4/23/2018

SINOPSIS Grand Prince Episode 7 PART 4

SINOPSIS Grand Prince Episode 7 BAGIAN 4


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: OCN
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 7 Part 3
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 8 Part 1

Hwi sampai di tempat perbatasan dengan wilayah Jurchen. Seseorang bertanya mereka siapa. Kakak permaisuri memberitahu dengan bahasa mereka kalo dia adalah pangeran Joseon. Pangeran Eun Sung. Mereka datang untuk bertemu dengan pemimpin mereka. Orang itu lalu menghampiri temannya dan mengatakan sesuatu. Hwi menunggu dengan cemas. Lalu seseorang berlari meninggalkan mereka. Orang tadi menyuruh Hwi untuk turun dari kuda dan masuk kedalam. 


Prajurit mereka maju dan mengacungkan tombak ke arah Hwi, Gi Teuk dan kakak permaisuri. Kakak permaisuri mempersilakan Hwi untuk turun. Mereka turun secara bersamaan. Mereka di antar masuk oleh orang tadi. Hwi dan rombongan masuk ke wilayah mereka. Orang-orang menatapnya 


Seorang wanita melihat sambil memakan makanan. Seorang anak kecil melihat wanita itu dan menengadahkan tangannya meminta makanan. Wanita itu menatap anak kecil itu dan meneriakinya. Anak itu kaget dan kembali pada ibunya. Wanita itu lanjut makan makanannya lagi. Dia lalu melihat Hwi melintas dan terpesona.

Orang tadi bicara pada pengawal pimpinannya. Setelah itu menyuruh Hwi untuk masuk. Hwi yang nggak ngerti bahasa mereka menatap kakak permaisuri. Kakak permaisuri menyampaikan kalo Hwi bisa masuk. Hwi berjalan masuk dengan percaya diri. Kakak permaisuri ingin masuk juga tapi dihadang. Ia lalu memberitahu kalo dia adalah penerjemah pangeran, baru pengawal mengijinkan. Gi Teuk juga ikut masuk tapi dia dihadang. Gi teuk mengatakan seperti yang dikatakan kakak permaisuri (tapi nggak mirip) sehingga dia nggak diijinkan masuk. 


Hwi berbicara dengan pemimpin Jurchen. Ia mengaku tahu kenapa mereka menyerbu ke selatan, itu karena mereka butuh makanan. Pemimpin mendengarkan sambil diterjemahkan oleh orang disampingnya. Hwi melanjutkan, jika mereka mau mundur, Hwi akan nemberinya 300 seom (52 ton) biji-bijian secara gratis. Jika mereka mau, mereka bisa membuat kesepakatan di masa depan. Untuk menukar makanan dan bahan... . 


Belum sempat Hwi menyelesaikan tawarannya, pemimpin Jurchen malah tertawa lepas. Dia berkata untuk sesuatu yang seperti itu, mereka dapat memperolehnya tanpa negoisasi. Kakak permaisuri menerjemahkan untuk Hwi. Hwi membalas, itu juga sesuatu yang merugikan rakyat mereka sendiri. Orang itu mengayakan para prajurit Jurchen nggak takut mati. Hwi meminta mereka mengatakan apa yang mereka inginkan. Orang itu berkata jika Hwi bisa menyediakan biji-bijian yang mereka butuhkan sampai panen berikutnya, maka ia bersedia mundur dari wilayah Hwi. 


Hwi bertanya apa mereka tahu siapa dia? Pemimpin Jurchen tahu kalo Hwi adalah pangeran Joseon. Hwi memberitahu kalo pasukan tambahannya telah tiba di sini. Mereka juga adalah prajurit yang nggak takut mati. Namun alasan Hwi datang adalah untuk bernegoisasi dengannya adalah untuk menghindarkan korban sipil yang nggak bersalah, yang nggak akan terhindarkan dari pertempuran di antara mereka. Hwi bertanya dalam perhitungannya, apakah nggak ada ruang untuk rasa sakit dan penderitaan yang orang-orangnya akan rasakan? 


