4/21/2018

SINOPSIS Grand Prince Episode 7 PART 2

SINOPSIS Grand Prince Episode 7 BAGIAN 2


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: OCN
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 7 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 7 Part 3

Kang berpakaian dibantu oleh Na Gyeom. Na Gyeom menanyakan haruskah Kang pergi malam ini? Ia melarang Kang pergi sendiri. Kang berbalik dan menatap istrinya. Ia mengatakan pamannya telah mempertaruhkan nyawanya untuknya. Dan membawa adinya ke medan perang, bukan ia. Jika ia nggak mendukung mereka sebanyak yang ia dapat dari sini, apa yang akan ia lakukan? (Lah, bukannya buat membawa pulang Ja Hyeon, ya?) Kang nenyuruh Na Gyeom untuk datang ke istana besok. Mereka harus mencari tahu tentang kondisi raja. Na Gyeom tersenyum mengiyakan. Kang juga menyuruh Na Gyeom untuk menghibur hati ibunya yang lelah dan periksa bagaimana kondisi ratu. Na Gyeom mengangguk.


Hwi membimbing Ja Hyeon masuk ke tendanya. Di dalamnya sudah ada banyak prajurit terluka yang sedang tidur. Hwi menggandeng Ja Hyeon melewati orang-orang itu. Tiba-tiba seorang prajurit hampir bangun. Ja Hyeon terkejut. Mereka berjingkat menuju tepi. Hwi membantu Ja Hyeon melepas tasnya. Hwi juga menyiapkan tempat tidurnya untuk Ja Hyeon. Ja Hyeon mengatakan kalo ia bisa tidur di luar. Hwi melarang. Ja Hyeon bisa mati membeku. 


Hwi membantu Ja Hyeon berbaring dan menyelimutinya. Hwi sendiri tidur tanpa memakai selimut. Ia berbaring membelakangi Ja Hyeon. Ja Hyeon tersenyum menatap punggung Hwi. Ia mengulurkan tangannya dan meraba punggungnya. Hwi lalu mengulurkan tangannya. Ja Hyeon memberikan tangannya dan mereka saling menggenggam. 


Malam semakin larut. Semua orang telah terlelap, begitu juga dengan Ja Hyeon. Hanya Hwi saja yang nggak bisa tidur. Hwi berbalik dan menatap wajah Ja Hyeon. Pelan-pelan ia mengulurkan tangannya dan membelai wajah Ja Hyeon. Hwi melihat setiap bagian wajah Ja Hyeon. Matanya, hidungnya, bibirnya. 


Ja Hyeon terbangun setelahnya. Hwi sudah tertidur. Ja Hyeon juga mengulurkan tangannya dan membelai wajah Hwi. Tiba-tiba Hwi membuka matanya. Mereka saling menatap lalu Hwi menarik Ja Hyeon dan menciumnya. 


Kang dan beberapa pengawal sampai di tempat esok harinya. Para prajurit yang berada di depan mengarahkan senjata mereka pada Kang. Mereka mengira Kang dan pengawalnya adalah bahaya. Seorang prajurit yang melihatnya meminta mereka untuk menurunkan senjata mereka. Ia lalu menghampirinya. Ia bertanya ada perlu apa Kang kesana? Kang turun dari kudanya dan menghampiri prajurit itu. Kang bertanya dimana pamannya? Prajurit itu meminta Kang mengikutinya. 


Kang  mengikuti prajurit itu dan menemui paman. Paman tampak terkejut melihat Kang. Ia menanyakan apa yang Kang lakukan di sini? Paman tertawa dan menghampiri keponakannya. Paman bertanya apa terjadi sesuatu di ibukota? Kang mengatakan kalo ia mendengar Eunsung menyembunyikan seorang wanita. Paman terkejut, seorang wanita diantara tentara mereka? Kang membenarkan. Untuk mengatasinya sebelum menjadi masalah, Kang mengendarai kuda sepanjang malam untuk bisa menyusulnya. Paman bertanya-tanya, seorang wanita di medan perang? Apa dia menertawakan para prajurit? Menurut paman dia nggak bisa mengatakan apa-apa jika dia dibunuh di tempat. Meskipun dia adalah pangeran. Paman lalu menyuruh seseorang untuk mencari pangeran Eunsung. Kang menahannya. Ia sendiri yang akan mencarinya. Kang keluar bersama prajurit itu yang juga tangan kanan Kang. Ia mengarahkan langkah Kang.


