5/26/2018

SINOPSIS Grand Prince Episode 12 PART 3


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: OCN
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 12 Part 2
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 12 Part 4

Kang sedang rapat bersama dengan paman, kakak ipar dan pengawalnya. Paman memberitahu kalo Kang telah melakukan kesalahan. Menurut paman, segarusnya Kang menyingkirkan Eun Sung saat ada kesempatan. Kakak ipar Kang juga bertanya apa Kang menjadi lemah karena dia adalah saudaranya? Kang santai mengatakan kalo gubernur pulau Gyodong adalah putra dari Doh Yeon Soo, yang dibunuh oleh pemberontak. Paman dan kakak ipar terkejut mendengar alasan dari Kang. Kang melanjutkan kalo musuh yang membunuh ayahnya telah jatuh ke tangannya. Bukankah paman pikir dia akan melakukan sesuatu pada Hwi? Meski Kang nggak bisa melakukannya secara langsung, jika mereka mengirim seseorang dari sini, dia akan setuju. 


Kakak ipar Kang menghela nafas lega. Kang kembali berkata, menjadikan ibu surivsebagai musuh akan menyulitkan. Setelah para pemberontak mengaku dan Daejehak melaporkan penghianatan, maka Eun Sung yang secara ajaib selamat dari utara, telah menjadi manusia mistis bagi rakyat. Karena dia biasanya memiliki sifat lembut, ada yang bertanya mengapa dia melakukan hal seperti itu. Kakak ipar menanyakan apa yang akan Kang lakukan selanjutnya? 


Paman juga berpendapat kalo Eun Sung nggak akan berdiam diri dengan melukis sesuatu di pulau. Paman yakin kalo dia pasti ingin kembali. Dia mungkin melarikan diri dari pulau. Mereka akan menyerang saat dia mencoba melakukan kontak dengan seseorang dari ibu kota. Paman melanjutkan, jika Eun Sung dengan kebodohannta berani mengambil resiko yang besar, maka para atasan nggak akan punya pilihan selain melawannya. Kakak ipar mengangguk setuju. Paman menyuruh Kang untuk segera mengirim Eo Eul Woon. Paman merasa mereka harus mulai membicarakan hal ini dengan jenderal yang ada di sana. Kakak ipar mengiyakan. 


Kang mengatakan setelah Eun Sung dirawat di pengasingannya, mereka harus menyingkirkan pamannya, Yejo (menteri Ritus, kakak ibu suri), dan orang-orang yang nggak berada di pihaknya. Paman tersenyum mendengar semua rencans itu. Demikian juga dengan Kang. 


Hari sudah malam. Hwi dan Gi Teuk masih berada di atas perahu. Hwi masih terjaga sementara Gi Teuk tertidur dalam posisi duduk. Hwi menghela nafas. 


Ja Hyeon di rumahnya menulis surat untuk Hwi. Dengan tangan yang berat ia menulis, 
Kekasihku, Hwi ku
Saat aku menyebut namamu, itu seperti suara bersiul. 
Dengan menyebut namamu aku mulai jatuh cinta. 
Kita sudah ditakdirkan. 
Kehidupan yang kita impikan bersama sangatlah singkat. 
Tinggal di satu rumah, makan bersama di satu meja, 
Kita akan duduk berdampingan dan melukis berbagai hal. 


Tapi kini aku tahu. 
Mimpi singkat itu sulit untuk menjadi kenyataan. 
Hampir nggak mungkin. 
Takdir bisa menghalangiku untuk bersamamu dalam hidup ini, tapi kematian nggak menghalangiku. 
Aku akan pergi lebih dulu dan menunggumu. 
Setelah waktu berlalu, datanglah padaku. 
Aku akan menjadi bunga dan menunggumu. 


Ja Hyeon menyimpan surat itu ke dalam amplop warna merah. 


Kkeutdan diluar memberitahu kalo ada tandu yang dikirim dari rumah keluarga pangeran Jin Yang. Ja Hyeon menhapus air matanya saat Kkeutdan masuk ke kamarnya. Kkeutdan duduk di hadapan Ja Hyeon dan bertanya dia nggak akan pergi, kan? Apa harus dia menyuruh mereka pergi? Ja Hyeon meminta Kkeutdan untuk mendengarkannya baik-baik. Ja Hyeon memperlihatkan dua surat. Ia meminta Kkeutdan untuk menyimpan kedua surat itu. Dan jika sesuatu terjadi pada Ja Hyeon, .. . Kkeutdan memotong, ia memanggil, Asshi! Ja Hyeon menghela nafas. Ia lalu melanjutkan jika benar-benar terjadi seperti yang ia katakan. Ja Hyeon memberitahu kalo yang biru untuk ibunya. Dan yang merah kirimkan ke pulau Kyodong. Dengan ragu Kkeutdan bertanya, untuk pangeran Eun Sung? 