Pemimpin Jurchen marah dan menggebrak meja. Dia mengaku nggak punya warga sipil yang nggak berdosa. Mereka semua hanyalah prajurit yang ingin mengorbankan nyawa mereka. Kakak permaisuri menyampaikan mereka semua adalah prajurit, nggak ada warga sipil yang nggak berdosa. Hwi menghela nafas. Ia merasa kecewa karena negoisasi yang ia tawarkan nggak membuahkan hasil. 


Hwi keluar dengan tangan kosong. Kakak permaisuri menilai keserakahan mereka berlebihan. Hwi berhenti melangkah. Ia  berkata mereka baru memulai negoisasi. Lihatlah bagaimana dia memberi mereka waktu semalam. Dia nggak mencari keributan. Kakak permaisuri merasa pihak mereka nggak akan menerima tuntutan Jurchen. Pangeran Yang Ahn akan bersikeras menghadapi mereka secara langsung. Dan Hwi akan bertanggung jawab karena menyarankan negoisasi terlebih dahulu. Ia menyarankan agar mereka mengurangi tekanan mereka bagaimanapun caranya. Hwi berkata, karena mereka berada di sini, mari pikirkan rencana apa yang bisa mereka buat. Gi Teuk menyarankan bagaimana kalo mereka pergi dan kembali lagi? Gimana bisa mereka tidur di sarang harimau? Gi Teuk khawatir jika mereka di bunuh di tengah malam? Kakak permaisuri berkata dia dan Gi Teuk akan melindungi pangeran... . Ia lalu menepuk pundak Gi Teuk. Dan melanjutkan dengan nyawa mereka. Gi Teuk mengangguk. 


Seorang prajurit meminta mereka mengikutinya. Mereka lalu berjalan mengikutinya. 


Ja Hyeon  berada di kuil di temani Kkeutdan. Ia bersujud memanjatkan doa untuk Hwi. Nggak tahu berapa lama dia melakukannya. Kkeutdan yang duduk di belakangnya sampai mengantuk. Wajah Ja Hyeon juga tampak kelelahan. Tapi dia terus saja melakukannya. Brrsujud, bangun, bersujud, bangun dalam waktu yang lama. 


Setelah selesai, mereka pun pulang. Ja Hyeon menepuk-nepuk kakinya yang kelelahan. Yang nggak disangka mereka malah bertemu dengan Kang. Kkeutdan dan Ja Hyeon memberi hormat padanya. Kang bertanya apa Ja Hyeon di sini untuk berdoa? Ja Hyeon mengangguk menhiyakan tapi setelah itu dia malah memalingkan wajahnya. Kkeutdan terpaksa menjelaskan, untuk kemenangan dan keselamatan pangeran. Kang tersenyum. Ia mengaku datang juga untuk melakukan hal yang sama. Ja Hyeon mrmotong. Ia permisi dulu. 


Kang mendengar Ja Hyeon suka lukisan? Mereka memiliki beberapa lukisan dari Dinasti Song, ia menawari Ja Hyeon jika ingin melihatnya. Ja Hyeon mengaku satu-satunya lukisan yang ingin ia lihat adalah lukisan yang dibuat oleh pangeran Eun Sung. Kang tersenyum. Ia merasa Ja Hyeon harus membuka matanya sekarang. Dunia ini luas dan banyak lukisan-lukisan bagus. Ja Hyeon nggak sependapat. Baginya lukisan pangeran adalah lukisan terhebat. 


Kang menghela nafas. Matahari akan segera terbenam. Ia menawarkan akan mengantarnya pulang. Ja Hyeon cuek, ia datang sendiri, ia bersama Kkeutdan jadi ia minta Kang jangan khawatir. Kkeutdan mengangguk. Ja Hyeon dan Kkeutdan berjalan melewati Kang. Kang bertanya apa Ja Hyeon akan berdoa setiap hari? Ja Hyeon berbalik menghadap Kang. Ia memberitahu kalo kuil itu adalah tempat yang memiliki arti khusus baginya. Jika Kang sering datang kesini dengan niat buruknya, Ja Hyeon akan pergi ke tempat lain. Secara terang-terangan Ja Hyeon melarang Kang datang kesana. Kang berpikir, gimana, ya? Tempat itu juga istimewa baginya. Di sanalah ia datang untuk bertobat setiap kali ia melakukan kesalahan. Ja Hyeon menatap Kang, jika Kang nggak ingin bertobat, maka jangan datang kesana. 