Sementara itu di dalam tenda Hwi, para prajurit sudah bangun dan  mengemasi tempat tidur mereka. Hwi dan Ja Hyeon juga sudah membuka mata tapi mereka tetap berbaring seolah-olah masih tidur. Ja Hyeon merasakan orang-orang pergi. Ia hendak bangun tapi Hwi melarangnya. Ia meminta Ja Hyeon jangan bergerak. Ia bisa bangun saat semua orang pergi. Hwi melihat semua orang sudah pergi. Ia bergegas bangkit dan mengatakan sekarang. Ia pun mengajak Ja Hyeon pergi. 


Hwi menggandeng tangan Ja Hyeon meninggalkan tenda. Tapi yang nggak Hwi duga, di depan tenda sudah ada Kang yang menunggunya. Ia dan Ja Hyeon terkejut. Ja Hyeon bersembunyi di belakang Hwi dan menundukkan wajahnya. 


Na Gyeom berkunjung ke istana dan menemui ibu suri dan permaisuri Hyo. Na Gyeom memberikan bingkisan untuk ibu suri. Ini tonik yang bagus untuk penyakit kronis. Mereka membuatnya sendiri untuk diberikan pada ibu suri. Ibu suri tersenyum dan berterima kasih atas perhatian Na Gyeom. Na Gyeom lalu menanyakan penyakit yang mulia raja pada permaisuri Hyo. Permaisuri Hyo menjawab dia makin kuat sejak pasukan dikerahkan. Na Gyeom mengatakan sepertinya ada masalah di medan perang. Daegum (Kang) juga pergi dengan tergesa-gesa kemarin. Ibu suri terkejut, Jin yang? Na Gyeom membenarkan. Kang bilang dia harus segera memberikan sesuatu kepada pamannya dan pangeran Eunsung. Permaisuri Hyo dan ibu suri merasa cemas. Ibu suri bertanya-tanya dia pergi ke sana karena alasan pribadi? Na Gyeom menjawab sambil senyum. Kang pasti kecewa karena nggak diikut sertakan dalam pasukan. Bukankah itu cinta pada anggota keluarga? (Bukan itu adalah cinta kepada Ja Hyeon). 


Ja Hyeon diadili oleh paman bersama Hwi dan Deuk Sik. Paman mengatakan dalam perjalanan mereka ke lokasi pertempuran dengan Jurchens, untuk membawa seorang wanita, apa Hwi ingin mempermalukan raja? Menurut paman ini cukup untuk menjatuhkan seluruh pasukan. Ja Hyeon mengaku kalo ia sendiri yang ingin mengikutinya. Ia hanya ingin memberi Hwi pakaian musim dingin. Deuk Sik menegur adiknya. Dia nggak bisa diam, ya? Betani-beraninya dia berbicara seperti itu. Ja Hyeon ingin menjelaskan, bukannya begitu... . 


Hwi mengatakam kalo semuanya adalah salahnya. Ia akan menerima hukuman apapun. Ia minta tolong antarkan nona Ja Hyeon pulang dengan selamat. Ja Hyeon menunduk merasa bersalah. 


Kang menyindir, apa dia pikir perang itu seperti piknik? Kang menatap Hwi. Ia melangkahi kakaknya dan datang ke sini agar bisa melindungi keponakannya yang masih kecil. Kang mengingatkan agar Hwi jangan lupa diri karena bermain-main dengan wanita. Kang bahkan menanyakan apa Hwi punya hak untuk menjadi pangeran negeri ini? Ja Hyeon memotong. Berapa kali ia mesti mengatakannya? Ia memberitahu kalo pangeran Eunsung nggak tahu kalo dia ada disini. 


