5/24/2018

SINOPSIS Grand Prince Episode 12 PART 1


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: OCN
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 11 Part 4
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 12 Part 2


Kang menghampiri Ja Hyeon dan bertanya apa yang bisa Ja Hyeon tawarkan padanya? Ja Hyeon nggak menjawab. Matanya sudah menggenang. Na Gyeom keluar dan melihat suaminya bersama dengan Ja Hyeon. Kang memberitahu kalo setiap transaksi membutuhkan biaya. Jika Ja Hyeon sudah memutuskan untuk menerima kesepakatan, maka Ja Hyeon bisa menemuinya lagi saat itu.  


Na Gyeom memanggil Kang. Daegam! Kang melirik Na Gyeom kemudian bangkit. Ia menatap Na Gyeom dan mengatakan kalo teman Na Gyeom menemuinya. Ia menyuruh Na Gyeom untuk mengantar Ja Hyeon. Ini bukan waktu yang tepat. Kang lalu melangkah masuk meninggalkan Ja Hyeon. 


Na Gyeom yang kesal turun dan menghampiri Ja Hyeon. Ia memberitahu kalo Ja Hyeon datang ke orang yang salah. Orang yang membuat suaminya mati bukanlah pangeran Jin Yang. Ja Hyeon menatap Na Gyeom. Dengan nada mengejek Na Gyeom bertanya, apa Ja Hyeon nggak tahu? Orang yang melaporkan penghianatan pangeran Eun Sung bukan orang lain tapi ayah Ja Hyeon sendiri. Ja Hyeon menghela nafas. 


Na Gyeon mendekati Ja Hyeon. Ia meletakkan tangannya di pundak Ja Hyeon dan menanyakan apa ayahnya baik-baik saja? Setelah menulis laporan penghianatan dan mencoba bunuh diri, mereka bilang ayah Ja Hyeon gagal melakukan bunuh diri. 


Ja Hyeon nggak tahan lagi. Ia bangkit dan bertanya apa sekarang Na Gyeom juga memfitnah ayahnya? Na Gyeom tertawa mendengarnya. Ia ikutan bangkit. Jadi Ja Hyeon belum tahu? Ia menyuruh Ja Hyeon bertanya pada ayahnya sendiri saat ia pulang. Nggak ada bedanya ayah Ja Hyeon yang memberi racun pada pangeran Eun Sung. Na Gyeom meminta Ja Hyeon untuk mengingatnya dengan baik. Keluarga Ja Hyeon yang telah membunuh pangeran Eun Sung. Na Gyeom melanjutkan kalo Pangeran Eun Sung akan mati karena Ja Hyeon. 


Na Gyeom lalu berbalik dan meninggalkan Ja Hyeon. Ja Hyeon sendiri masih terpaku. Dia serasa nggak percaya. Tiba-tiba hujan turun. Tapi Ja Hyeon sama sekali nggak menghiraukannya. 


Na Gyeom menghampiri Kang dan menanyakan apa Kang ingin minum sebelum tidur? Na Gyeom memberitahu kalo sedang hujan. Anggur beras juga sudah difermentasi dengan baik. Kang nggak menghiraukan Na Gyeom dan malah bertanya apa Ja Hyeon masih di luar? Na Gyeom menjawab kalo dia sudah pulang. Kang bertanya lagi, apa Na Gyeom mggak memberinya tandu? Dia sepertinya berjalan sendirian. Na Gyeom tersenyum. Ia merasa ini bukan saatnya untuk mereka memperlakukannya dengan baik. Kang mengingatkan kalo hujan sangat deras malam ini. Apa maksudnya Na Gyeom menyuruhnya pulang tanpa payung? Na Gyeom mulai kehipangan kesabarannya. Ia mengatakan kalo itu yang Ja Hyeon inginkan. Kang marah dan memalingkan wajahnya. Dia nggak ingin meligat Na Gyeom. Na Gyeom sendiri juga jadi sebel.


Ja Hyeon berjalan diguyur hujan. Matanya kosong. Ia hanya terus berjalan mengikuti kakinya. 


Ja Hyeon berdiri di depan kamar ayahnya. Hujan terus turun diiringi petir dan kilat. Ayah tampak sedang memikirkan sesuatu. Ia berjalan mondar-mandir disaksikan oleh Ja Hyeon. 