Ja Hyeon mengangguk. Ia lalu memberikan surat itu kepada Kkeutdan. Kkeutdan bertanya surat apa itu? Dengan tenang Ja Hyeon menjawab kalo itu hanya surat. Kkeutdan masih ingin tahu. Kenapa Ja Hyeon memberikan surat kepada orang dewasa yang tinggal serumah dengannya? Ja Hyeon hanya bilang untuk berjaga-jaga. Ia berpesan agar Kkeutdan menyimpan surat itu dengan baik. 


Ja Hyeon berjalan menuju tandu. Kkeutdan memintanya agar jangan pergi. Kenapa dia harus pergi? Ja Hyein mengingatkan kalo ia sudah bilang ada hal yang harus is bicarakan dengannya tentang rumah itu. Kkeutdan protes kenaps dia nggak bisa ikut dengannya. Ja Hyeon memberitahu kalo dia hanya akan pergi dan pulang dengan tandu itu. Ja Hyeon meminta Kkeutdan untuk nggak khawatir. Ia berpesan agar Kkeutdan tetap di rumah. Ia laly masuk ke dalam tandu. Kkeutdan dan beberapa pelayan yang lan hanya bisa melihat Ja Hyeon pergi. 


Di dalam tandu Ja Hyeon mengeluarkan sebilah pisau. Ia merasa mantap. Entah apa yang akan ia lakukan. 


Hwi sampai di pulau Kyodong. Para pengawal mengantarkannya ke sebuah rumah. Hwi dan Gi Teuk melihat rumah itu. Seseorang mengatakan selamat datang. Ia memberitahu kalo Hwi akan tinggal di sana. Gi Teuk protes. Apa yang ia lakukan? Meski yang mulia sedang diasingkan, beliau masihlah tetap pangeran negeri ini. Mereka nggak boleh membiarkannya tinggal di rumah itu. Hwi menegur Gi Teuk. Gi Teuk menyuruh mereka untuk mencari tempat yang lebih baik untuk yang mulia tinggali. Orang itu bertanya apa dia seorang tamu. Menurutnya ia sangat nggak sopan. Jika dia di sini sebagai seorang penjahat, dia harus menderita dan merasa menyesal. Tapi dia ingin di perlakukan berbeda setelah tiba di sini? Gi Teuk bertanya apa dia sudah selesai bicara? Gi Teuk bicara tentang protokol yang perlu ia patuhi untuk anggota keluarga kerajaan. 


Hwi berseru, cukup! Ia mengingatkan Gi Teuk kalo bagi mereka, Hwi bukanlah bangsawawan, tapi hanya seorang kriminal. Gi Teuk membantah. Itu hanya fitnah. Hwi nggak melakukan kesalahan apapun. Orang itu maju dan memperkenalkan diri. Ia jenderal Doh Jungkook. Ia mengaku senang bertemu dengan Hwi, yang mulia. Hwi mengulangi. Jika ia Doh Jungkook,... . Orang itu membenarkan. Menteri Urusan Umum (Gongjo) Doh Yeon Soo yang dipenggal di hari pemberontakan adalah ayahnya. 


Hwi teringat kembali akan kejadian itu. Jungkook melanjutkan kalo ia hendak mengundurkan diri agar bisa membalas dendam. Tapi ia menundanya dan menunggu setelah mendengar Hwi akan datang. Jungkook mendekat dan berbisik, menanyakan apa Hwi nggak menantikan hari-harinya di pengasingan? Mereka akan memastikan Hwi nggak merasa nyaman di sini. Hwi dan Gi Teuk terdiam. Jungkook berseru pada prajurit untuk memberikan nasi, garam dan kecap pada Lee Hwi. Selain pelayan yang ia bawa, jangan biarkan orang lain masuk ke dalam rumah. Prajurit mengiyakan. Mereka meletakkan nasi, garam dan kecap di depan rumah, habis itu mereka pergi. 


Gi Teuk mengatakan kalo pangeran Jin Yang dengan sengaja mengirim Hwi kesana. Karens Jungkook berpikir Hwi membunuh ayahnya. Kang menyerahkan Hwi pada seseorang yang ingin balas dendam. Hwi menghela nafas. Ia lalu menepuk pundak Gi Teuk dan melarangnya bicara begitu. Ia mengajaknya untuk membersihkan rumah itu. Seenggaknya rumah itu memiliki atap dan dinding. Apalagi yang bisa mereka harapkan? Mereka hanya butuh tempat untuk menutup mata. Menurut Hwi, itu seperti istana. 