Paman bertanya apa yang harus merdka lakukan? Saat ia seharusnya menjadi pemimpin di medan perang, jika rumor ini menyebar, bahwa Hwi membawa wanita ke medan perang? Hwi merasa itu terlalu kasar. Paman mengatakan bahwa semangat pasukan akan jatuh. Ja Hyeon malah merasa sebaliknya. Sontak semua orang langsung menatap ke arahnya. Ja Hyeon melanjutkan, siapa yang nggak punya keluarga yang mereka tinggalkan? Prajurit yang lebih muda memiliki orang-orang yang dicintai, mereka harus mengucapkan selamat tinggal. Agar dia bisa melihat orang yang dicintai sekali lagi. Dan untuk membuatnya tetap hangat dalam pertempuran ia selesai menjahitnya semalaman dan membawanya. Apa itu kejahatan yang nggak bisa diampuni? Ja Hyeon bertanya dengan mata berkaca-kaca. Kang dan paman sama-sama memalingkan wajah. 


Hwi juga setuju dengan apa yang dikatakan oleh Ja Hyeon. Pengabdian dan kebaikan nona Ja Hyeon akan menjadi kenyamanan bagi pasukan. Kang menghela nafas panjang. Deuk Sik menghadapnya dan memintanya untuk memaafkan adiknya yang kekanak-kanakan. Ia berpikir membawanya pulang akan menjadi pilihan yang terbaik untuk semua orang. 


Paman berdiri dari tempat duduknya. Ia merasa Eun sung belum terbiasa dengan medan perang. Jadi paman akan memaafkannya dan mengirim Ja Hyeon pulang. Deuk Sik tersenyum dan berteima kasih. Tapi Ja Hyeon malah merasa sedih, demikian juga dengan Hwi. Paman mengaku hanya akan memaafkan Hwi sekali saja. Hwi harus menjadi teladan bagi para prajurit, sesuai dengan jabatannya sebagai pangeran. Hwi menunduk, ia akan mengingatnya. Kang bicara pada paman. Ia akan mengantar Ja Hyeon pulang setelah barang-barang selesai di turunkan. Itu pilihan yang terbaik. Paman menfangguk. Ia jufa merasa itu adalah ide yang bagus. 


Hwi memakaikan kain di wajah Ja Hyron agar dia nggak kedinginan. Ja Hyeon meminta maaf. Ia membuat Hwi dalam masalah karena tiba-tiba ikut kesini. Hwi mengatakan kalo itu bukan masalah. Ia senang Ja Hyeon datang dan menyemangatinya. Ja Hyeon menatap Hwi sambil senyum. Hwi juga memakaikan syal di leher Ja Hyeon. Ja Hyeon mau menolak. Dia nyuruh Hwi saja yang pakai itu. Ia akan pulang. Hwi mengaku punya satu lagi. Dia nyuruh Ja Hyeon memakainya. 


Ja Hyeon tersenyum. Ia melihat ikat rambutnya yang Hwi ikatkan di pergelangan tangan. Hwi memberitahu kalo mengikatnya disini membuat pergelangan tangannya merasa hangat. Hwi lalu memegang kedua lengan  Ja Hyeon. Ia senang ada prajurit yang bisa mengawalnya. Ia khawatir tentang perjalanan pulangnya. Hyung akan mengantarnya pulang dengan selamat. Ja Hyeon tersenyum lalu mengangguk. Lalu tiba-tiba suasana menjadi canggung. 


Kang meletakkan obat di atas meja. Itu obat Jawon. Ia mempersilakan paman menggunakannya untuk radang dingin. Paman menghela nafas dan membuka obat itu. Paman mengerti apa yang Kang inginkan bukan Cho Yoo Kyung tapi gadis itu. Paman mengingatkan kalo dia adalah calon pengantin adiknya. Kang nggak bisa membiarkan apa pun menghalangi tujuan besarnya. Kang pikir raja nggak memiliki batas. Paman mengingatkan kalo Kang belum menjadi raja. Paman menasehati agar Kang menunggu sampai saat itu. Kang akan bisa memiliki semuanya saat itu. Kang menghela nafas. Ia memastikan rumor tentang perilaku Hwi akan menyebar ke seluruh ibu kota. Pangeran yang nggak kompeten dan bermain-main dengan seorang wanita. Orang-orang akan tahu bahwa dia nggak cocok menjadi raja. Paman mengangguk sambil senyum. 