Ayah melihat Ja Hyeon dan bertanya apa yang dia lakukan di sana?  Ayah merasa khawatir dan menghampirinya. Ayah bertanya kenapa Ja Hyeon hujan-hujanan? Ia mengajak anak perempuannya untuk masuk. Ja Hyeon menolak. Ia bertanya itu nggak benar, kan? Apa yang ayah lakukan nggak benar, kan? Ayah terdiam. Ia meminta Ja Hyeon masuk dulu. Ja Hyeon menolak. Ia mendesak ayah untuk mengatakan kalo itu nggak bener. Ja Hyeon meminta ayahnya untuk mengatakan kalo bukan ayah yang akan membuat pangeran Eun Sung mati. 


Ayah terdiam. Ja Hyeon menyimpulkan kalo itu adalah benar. Ayah mengaku melakukannya untuk menyelamatkan Ja Hyeon. Ja Hyeon menangis. Ia hancur. Ayahnya telah membunuhnya. Ja Hyeon menanyakan apa ayah pikir dia bisa hidup di dunia ini tanpa pangeran Eun Sung? 


Ibu datang dan melihat pertengkaran antara anak dan suaminya. Ayah menekankan kalo bukan hanya Ja Hyeon yang ada di keluarga ini. Ada ibunya dan kakaknya juga. Semua orangvyang harus ayah lindungi di keluarga ini. Ja Hyeon mengaku sangat bersyukur. Karena ayahnya membunuh kekasihnya untuk menyelamatkannya. Kebaikan ayahnya hanya membuatnya menderita. Ayah tak bisa berkata-kata mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ja Hyeon.


Ja Hyeon berbalik dan meninggalkan ayah. Ja Hyeon terkejut melihat ibu. Ibu menghampiri Ja Hyeon dan menamparnya dengan sangat keras. Ia memarahi Ja Hyeon yang nggak tahu bersyukur. Ibu mengingatkan kalo ayah melakukan itu untuk menyelamatkan keluarga mereka. Selain itu ayah juga sangat menderita sampai memilih untuk bunuh diri. Ja Hyeon menatap ibu. Ibu melanjutkan, kalo Doseungji nggak menyelamatkan ayah, maka Ja Hyeon nggak akan bisa bersikap kasar pada ayah hari ini. Ayah meminta ibu untuk berhenti. Ini semua adalah salahnya. Ibu nggak menghiraukan aysh dan masih fokus pada Ja Hyeon. Ibu bertanya apa hanya cinta Ja Hyeon yang memilukan? Apa hanya kekasihnya yang penting? Apa Ja Hyeon nggak melihat orang tuanya? Apa keluarganya nggak penting baginya? Ibu menegaskan kalo dia nggak akan menemui siapapun yang membuat suaminya terluka. Ibu meminta Ja Hyeon untuk memikirkan perasaan ayahnya saat mengambil jalan itu. Apa Ja Hyeon bisa melihat darah dan air matanya? Ja Hyeon terdiam. Ibu melanjutkan. Ia mengaku bisa melihat semua orang yang mengkhawatirkan ayah, bahkan sampai sekarang. Ja Hyeon menghela nafas lalu pergi. Ibu berbalik dan melihat kepergian Ja Hyeon. 


Ja Hyeon menangis di luar kamarnya. Hatinya sakit. Dia bahkan nggak ganti baju dulu. Si Gae menghampirinya dan menyentuh pundaknya. Ia meminta Ja Hyeon untuk kuat. Gimana dengan Hwi? Gimana mereka akan menyelamatkannya? Si Gae menangis. Ia memberitahu kalo ia bisa menyelamatkan Hwi di utara. Hwi juga menyelamatkannya berkali-kali. Tapi Si Gae sama sekali nggak bisa melakukannya di sini. Ia bahkan nggak bisa masuk istana. Si Gae mengatakan kalo Ja Hyeon bisa melakukannya. Ja Hyeon nggak mengatakan apapun. Ia berpikir apa yang harus ia lakukan? 


Na Gyeom minum sendirian. Ia menghela nafas lalu minum lagi. 


Ibu suri menemui Hwi di penjara. Ibu suri memberitahu anaknya kalo itu adalah rencana yang dipersiapkan untuk menyingkirkannya. Hwi berkata ibu tahu seberapa banyak dia berhutang budi padanya. Ia bertanya kenapa ia harus mengisi hari paling bahagia dalam hidupnya dengan darah? Kenapa dia melakukannya? Ibu Suri mengulangi kalo ayah Ja Hyeon yang melaporkannya tentang penghianatan. Laporan itu yang membuat fitnah menjadi kebenaran yang nggak bisa diubah. Hwi berpikir daejehak pasti ingin menyelamatkan keluarganya. Ia juga merasa pasti ada yang memaksa Daejehak untuk memilih cara itu. Jadi Daejehak ingin menebus dosanya dengan gantung diri. Ibu Suri meyakinkan kalo hanya Hwi yang tahu kalo dia nggak bersalah. Ada bukti yang membuatnya bersalah. Gi Teuk dan dayang juga merasa cemas tapi nggak ada yang bisa mereka lakukan. Demikian juga dengan Hwi. 


