminta tolong agar Na Gyeom membimbingnya. Na Gyeom tersenyum. Ia khawatir ibu akan sulit untuk berbicara dengannya dengan nyaman karena kedudukannya sekarang lebih tinggi dari ibu sejak ia menikah dengan keluarga kerajaan. Na Gyeom merasa lega karena ibu merasa nyaman di sekitarnya seperti biasa. Ibu sedikit merasa segan pada Na Gyeom setelah mendengarnya berkata seperti itu. Seolah-olah Na Gyeom ingin menegaskan kalo dia lebih di atas ibu. Na Gyeom menambahkan kalo ia merasa ia nggak perlu khawatir lagi. Na Gyeom berpesa  agar mereka hati-hati di jalan. Ia akan menyampaikan hal-hal baik tentang Ja Hyeon kepada ibu suri. Ja Hyeon berterima kasih. Na Gyeom memberi hormat pada ibu dan bilang hati-hati di jalan. Ibu hanya mengangguk kecil. Na Gyeom lalu meninggalkan ibu dan anak itu. 


Ibu berbisik ke Ja Hyeon selepas kepergian Na Gyeom. Ibu merasa Na Gyeom telah mengejeknya. Ja Hyeon menanyakan maksud ibu. Ia menjelaskan kalo Na Gyeom ingin mereka merasa nyaman di sekitarnya seperti dulu. Ibu menghela nafas. Ia rasa nggak begitu. Ibu merasakan ada duri dalam kata-katanya (setuju! Aku juga merasakan hal yang sama. Na Gyeom jelas-jelas ingin menoljolkan bahwa kedudukannya jauh di atas ibu dan juga Ja Hyeon). Ibu menegaskan kalo dia agak sensitif. Ja Hyeon tersenyum dan meledek kenapa ibu nggak menjadi agak sensitif saat bersama ayah? Berhenti tertangkap saat berjudi. Aish! (Ibu kesal). Ibu bertanya apa Ja Hyeon benar-benar akan menyelamatkan suaminya lebih dulu jika ibu dan ayahnya tenggelam? Ja Hyeon tersenyum dan memberi tahu kalo pangeran Eun pandai berenang. Ia nggak perlu melakukan itu. Ja Hyeon lalu melangkah meninggalkan ibu. Ibu mengeluhkan, bukan itu yang ingin ia ketahui. Ibu lalu menyusul Ja Hyeon. 


Na Gyeom mengatakan pada ibu suri kalo itu nggak boleh terjadi. Ia menambahkan, selama kelas calon pengantin, Ja Hyeon selalu melarikan diri. Saat Ja Hyeon nggak diijinkan keluar, dia tetap pergi dengan menyamar. Na Gyeom mengaku bisa akur dengan Ja Hyeon sebagai teman tapi bukan sebagai istri pangeran. Ja Hyeon nggak memiliki kepribadian yang baik untuk menjadi istri pangeran. Dia akan menurunkan martabat keluarga kerajaan. 


Permaisuri Hyo mengemukakan pendapatnya. Menurutnya Ja Hyeon nggak buruk. Ibu suri menambahkan setidaknya dia nggak serakah. Bukankah itu berarti dia menyerah pada keserakahannya agar bisa menikah dengan keluarga bangsawan? Ibu suri menatap  Na Gyeom seolah menyindirnya. Na Gyeom mengatakan justru karena itulah dia nggak cocok untuk menjadi menantu keluarga kerajaan. Permaisuri Hyo bertanya apa Na Gyeom nggak suka kalo dari keluarga Seong menhadi adik iparnya? Na Gyeom menghela nafas. Sejujurnya, itu bukan demi keluarga kerajaan tapi demi Ja Hyeon. Ja Hyeon nggak cocok untuk keluarga kerajaan. Dia akan merasa tercekik dan depresi jika menikahi pangeran. Na Gyeom melanjutkan sambil menatap permaisuri Hyo. Menurutnya pernikahan ini harus dihentikan demi kebahagiaannya. Ibu suri hanya menatap Na Gyeom. Sementara Na Gyeom terus tersenyum. 


Ja Hyeon berjalan bersama ibu. Tiba-tiba seorang pelayan menghampirinya dan menyampaikan kalo pangeran ingin bertemu dengan Ja Hyeon sebentar. Ja Hyeon tersenyum. Ibu berpendapat pangeran mungkin ingin tahu bagaimana pertemuannya. Ibu nyuruh Ja Hyeon pergi dan melaporkan padanya  ibu akan menunggu. Ja Hyeon merengek, tapi tetap saja.... . Ibu bertanya apa? Apa Ja Hyeon ingin ibu ikut dengannya? Ja Hyeon buru-buru bertanya pada pelayan dimana pangeran ingin bertemu? Pelayan tersenyum dan menunjukkan tempatnya. Ja Hyeon meninggalkan ibu dan mengikuti pelayan itu. 


