4/25/2018

SINOPSIS Grand Prince Episode 8 PART 2

SINOPSIS Grand Prince Episode 8 BAGIAN 2


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: OCN
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 8 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 8 Part 3

Na Gyeom terus menendangi Yoo Kyung tanpa ampun. Yoo Kyung sendiri nggak bisa berbuat apa-apa. Dia berusaha untuk melindungi wajahnya. Ia bertanya kenapa Na Gyeom melakukannya? Yoo Kyung nyuruh Na Gyeom untuk memikirkan kedudukannya. Na Gyeom memarahi Yoo Kyung. Dia tahu itu tapi beraninya Yoo Kyung mencemoohnya? Apa Yoo Kyung tahu siapa dirinya? Dia adalah istri pangeran Jin Yang. Ia menantu ibu suru dan permaisuri tingkat satu. Na Gyeom makin kesal dan terus menendang Yoo Kyung. 


Yoo Kyung akhirnya pingsan. Pakaiannya kotor semua. Pelayan Na Gyeom menyiramnya dengan air sehingga ia tersadar. Na Gyeom menatap Yoo Kyung yang baru sadar. Ia mendekat. Ia memaksa Yoo Kyung untuk memberitahunya. Siapa kekasih sejatinya yang Yoo Kyung bicarakan? Yoo Kyung nggak bisa menjawabnya. Na Gyeom bertanya apa itu gisaeng lain? Na Gyeom terus mendesak Yoo Kyung agar mengatakan siapa itu? Yoo Kyung yang terlalu lemah akhirnya pingsan lagi. Na Gyeom hanya bisa melihatnya sambil menghela nafas.


Seorang pria mendatangi Kang. Ia mengabarkan kalo mereka telah menerima kabar kemenangan. Pesan resmi belum tiba tapi ada pesan terpisah untuk mereka, kalo pangeran Eun Sung hilang. Kang menggaris bawahi, hilang? Orang itu menjelaskan, pangeran Eun sung menghilang dari kamp musuh, dan dia masih hilang sampai sekarang. Hal itu malah membuat Kang resah. Dia nggak hidup tapi dia juga belum mati. 


Sementara itu Hwi dan Gi Teuk serta kakak permaisuri berada dalam penjara Jurchen. Gi Teuk kesal. Menurutnya Si Gae adalah wanita Barbar yang nggak bisa dipercaya. Si Gae melarikan diri karena hal mendesak. Gi Teuk tahu dia akan melakukannya sejak awal. Hwi meminta Gi Teuk untuk berterima kasih pada Si Gae karena dia telah membantu mereka sampai sekarang. Gi Teuk menanyakan gimana kalo Si Gae sengaja menjebak mereka? Dia mungkin merencanakan semua itu dengan mereka sejak awal. Kakak permaisuri mengatakan kalo harapan mereka hanya Roo Si Gae. Lebih baik dia di luar daripada di dalam bersama mereka. Hwi memberitahu kalo ayahnya adalah pemimpin klan Huli tapi ibunya berasal dari Joseon. Ia bertanya pada Gi Teuk, apa Gi Teuk pikir dia akan diperlakukan dengan baik? Dia akan disuruh ke sana-sini sebagai anak berdarah campuran. Seperti bunga liar atau anjing liar, begitulah dia akan tumbuh dewasa. Gi Teuk nggak sependapat, anjing liar apanya? Baunya saja seperti itu. 


Tiba-tiba Si Gae datang. Ia melemparkan beberapa ubi untuk mereka bertiga. Kakak permaisuri menarik tangannya saat Si Gae hendak pergi. Ia meminta bantuan Si Gae untuk mempertemukan mereka dengan pemimpin. Si Gae tampak memikirkannya tapi habis itu dia melepaskan tangan kakak permaisuri dan pergi. 


Gi Teuk mengambil ubi-ubi itu dan meminta Hwi untuk memakan itu. Hwi hanya terdiam dan nggak ngomong apa-apa. 