Ja Hyeon menemui dayang ibu suri. Ia menyampaikan kalo ia harus menemui ibu suri. Hanya ibu suri yang bisa ia mintai bantuan. Dayang mengatakan kalo untuk saat ini dia akan memberitahunya. Ja Hyeon lega mendengarnya. Ia juga menanyakan gimana dengan kunjungan ke penjara? Dayang mengaku nggak bisa mengaturnya. Ja Hyeon kecewa. Kkeutdan bertanya apa nggak ada cara lain? Jika dayang mau membertahu mereka cara... . Dayang memotong, nggak vayak yang bisa dia lakukan. Tapi ia memberitahu kalo uang dapat membuka semua jalan di dunia. Dayang mengarahkan agar Ja Hyeon meminta satu pria di keluarganya untuk melakukannya. Ia mengingatkan kalo itu bukan tempat untuk wanita bisa keluar masuk. Kkeutdan merasa Daegam nggak akan mengijinkan Ja Hyeon. Mungkinkah Do-ryongnim? Ja Hyeon menatap Kkeutdan lalu menghela nafas. 


Seorang penjaga di penjara menghampiri Deuk Sik diam-diam. Deuk Sik memberikan sesuatu padanya. Deuk Sik mengatakan kalo dia percaya padanya. Orang itu menfangguk. Ia lalu menyuruh Ja Hyeon untuk mengikutinya. Ja Hyeon menatap kakaknya. Deuk Sik mempersilakannya. Deuk Sik menghela nafas setelah kepergian adiknya.


Ja Hyeon dibawa menemui Hwi. Petugas berpesan agar Ja Hyeon sebentar saja. Ja Hyeon mengangguk. Petugas pun pergi. Ja Hyeon menatap Hwi lalu membuka pakaian penutupnya. Hwi tengah tertidur bersama Gi Teuk. Ja Hyeon memanggilnya. Yang mulia. Hwi nggak merespon. Ja Hyeon kembali memanggilnya. Ini dia, Ja Hyeon. Ja Hyeon nggak tega melihat kondisi Hwi dan menangis. 


Hwi terbangun. Ia bangkit dan menghampiri Ja Hyeon. Gi Teuk jyga ikutan bangun. Hwi menggenggam tangan Ja Hyeon. Ja Hyeon bertanya apa Hwi baik-baik saja? Apa dia terluka? Apa dia mengalami siksaan? Hwi mencoba untuk tersenyum dihadapan Ja Hyeon. Meski semua orang menuduhnya sebagai penghianat, tapi mereka nggak akan menyentuh raja dengan mudah. Ja Hyeon mengangguk setuju. Hwi mengaku merasa bersalah dalam hatinya. Tapi tubuhnya baik-baik saja. Hwi menatap Ja Hyeon dan menanyakan kenapa Ja Hyeon datang ketempat mengerikan ini? Hwi mengaku nggak ingin Ja Hyeon melihatnya seperti ini. Hwi bertanya apa keluarga Ja Hyeon baik-baik aja? 


Gi Teuk bertanya bagaimana dengan Roo Si Gae? Apa yang terjadi padanya? Ja Hyeon mengatakan kalo Roo Si Gae aman bersamanya. Gi Teuk lega mendengarnya. 


Hwi bertanya apa ayah Ja Hyeon selamat? Ja Hyeon merasa bersalah dan meminta Hwi memaafkannya. Sebentar kemudian Ja Hyeon malah minta Hwi jangan memaafkannya. Keluarganya yanh mrmbuat Hwi mengalami penderitaan ini. Hwi harus membencinya dan keluarganya. Ja Hyeon menyampaikan kalo ayahnya sudah seperti tinggal di neraka. Hwi merasa akan melakukan hal yang sama. Jika ia bisa menyelamatkan Ja Hyeon, jika ia bisa melindungi keluarganya, ia bahkan akan melakukan hal-hal yang lebih mengerikan lagi. Hwi berpesan agar Ja Hyeon jangan membenci ayahnya. Pada awalnya Hwi nggak ngerti kenapa Daejehak melakukannya. Dan Hwi mengaku membencinya karena apa yang Daejehak lakukan. Tapi kemudian ia menyadari bahwa hanya itu yang bisa menyelamatkan Ja Hyeon dari tuduhan sebagai keluarga penghianat dan Hwi malah nggak tahu berterima kasih. Daejehak mengorbankan nyawanya dan dengan susah payah membantahnya. Ja Hyeon menatap Hwi, ia mengaku nggak bisa memaafkan ayahnya katena telah memfitnah Hwi. Ja Hyeon berjanji akan menebus kesalahannya dan menyelamatkan Hwi. Hwi melarang Ja Hyeon melakukannya. Hwi nggak ingin membuat keluarga Ja Hyeon dalam bahaya hanya agar dia bisa selamat. Ja Hyeon jadi makin sedih. Ia memanggil yang mulia. 