Kang maju menghampiri Ja Hyeon. Nggak mudah bagi Kang untuk hidup seperti yang Ja Hyeon katakan. Ja Hyeon balik nanya, apa mereka nggak hidup seperti yang mereka inginkan? Kang mengulangi ucapan Ja Hyeon agar hidup seperti yang ia inginkan, itu ungkapan yang bagus. 


Ja Hyeon berbalik dan hendak pergi tapi lagi-lagi Kang menahannya. Ia mempersilakan Ja Hyeon untuk mengunjungi istana Myoung Rae, istrinya butuh teman. Jika Ja Hyeon bisa datang dan menjadi temannya. Ja Hyeon sedikit menengok. Jika itu untuknya, Ja Hyeon akan melakukannya. Ja Hyeon menghela nafas lalu kembali berjalan. Kang menatap kepergian Ja Hyeon lalu menghela nafas. 


Hwi berada di sebuah ruangan. Ia menulis sesuatu, sebuah peta. Seseorang lalu datang membawakan sesuatu. Hwi melipat kertasnya dan menyimpannya. Dia meletakkan makanan di atas meja. Hwi melihatnya memakai pakaian Joseon dan menanyakan dari mana ia mendapatkan gaun Joseon? Apa dia mencurinya? Wanita itu mengatakan kalo itu milik ibunya. Hwi bertanya, ibunya dari Joseon? Wanita itu mengiyakan. Hwi bergumam, seorang putri Joseon dari ayah Jurchen. Ia pasti menderita. 


Hwi tersenyum dan bertanya apa dia punya nama? Hwi harus memanggilnya apa? Wanita itu menjawab namanya Roi Si Gae. Hwi mengulangi, Roo Si Gae? Si Gae menanyakan nama Hwi. Hwi nggak ngerti. Si Gae mengulangi,  dia siapa? Hwi memberitahu, dia Hwi, namanya Hwi. Si Gae mengulangi, Hwi? Hwi mengangguk membenarkan. 


Si Gae tertawa. Hwi juga ikutan tertawa. Ia bertanya apa yang lucu? Apa namanya lucu? Si Gae lalu bersiul menggunakan jari yang ia masukkan ke dalam mulut. Namanya. 


Hwi teringat kata-kata Ja Hyeon, saat Ja Hyeon menyebutkan namanya, kedengarannya seperti ia bersiul. Hwi, Hwi, Hwi. 


Hwi jadi terdiam karena merasa rindu. Tapi suara siulan Si Gae menyadarkannya. Hwi tersenyum dan melihat Si Gae salah mengikat tali bajunya. Ia memberitahu simpul pada gaun Joseon bukan seperti itu. Si Gae tampak nggak ngerti sehingga Hwi mengulangi, simpul. Hwi bangkit dan ingin menunjukkan yang benar. Ia akan melakukannya untuknya. Jadi Si Gae bisa mengingatnya lain kali. Si Gae malah salah paham dan mengacungkan pisau belati di leher Hwi. Hwi pikir Si Gae salah paham. Hwi mengaku nggak punya niat lain. Dia hanya ingin Si Gae memakai gaun Joseon ibunya dengan benar. 


Si Gae mulai mundur dan menarik pisaunya. Hwi lalu mengambil ikat rambut Ja Hyeon yang ada di tangannya. Hwi menggunakannya sebagai contoh. 


Si Gae meletakkan pisaunya dan mencoba melakukan seperti yang dicontohkan oleh Hwi. Tapi rupanya itu terlalu sulit jadi ia menyerah. Si Gae maju dan mempersilakan Hwi untuk mengikat untuknya. Hwi mengerti dan mengingatnya sambil memberi penjelasan. Tiba-tiba Gi Teuk dan kakak permaisuri datang. Ia pikir mereka harus kembali. Mereka... . Gi Teuk nggak bisa melanjutkan kata-katanya saat melihat apa yang dilakukan Hwi dan Si Gae. Gi Teuk bilang akan datang lagi nanti. Hwi bilang nggak seperti itu. Dia mau menjelaskan tapi mereka kadung salah paham dan pergi. Hwi melihat Si Gae dan hanya bisa menghela nafas. 