Hwi dan Gi Teuk dipaksa bekerja bersama orang-orang lainnya. Kaki mereka dirantai. Gi Teuk menasehati, jika begini, lebih baik memberitahu mereka bahwa Hwi adalah pangeran. Ia merasa klan Huli nggak akan membiarkan pangeran melakukan kerja paksa. Sampai kapan mereka akan disandera seperti ini? Ia mendengar pasukan Joseon sudah ditarik mundur. Hwi menurunkan tandunya yang berisi batu. Ia memberitahu Gi Teuk kalo paman akan bernegoisasi dengan pemimpin klan Huli. 


Tiga orang Joseon menghampiri Hwi. Seseorang dari mereka memanggil Hwi. Dia mengatakan kalo Hwi telah banyak menderita. Orang itu memberikan sesuatu pada Hwi (sepertinya ketela). Hanya itu yang bisa ia berikan. Hwi mengatakan kalo ia baik-baik saja. Dia pasti lapar. Hwi menyuruh orang itu untuk memakannya sendiri. Teman orang itu menegur. Dia sudah bilang sebelumnya kalo yang mulia nggak makan makanan seperti itu. 


Seseorang yang lain memperlihatkan tiga telur puyuh. Ia bertanya bagaimana dengan itu? Hwi mengangguk dengan berat. Orang yang pertama mempersilakan Hwi untuk memakannya dan melalui semua ini. Hwi berterima kasih. Ia menyemangati agar mereka bertahan melewati ini juga. Ketiga orang tadi hanya bisa menunduk. 


Si Gae benar-benar mempertemukan kakak permaisuri dengan pimpinan (dia orang yang berbeda dengan yang melakukan negoisasi dengan paman). Kakak permaisuri meminta tolong agar mereka mengirim pesan pribadi ke Joseon. Itu cukup untuk membuatnya menjadi sandera, kan? Jika mereka mengirim bawahannya dan membiarkan mereka tahu kalo ia masih hidup, mereka akan diberi imbalan dengan tepat. 


Pimpinan berkata kakaknya telah menjanjikan sebuah tanah untuk klan Huli. Pimpinan menanyakan jadi apa yang bisa kakak permaisuri berikan pada mereka? Kakak permaisuri menyampaikan kalo pangeran Jin Yang nggak memiliki otoritas seperti itu. Pimpinan mendengar kalo pangeran Jin yang berebut tahta dengan keponakannya yang masih kecil. Kakak permaisuri mengingatkan kalo mereka nggak akan mendapatkan apa-apa dengan menjadikannya dan menjadi sandera. Merek berdua saling menatap. 


Satu bulan kemudian
Paman dan para prajurit lainnya pulang dari medan perang. Mereka disambut dengan sorak-sorai oleh rakyat. Paman tampak bangga karena berhasil membawa pulang kemenangan. 


Sampai di istana paman langsung menemui ibu suri raja dan ratu. Ia mengatakan sudah menrima pesannya. Raja berkata dengan bangga pamam telah memperoleh kemenangan besar. Paman menyampaikan kalo Jurchen kehilangan kekuatan mereka dan mundur ke utara. Paman dan prajuritnya telah menghancurkan rencana mereka, jadi mereka nggak akan berniat untuk menyerang lagi.


Ibu suri tersenyum. Sungguh melegakan. Ratu tersenyum dan menatap raja. Berkat leluhur mereka, doa yang mulia bisa terdengar oleh surga. Raja menatap paman dan menanyakan seberapa parah luka yang diderita oleh para prajurit? Apa para jenderal selamat? Ibu suri juga menanyakan di mana Eun Sung? Kenapa dia nggak datang bersama pamannya? Paman rada kebingungan menjawabnya. Dengan ekspresi sedih paman berkata tentang itu... . Kakak ibu suri mendesak paman agar segera memberitahu mereka. Semua orang penasaran. Paman mulai bicara. Selama pertempuran, pangeran Eun kehilangan nyawanya. 