Hwi mengulurkan tangannya dan membelai wajah Ja Hyeon. Ia mengatakan di hari pernikahan mereka, Ja Hyeon terlihat sangat cantik. Tapi mereka malah berakhir seperti ini. Bahkan sebelum bertukar sumpah. Hwi meletakkan tangannya di pundak Ja Hyeon. Air mata mengalir di kedua pipinya. Ia mengatakan saat ia tertidur, ia memimpikan hari itu. Di dalam mimpi ia menjadi pengantin pria yang bahagia. Ia tersenyum pada Ja Hyeon. Ia melepas hiasan kepala Ja Hyeon. Tapi... . Hwi serasa nggak bisa melanjutkannya. Ja Hyeon mengambil tangan Hwi dan meletakkannya di pipinya. Mereka sama-sama menangis. 


Hwi menggenggam tangan Ja Hyeon. Ia mengingatkan Ja Hyeon kalo mereka pernah mengalami masa lalu yang lebih buruk. Ja Hyeon mengangguk membenarkan. Hwi melanjutkan, saat itu Ja Hyeon mengisi hari-harinya dengan berpikir kalo Hwi sudah mati. Mereka nggak pernah menyerah saat itu. Hwi berpesan agar Ja Hyeon jangan menyerah. Jangan lelah. Karena mereka hidup, mereka masih punya harapan. Ja Hyeon kembali mengangguk. Apapun yang terjadi, Hwi meminta Ja Hyeon untuk percaya padanya. Apapun yang terjadi, jangan putus asa. Ja Hyeon mulai kembali optimis. Hwi lega melihatnya. Ia semakin mempererat genggamannya. Ia mencoba tersenyum menata Ja Hyeon. Ja Hyeon juga ikutan tersenyum. 


Ja Hyeon keluar dari penjara dengan menangis sesegukan. Deuk Sik menghampirinya dan menutup mulutnya. Ia meminta adiknya diam. Jika mereka ketahuan maka mereka akan dalam masalah besar. Ja Hyeon nggak bisa berhenti. Deuk Sik terpaksa menariknya pergi. 


Ja Hyeon berjalan dengan sangat terburu-buru. Deuk Sik mengikutinya di belakang. Ia menaruh tangannya di pundak Ja Hyeon dan membalikkannya sehingga menghadapnya. Ia menanyakan apa Ja Hyeon akan menemui Doseungji (kepala sekretaris kerajaan)? Ja Hyeon mengatakan kalo dia kakak dari ibu suri. Ja Hyeon akan mengatakan padanya bahwa laporan penghianatan ayah nggak benar. Jika mereks memberitahu ibu suri kalo pangeran Eun Sung nggak bersalah, maka mereka dapat membersihkannya dari tuduhan palsu. Deuk Sik memaki Ja Hyeon. Dasar b*doh! Dengan begitu maka ayah mereka yang akan mati. Apa Ja Hyeon ingin membunuh ayahnya demi menyelamatkan kekasihnya? Apa Ja Hyeon ingin menghancurkan keluarganya? Ja Hyeon terdiam. Ia merasa serba salah. Deuk Sik mengaku sudah melakukan tugasnya sebagai kakaknya dengan membiarkannta menemui pangeran Eun Sung. Karena ia mengabulkan keinginan Ja Hteon, maka ia meminta Ja Hyeon untuk menepati janjinya dan berhenti membuat ayah dalam bahaya. Ja Hyeon memalingkan wajahnya. Deuk Sik menghela nafas dan memanggil adiknya. Ia menanyakan jika ayah gantung diri lagi, apa dia baru akan puas? Ja Hyeon menunduk. 

Bersambung...

Komentar:
Pilihan yang sulit bagi Ja Hyeon. Keduanya sama-sama penting dalam hidupnya. Ayah atau kekasihnya? 

Tapi salut sama Hwi yang masih berpikiran positif. Ia mampu memahami apa yang dilakukan oleh ayah Ja Hyeon sehingga ia nggak membencinya malah berterima kasih. Padahal itu sangat merugikannya. 
Comments


EmoticonEmoticon