Ibu tersenyum menatap kepergian putrinya, sangat memalukan. Ibu nggak tahu apakah ini pilihan yang baik atau enggak. Darahnya akan kering karena mengkhawatirkan Ja Hyeon jika dia menikah dengan keluarga kerajaan. Ibu lalu menghela nafas. 


Ja Hyeon berjalan di belakang pelayan. Pelayan menunjukkan tempatnya lalu meninggalkan Ja Hyeon. Ja Hyeon tersenyum melihat pangeran di hadapannya yang berdiri membelakanginya. Ja Hyeon memanggil yang mulia, lalu berjalan mendekat. Orang itu berbalik dan ternyata dia adalah Kang. Ja Hyeon terkejut. Ia buru-buru berbalik mau pergi. Kang mengatakan kalo pernikahan ini nggak boleh terjadi. Ja Hyeon berbalik dan menatap Kang tajam. Ia bertanya apa Kang nggak tahu malu? Meskipun Kang tahu kalo ia adalah calon istri pangeran Eunsung. Kenapa Kang selalu melakukan ini? Kang mengaku sebagai kakaknta, ia nggak bisa menyetujui pernikahan ini. Ja Hyeon menyatakan sudah bertemu dengan ibu suri. Kang nggak terima karena wanita yang ia cintai akan menjadi saudara iparnya. Apa itu mungkin? Ja Hyeon menatap Kang tajam. Gimana bisa Kang membiarkan keserakahannya menghalangi jalan adiknya? Kang mengaku memperingatkan Ja Hyeon dengan iktikas baik. Pernikahan ini nggak boleh terjadi. Ja Hyeon mengatakan kalo nggak ada yang bisa menghentikan takdir dari surga. Pangeran Eunsung dan dirinya sudah ditakdirkan. Entah berapa banyak Kang membencinya, dia nggak bisa memutus hubungan itu. Kang mengangguk dan bilang Ja Hyeon akan tahu nanti. Kekuatan seseorang yang mampu menghentikan takdir surga. 


Kang memalingkan wajahnya. Ia mengatakan jika Ja Hyeon menyerah terlebih dahulu. Maka Hwi nggak akan terluka. Ja Hyeon mengaku bertemu Na Gyeom di kediaman ratu  ia mengingatkan Kang agar nggak lupa kalo dia adalah suami dari seorang wanita sekarang. Ja Hyeon lalu berbalik dan melangkah meninggalkan Kang. Kang hanya menghela nafas. 


Ibu suri berbicara dengan Hwi. Ia mengajukan syarat. Jika Hwi ingin menikah dengan putri kepala sekretaris, maka dia harus menerima tahta. Tanpa mereka sadari, di luar dayang menguping. Hwi bertanya berapa kali lagi ia harus memberitahu ibu suri? Ia sama sekali nggak menginginkan tahta. Ibu suri yang sedari tadi mengusap keringat raja, menatap Hwi dan memberitahu Hwi nggak benar-benar naik tahta. Sampai penyakit raja sembuh, sampai anak raja bisa naik tahta, ibu suri memintanya untuk menghentikan petisi dari para bangsawan. Hwi kekeuh menolak. Dia merasa nggak punya alasan untuk melakukannya. Apa ibu suri akan memanipulasi aturan suksesi kerajaan untuk keuntungan jangka pendek? Ibu suri mengingatkan kalo Hwi adalah pangeran. Ia harus rela mati demi keluarga raja. Hwi mengatakan lebih suka mempertaruhkan hidupnya di luar sana ketimbang menjadi putera  mahkota. Hwi dan ibu suri saling menatap marah. Ibu suri mengancam jika Hwi nggak mau menerima tanggung jawab, ia nggak berhak menikahi wanita yang ia cintai. Hwi berseru memanggil ibunya. Matanya berkaca-kaca. Raja membuka matanya. 


Dayang yang tadi menguping pembicaraan antara ibu suri dan Hwi berlari dengan tergesa-gesa menghampiri Kang. Ia melaporkan orang yang ditunjuk ibu suri untuk naik tahta adalah pangeran Eunsung. Kang terkejut. 