Hwi berjalan dan membersihkan halaman. Gi Teuk melihat beras yang ditinggalkan gubernur Jungkook. Beras itu berwarna kuning. Ia tampak sedih. Hwi bertanya ada apa? Gi Teuk menengok Hwi dan sambil senyum dia bilang bukan apa-apa. Ia lalu buru-buru menutup kantung beras itu. 


Ja Hyeon sampai di rumah yang seharusnya jadi tempat tinggalnya bersama Hwi setelah menikah. Ia keluar dari tandu dan berjapan memasuki rumah itu. Ia melangkah dengan mantap. 


Yoo Kyung pergi menemui Na Gyeom. Yoo Kyung mengaku senang bertemu dengan Na Gyeom. Na Gyeom sendiri hanya diam dan menatap Yoo Kyung sinis. Ia beryanya kenapa Yoo Kyung menemuinya? Ia memberitahu kalo pangeran Jin Yang sedang nggak ada. Yoo Kyung tersenyum. Ia memberitahu kalo hari ini ia datang untuk menemui Na Gyeom. Na Gyeom tersenyum mendengarnya. 


Na Gyeom duduk berhadap-hadapan dengan Yoo Kyung. Yoo Kyung mengatakan kalo sepertinya Na Gyeom ingin tahu alasan kenapa pangeran Jin Yang membiarkan pangeran Eun Sung hidup daripada harus minum racun untuk kematiannya. Yoo Kyung mengaku setelah dimarahi oleh Na Gyeom, ia mentadari bahwa ia harus memberikan kesetiaannya pada Na Gyeom dan orang-orang yang ada di pihak pangeran Jin Yang. Na Gyeom meminta Yoo Kyung untk mengatakan padanya jika Yoo Kyung mengetahui sesuatu. 


Yoo Kyung memberitahu tentang Ja Hyeon, putri Seong Eok Daejehak. Na Gyeom bertanya ada apa dengan Ja Hyeon? Yoo Kyung memperjelas kalo Ja Hyeon membuat kesepakatan dengan pangeran Jin Yang. Untuk menyelamatkan nyawa Eun Sung, dia bilang pada Pangeran Jin yang kalo dia akan melakukan apapun yang pangeran Jin Yang mau. Yoo Kyung bertanya apa artinya itu? Dan benar saja. Eun Sung diusir dari pengasingan dan Ja Hyeon dipanggil ke istana. Na Gyeom jadi geram mendengarnya. Ia mengaku mengerti. Ia berpesan pada Yoo Kyung, jika ia ingin memberitahukan sesuatu, Na Gyeom memintanya datang untuk menemuinya kapan saja. Yoo Kyung berkata untuk orang rendahan seperti dirinya, agar nggak terluka, ia tahu seharusnya ia nggak mengganggu orang yang memiliki temperamen seperti Na Gyeom, Ma-nim. Tapi jika ada yang ingin Na Gyeom ketahui di masa depan, Yoo Kyung akan memberitahunya. Na Gyeom mengatakan jika Yoo Kyung tahu tempatnya, mala dia nggak akan melangkah keluar. Na Gyeom mengaku mengerti nia terpuji Yoo Kyung. Yoo Kyung meminta maaf pada Na Gyeom. Ia ingin Na Gyeom merahasiakan hal itu dari pangeran Jin Yang. Yoo Kyung khawatir jika pangeran Jin Yang tahu, maka akan sulit baginya untuk memberitahu Na Gyeom lagi. Na Gyeom mengerti. Ia meyakinkan Yoo Kyung agar jangan khawatir. Yoo Kyung tersenyum. Ia memberi hormat pada Na Gyeom. 


Keutdan mencemaskan Ja Hyeon. Ia ingin membuka kedua surat itu tapi ragu. Apa yang bisa ia dapatkan? Meski ia membukanya, ia bahkan nggak bisa membaca surat-surat itu. 