Semua orang langsung syok mendengarnya. Paman mengaku nggak bisa menemukan tubuhnya. Ibu suri serasa nggak percaya. Raja juga seperti nggak yakin. Apa itu benar? Paman lalu mengambil kotak di sampingnya. Ia memberikannya pada ibu suri. Kang menanyakan apa itu? Paman menjawab kalo itu pakaian yang ditinggalkan oleh pangeran Eun sung. Semua orang hanya berani menatapnya. Kang maju dan membukanya. Pakaian itu berlumur darah. 


Raja langsung menangis begitu pula dengan ibu suri. Ia maju dan melihat pakaian anaknya. Ia menatap paman dan bertanya apa ini benar-benar pakaian Eun sung? Paman memberitahu kalo itu adalah pakaian yang dibuat putri Daejehak (kepala sarjana) untuk Eun sung. Hwi selalu memakainya di medan perang. Saat ini prajurit mereka sedang mencari mayatnya di utara. Tapi karena hari semakin malam, nggak akan mudah untuk mengenalinya bahkan jika mereka menemukan tubuhnya. Ibu suri menangis sambil menatap pakaian itu. 


Para menteri kembali melakukan rapat. Ayah Ja Hyeon menanyakan apa yang terjadi pada pangeran Eun sung? Rekannya sesama menteri kanan menjawab, dia pergi ke wilayah musuh sebagai mata-mata tapi nggak bisa keluar tepat waktu dan kehilangan komunikasi. Salah satu menteri kiri bertanya, mereka bahkan nggak bisa menemukan tubuhnya? Ayah ratu Hyo mengatakan kalo anaknya yang salah. Dia nggak bisa melindungi pangeran Eun sung. 


Menteri kanan yang paling depan berkata, Eun sung ditemani seorang wanita dalam pertempuran, dan menolak rencana pemimpin dan bersikeras bernegoisasi dengan musuh dan pergi ke wilayah musuh sendirian. Tindakan pemberontakan oleh pangeran Eun sung seolah-olah dia meminta kematian sendiri. 


Menteri kiri yang duduk di sebelah ayah ratu memintanya untuk menjaga bicaranya. Pangeran Eun sung telah mengorbankan hidupnya untuk bangsa ini. Ayah Ja Hyeon memotong. Ini bukan saatnya untuk mendiskusikan tindakan baik dan buruk pangeran, tapi untuk menghormati para prajurit yang menang dan telah kembali dengan selamat. Dan menduskusikan persiapan pemakaman. Salah seorang menteri kiri bertanya apakah nggak papa untuk mengadakan pemakaman tanpa mayat? 


Menteri sebelah ayah ratu mengatakan kesedihan yang Daegam rasakan karena kehilangan puteranya, gimana ia bisa menghiburnya? Ayah ratu mengatakan dengan berat hati, anaknya adalah seorang letnan yang nggak bisa melindungi pangeran. Jika dia kembali dengan selamat sendirian, itu akan lebih memalukan. Para menteri kanan hanya melihatnya santai. 


Ayah ratu keluar dari tempat rapat seorang diri. Anaknya telah menunggunya. Ia segera menghampiri ayahnya begitu melihatnya. Ia menyesal, seandainya saja dia nggak menjadi ratu, jika dia nggak melahirkan wonja,... . Ini semua salahnya. Oraboeni... . Ayahnya malah memarahinya. Apa ia akan menyia-nyiakan pengorbanan kakaknya? Ayah menasehati putrinya agar memikirkan tentang raja. Lindungi wonja. Ratu menggeleng sambik terus menangis. Ayahnya melanjutkan kalo mereka perlu menemukan cara baru untuk menangani suasana politik. Gejolak di utara telah mereda. Tapi tanpa pangeran Eun sung, merrka nggak bisa melawan pangeran Jin yang. Ratu menarik nafas panjang dan bertanya apa yang harus dia lakukan? Ayah mengatakan sepertinya para menteri akan berkumpul dan menghadapi pangeran Jin yang secara langsung. Melalui aturan Won Sang Jae (pemerintahan yang dijalankan oleh menteri atas nama raja yang masih kecil). Mereka akan melindungi raja dan Wonja yang masuh bayi. Ratu menangis memanggil ayahnya. 