Hwi melepas kepergian Ja Hyeon. Hwi menatap Ja Hyeon sekali lagi. Ia juga menata kain dan syal Ja Hyeon. Kang yang sudah berada di atas kuda menatap mereka dan dia kelihatan nggak suka. Ja Hyeon memberikan garam pada Hwi. Dia nyuruh Hwi untuk memasukkannya ke dalam botol air maka air nggak akan membeku. Hwi menerimanya. Tapi ia rasa sebaliknya, air asin akan membuatnya lebih haus. Ja Hyeon menyarankan untuk memasukkan sedikit saja. Itu diberikan kepada prajurit di musim panas, untuk menjaga kekuatan mereka. Ja Hyeon melihat beberapa prajurit nggak bisa meminum air dari botolnya karena airnya beku. Jika ada garam yang banyak, berikan pada orang lain. Kalo nggak, Hwi harus mendapatkannya sebelum melintasi perbatasan. Hwi tersenyum. Ia akan mengingatnya. 


Hwi membantu Ja Hyeon menaiki kudanya. Ia lalu menghampiri Kang. Ia akan mempercayakan Ja Hyeon padanya. Kang meminta Hwi agar jangan khawatir. Kakaknya akan mengawalnya dengan aman. Hwi menyampaikan bahwa Ja Hyeon sudah menderita karena menunggu lama. Tolong jangan membuatnya lebih menderita. Kang menasehati agar Hwi melupakan tentang rumah. Jika ingatannya terlalu kuat, ia nggak bisa terus maju. 


Hwi meninggalkan kakaknya. Kang menatap paman seolah pamit. Paman mengangguk dan menyuruh Kang segera berangkat. 


Ja Hyeon meminta maaf pada kakaknya. Deuk Sik menyuruhnya segera pergi. Ia menarik kuda Ja Hyeon. Mereka akhirnya pergi. Ja Hyeon melihat Hwi dengan perasaan sedih. Hwi tersenyum tapi setelah mereka pergi, ia juga menampakkan wajah sedih yang tak terkira. 


Ibu suri melihat bingkisan dari Na Gyeom dan menyuruh dayang untuk membuangnya. Kakaknya berkata, ia nggak berpikur kalo permaisuri... . Ibu suri memotong. Ia tahu apa yang mendiang ratu dan permaisuri lalui. Mereka harus membuang tonik yang disajikan dari luar istana. Karena pangeran Yang Ahn nggak ada disini, Jin Yang ingin masuk istana, ibu suri memintanya agar melakukan apapun untuk menghentikannya. Kakak ibu suri mengatakan kakak iparnya, Ja Joon yanh merupakan kepala keamanan menghabiskan uang seperti air. Keluarganya nggak kaya tapi sejak menjadi kakak iparnya, bukankah dia terlalu menghabiskan banyak uang? Ibu suri bertanya menurutnya dimana dia mendapatkan uang itu? Bukankah itu rencana untuk memperluas kekuasaan? Ibu suri berpesan afar kakaknya terus mengawasi orang-orang yang berkeliaran di dekat istana Ja Joon dan Myound Rae. Mereka harus tahu kalo mereka nggak memiliki masa depan yang baik bersama pangeran Jin Yang. Menteri sekaligus kakak ibu suri mengiyakan. 

Bersambung...

Komentar :
Kasihan Hwi di marah-marahin sama Kang. Cup..cup..cup..!!
Akhirnya paman tahu kalo wanita yang diinginkan oleh Kang adalah Ja Hyeon, calon istri Hwi. Tapi apa-apaan ini? Jadi Kang beneran cinta sama Ja Hyeon? 

4 komentar

  1. Sebel banget sama paman dan kang, 😠😠😠😒😒😒,
    Tapi berasa meleleh liat interaksi ja hyeon sama hwi, so sweet....
    Semangat unnie...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih support-nya. Moga bisa nikmatin ceritanya ^_*

      Hapus
  2. Terima kasih sinopsisnya. Makin seru gak sabar nunggu lanjutannya. Tetap semangat lanjut sampai ending ya min ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih dukungannya. Mohon doanya aja moga imannya kuat dan nggak kegoda sama drama yang lain. Soalnya ini udah mulai agak jenuh TT

      Hapus


EmoticonEmoticon