Kang datang ke istana paman. Ia bertanya apa paman tahu bahwa ibu menginginkan Eunsung menjadi putera mahkota dan bukannya dirinya? Paman beropini ibu suri membawa keluarga kerajaan ke tebing curam. Kang menegur pamannya. Paman meminta Kang agar jangan khawatir. Jika Hwi hilang itu mungkin nggak akan terjadi. Kang bertanya apa paman punya rencana? Sekali lagi Paman minta Kang, keponakannya agar jangan khawatir. Jika Kang ikut campur sekarang, maka ia bisa menjadi korban perang saudara. Kang bertanya apa paman menyuruhnya untuk diam dan nggak melakukan apapun? Paman mengangkat tangan kanannya. Ia akan menodai tangannya sendiri dengan darah. Paman nanya sekarang apa Kang mengerti? Ibu suri bukanlah ibunya. Wanita itu adalah seseorang yang meninggalkan anak sulungnya dan anak-anaknya yang lain demi melindungi cucunya. Dia hanyalah orang yang haus akan kekuasaan. Mata Kang seperti berkaca-kaca. Ia merasa harus bertanya pada ibunya. Bertanya bagaimana perasaan ibu yang sebenarnya. Apa dia masih menganggapnya sebagai anak? Paman menegaskan hanya dialah yang ada di pihak Kang. Paman mengulurkan tangannya meraih tangan Kang dan menggenggamnya. Jika itu untuknya, pangeran. Paman mengaku bahkan bisa mengorbankan nyawanya. Kang memalingkan wajahnya dan menghela nafas. 


Ibu suri mengumpulkan para menteri kanan dan menteri kiri. Ibu suri berkata, karena kalin sibuk dengan penunjukan putera mahkota saat raja sedang sakit dan mereka berada di tengah konflik, ia telah memutuskan untuk memilih adik raja sebagai putera mahkota. Para menteri saling menatap. Ayah permaisuri Hyo yang merupakan bagian dari menteri kanan mengatakan itu nggak mungkin. Apa maksudnya ia menunjuk saejaa saat mereka menang? 


Ayah Ja Hyeon dari menteri kiri bertanya haruskah mereka membahas hal ini saat raja telah pulih sepenuhnya? Ibu suri menyampaikan kalo raja telah menyetujui hal ini. Para menteri kiri yang pro dengan Kang berkata akan memberitahu sekretaris kerajaan dan menetapkan tanggal penunjukan putera mahkota. Ia merasa mereka bisa menyelesaikan konflik begitu pangeran Jinyang mampu mewakili mereka. 


Ibu suri memotong, apa maksudnya pangeran Jinyang? Menteri yang menyampaikan pendapatnya tadi bertanya bukankah ibu suri bilang akan menunjuk adik raja sebagai putera mahkota? Ibu suri menegaskan raja saejae dan dirinya telah memutuskan bukan pangeran Jinyang tapi pangeran Eunsung. Semua menteri saling pandang. Para menteri kiru merasa ini nggak bisa diterima apapun yang terjadi. Pangeran Eun adalah yang lebih muda. Gimana bisa adik bungsu raja menggantikan raja? Yang lain mengikuti mengatakan nggak mungkin. Rakyat dan para bangsawan nggak akan menyetujuinya. Mereka meminta ibu suri menarik kembali perintahnya. 


Salah seorang dari menteri kanan menjelaskan sejak awal Dinasti Joseon, ini bukan pertama kalinya adik laki-laki menjadi putera mahkota. Aturan penunjukan anak tertua belum ditetapkan. Atas dasar apa para menteri kiri membuat argumen itu? 


Ibu suri menjelaskan, putera muda dinasti Soo dan dinasti Tang ditunjuk sebagai putera mahkota. Untuk mendapatkan persetujuan dari China, mereka membutuhkan putera mahkota yang telah banyak belajar dan berprestasi. Pangeran Eunsung sudah diakui kemampuannya dan lebih pantas. Raja telah memutuskan. Ibu suri mengaku nggak ingin mendengar pendapat para menteri lagi. 


Para menteri kiri bersikeras nggak mau terima. Mereka nggak bisa merubah aturan dasar suksesi kerajaan. Mohon ibu suri melakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 


Ayah permaisuri Hyo memotong, mengatakan menteri kiri berbicara omong kosong. Mereka mempunyai prinsip untuk nggak melanggar peraturan selama ini dan sekarang mereka berubah pikiran. Ia meminta mereka berpikir dengan akal sehat terlebih dahulu. 


Menteri Kiri nggak terima dan memintanya menarik perintah ibu suri. Ini akan mengguncang fondasi bangsa. Sekali lagi ia meminta ibu suri menarik kembali perintahnya. Para anggota menteri kiri kompak membungkuk memohon ibu suri untuk membatalkannya. Semua orang saling pandang dengan menahan marah.

Bersambung...

Komentar :
Makin pelik keadaannya. Ibu suri sudah mengumumkan kalo Hwi akan jadi putera mahkota tapi Hwi kan nggak mau?? Kok udah main diumumin aja? 

Kang ini kayak udah percaya banget sama pamannya. Apa-apa ngadu ke paman. Apa ya nggak bisa ngambil keputusan sendiri apa, ya? 

Na Gyeom emang bermuka dua. Di depan Ja Hyeon aja ngomongnya kayak gitu tapi di depan ibu suri malah sebaliknya. Ah, jadi kesal sendiri. Hadeuh, tepok jidad!
Comments


EmoticonEmoticon