Ja Hyeon keluar dari kuil. Di depan Kang sudah menunggunya. Ja Hyeon dan Kkeutdan memberi hormat padanya. Kang menatap Ja Hyeon. Ia mengabarkan kalo pasukan telah kembali. Seluruh negeri sedang merayakan kemenangan. Ja Hyeon langsung tersenyum mendengarnya. Kang melanjutkan, tapi ada berita duka. Ja Hyeon bertanya apa pangeran terluka? Bagian mana yang terluka? Seberapa parah? Kang sama sekali nggak menjawab. Hal itu membuat Ja Hyeon jadi makin khawatir. Apa dia sakit? 


Kang menghela nafas dan mengatakan kalo dia meninggal. Kkeutdan terkejut mendengarnya. Kang menjelaskan, Hwi pergi ke kamp musuh untuk bernegoisasi. Tapi dia nggak bisa keluar dan meninggal dengan tragis. 


Ja Hyeon masih tenang. Dia berjalan melewati Kang. Kang meraih tangan Ja Hyeon dan menahannya. Ia bertanya apa Ja Hyeon nggak mendengarnya? Hwi telah... Eun Sung telah meninggal. Ja Hyeon bilang enggak. Ia merasa Kang berbohong. Ja Hyeon menghempaskan tangan Kang. Ja Hyeon mengira Kang hanya ingun melihat bagaimana reaksinya. Kang nggak bisa menipunya. Ja Hyeon mengaku nggak akan tertipu untuk kedua kalinya. Kang mengaku datang untuk memberitahunya secara pribadi karena Kang mengkgawatirkannya. Apa Ja Hyeon ingin ia mengulanginya? Adiknya, Hwi, kekasihnya, telah meninggal di tangan Jurchen. 


Ja Hyeon menggeleng dan berteriak sambil menutup telinganya. Kkeutdan memeluknya seperti ingin menenangkannya. Ja Hyeon menatap Kang. Menurutnya Hwi nggak mungkin mati. Hwi telah berjanji padanya kalo dia akan kembalu dengan selamat apapun yang terjadi. Kang pasti salah dengar. Itu pasti bukan pangeran Eun sung. Kang menatap Ja Hyeon dengan mata berkaca-kaca. Ja Hyeon bisa percaya itu untuk saat inu. Jika itu berarti ia akan bisa melaluinya. Ja Hyeon menghela nafas lalu beranjak meninggalkan Kang. 


Ja Hyeon berlari menuju rumah. Ibu menyambut kedatangan putranya. Putranya yang berharga kembali dengan selamat dan sehat. Ibu bertanya apa dia nggak terluka? Lengan, kaki, jari tangan, dan jari kakinya baik-baik saja? Deuk Sik mengatakan kalo dia baik-baik saja. Ia menghindari panah yang terbang di sekelilingnya. Ibu memuji Deuk Sik. Bagus. Bagus.


Ja Hyeon memanggil kakaknya. Deuk Sik berbalik dan memanggil Ja Hyeon, Kkeutdan. Ja Hyeon langsung menanyakan, bagaimana dengan pangeran Eun sung? Dia nggak mati, kan? Deuk Sik belum tahu, kan? Deuk Sik tampak ragu menjawabnya. Soal itu...

Bersambung...

Komentar :
Paman dan Kang ini emang pinter banget bikin skenario tentang kematian Eun sung... . Berbekal pakaian sama darah binatang, jadilah cerita Hwi meninggal dan semua orang percaya begitusaja, hadeuh tepok jidad.
Comments


EmoticonEmoticon