Para menteri kembali melakukan rapat. Menteri kanan menanyakan apa kondisi yang mulia membaik? Menteri kiri menjawab kalo raja belum bisa menangani krisis nasional tapi raja sudah pulih. Ayah permaisuri Hyo mengingatkan kalo raja jatuh sakit saat mendengar masalah di perbatasan utara. Raja akan bisa bangun begitu dia mendengar tentang kemenangan pasukan dari utara. Tugas mereka adalah mengalahkan Jurchen secepat mungkin agar mereka bisa membuat raja tenang. Menteri kanan menanyakan bagaimana pertempurannya? Ayah permaisuri menjawab mereka akan mencari kesempatan yang tepat untuk melakukan satu pertempuran besar. Pangeran yakin dia akan memberi mereka berita kemenangan pada waktunya. 


Ayah Ja Hyeon berpendapat bukankah lebih baik memulai negoisasi lebih dulu? Menteri kanan mengatakan itu sesuatu yang akan mereka putuskan di medan perang. Mereka akan berperang jika mereka perlu dan bernegoisasi jika perlu. Menteri kiri berkata hari semakin dingin dari hari ke hari. Jika pertempuran terlalu lama, korban akan semakin bertambah. Para menteri juga merasakan keresahan yang sama. 


Hwi dan Gi Teuk makan bersama. Gi Teuk senyum-senyum menatap Hwi. Hwi bertanya kenapa? Apa Gi Teuk nggak suka makanannya? Gi Teuk hanya terkesan gimana Hwi memiliki hubungan dengan banyak wanita seolah ditakdirkan di mana pun ia pergi. Hwi meremehkan, ditakdirkan apanya? Sudah dia bilang, kan kalo nggak ada yang terjadi. Gi Teuk mengingatkan kalo dia nggak masuk saat itu... . Hwi memotong, gimana bisa Gi Teuk bicara seperti seseorang yang memiliki wanita yang dicintai? Gi Teuk mengingatkan. Itu maksudnya. Ia pikir Hwi adalah orang baik yang hatinya hanya untuk satu wanita. Hwi menghela nafasnya. Ia rasa cukup dengan omong kosongnya. Hwi nyuruh Gi Teuk untuk memakan makanannya. Gi Teuk hanya tersenyum. Hwi mengatakan akan bertemu dengan pemimpin mereka dan bernegoisasi lagi. Gi Teuk bertanya-tanya kenapa dia berusaha keras untuk mendapatkannya? Apa dia menahan mereka? 


Lalu mereka mendengar sesuatu. Gi Teuk dan Hwi bertanya-tanya apa itu? Apa terjadi sesuatu? Kakak permaisuri datang dan memberitahu berita gawat. Mereka di serang. Hwi  langsung bangkit. Gi Teuk bertanya apa maksudnya? Yang mulia sedang negoisasi? Apa maksudnya ada serangan? Apa yang harus mereka lakukan? Kakak permaisuri mengatakan kalo ini jebakan. Pangeran Yang Ahn menhebak Hwi. Hwi merasa nggak mungkin. Ia rasa itu hanya kesalahpahaman. Ia mengambil pedangnya lalu bergegas keluar. Kakak permaisuri Hyo melakukan hal yang sama. Gi Teuk mengikuti mereka. 


Sampai di luar Hwi di hadang sama prajurit Jurchen. Mereka mengarahkan pedang mereka ke arah Hwi. Mereka marah karena Hwi meminta negoisasi dan menyerang mereka dari belakang. Gi Teuk yang nggak ngerti menanyakan artinya pada kakak permaisuri. Kakak permaisuri menerjemahkan apa yang mereka katakan. Mereka akan membawa pangeran pergi. Lalu prajurit mereka maju dan membawa paksa Hwi. Hwi berusaha melepaskan diri. Lalu seseorang berteriak, cepat! Hwi, Gi Teuk dan kakak permaisuri melotot melihat ke orang itu.

Bersambung...

Komentar :
Kayaknya Kang emang beneran jatuh cinta sama Ja Hyeon deh. Dia terus-terusan memberi perhatiannya pada Ja Hyeon. Sama seperti Hwi, Kang juga ingin memberikan apa yang Ja Hyeon suka. 
Comments


EmoticonEmoticon