Kkeutdan melihat Roo Si Gae melintas. Ia memanggilnya lalu menghampirinya. Kkeutdan bertanya apa Si Gae bisa membaca karakter cina? Si Gae bilang enggak. Dia buta huruf. Kkeutdan berdecih. Dia heran dengan jawaban dari Si Gae. Darimana ia belajar kalimat itu? Si Gae memberitahu kalo Gi Teuk selalu mengganggunya karena buta huruf. Kkeutdan tersenyum. Ia memanggilnya, Buta Huruf Roo Si Gae, kkeutdan ingin minta bantuannya. Kkeutdan ingin Si Gae pergi ke istana. Kkeutdan mengaku khawatir sesuatu terjadi pada Asshi. Si Gae mengatakan kalo Kkeutdan bisa pergi sendiri. Kkwutdan memberitahu kalo perannya berbeda dengan Si Gae. Si Gae nggak ngerti dan bertanya apa maksud Kkeutdan. Kkeutdan mejelaskan kalo dia menggunakan kepalanya sedangkan Si Gae menggunakan tubuhnya. Si Gae marah disebut seperti itu. Kkeutdan tersenyum. Ia akan menyiapkan nasi bakar untuknya saat makan malam nanti. Si Gae mendekat. Ia ingin dua bola nasi. Kkeutdan menambahkan kalo dia bshkan akan menaburkan gula di atasnya. Dan nggak butuh waktu lama, Si Gae langsung berlari menuju istana. Kkeutdan berseru memintanya untuk berhati-hati. Ia lalu tersenyum. Emang nggak ada yang bisa menolak nasi bakar. Diantara para pelayan, nasi bakar memiliki otoritas mutlak. 


Kang menatap teko. Ia tersenyum lalu menatap Ja Hyeon. Ia mengaku teringat masa lalu. Ketika mereka pertama bertemu, Ja Hyeon menuangkan teh untuknya. Ia lalu bertanya, hari ini maukah Ja Hyeon membuatkannya secangkir teh? Ja Hyeon malas tapi ia tetap melakukannya. Kang tersenyum melihatnya. Ja Hyeon menuangkan air panas dengan berhati-hati. Kang menanyakan bulankah kamarnya sedikit berubah? Kang mengaku pernah berpikir apakah Ja Hyeon akan menghabiskan hari-harinya disini. Ja Hyeon sudah nggak bisa sabar lagi. Ia bertanya gimana bisa Kang begitu kejam? Itu rumah yang dipersiapkan agar ia bisa tinggal bersama dengan pangeran Eun Sung. Hanys melihat ke dinding membuat hati Ja Hyeon hancur. Hanya melewati pintu membuatnya nggak bisa bernafas. Gimana bisa Kang datang ke tempat itu dan memanggilnya? 


Kang malah balik nanya. Menurut Ja Hyeon, gimana perasaannya? (Lah, Tahu! Situ yang punya perasaan!) Kang harus memilih rumah untuk Ja Hyeon tinggali bersama Eun Sung. Perasaannya ketika ia harus menyerahkan rumah ini sambil tersenyum. Ja Hyeon menatap Kang kesal. 


Na Gyeom duduk di dalam tandu. Ia tampak geram, penuh amarah. 


Si Gae berlari dengan terburu-buru. 


Ja Hyeon memegangi pisaunya. Ia nampak ragu mau menggunakannya. Kang meminum tehnya lalu menghela nafas. Ia lalu menanyakan gimana perasaan Ja Hyeon? Dan keputusan apa yang ia buat saat masuk ke tandu untuk datang ke sini hari ini? Ja Hyeon mengaku datang untuk menepati janjinya. Kang menyebutkan kalo rasa ingin memiliki kekasih adiknya...ini bukanlah pertama kalinya. Ja Hyeon langsung menatap Kang. Kang menanyakan haruskah ia menceritakan kisah cinta pertama Eun Sung? Kang melanjutkan tanpa menunggu jawaban dari Ja Hyeon. Saat ia tinggal di luar istana, dan memasuki istana untuk pertama kalinya, ada pelayan muda bernama Yeon Hee tang berada di istana Eun Sung. Dengan lengan yang terluka, dia membersihkan sepatu Eun Sung. Ja Hyeon menyela, bukankah itu bukti kesetiaannya? Kang meralat, itu kasih sayang. Ja Hyeon menatap Kang. Kang menatap Ja Hyeon dan melanjutkan kalo itu kasih sayang yang sangat mendalam. Kemanapun Eun Sung pergi, pelayan itu selalu mengikutinya. Sepanjang hari dia menatap Eun Sung seperti bunga matahari. Saat Eun Sung tersenyum, dia merasa bahagia seolah-olah dia memiliki segalanya di dunia. Saat Eun Sung marah, dia terluka karenanya seolah-olah dunianya hancur. Kang mengaku menginginkannya. Kang ingin dia jadi miliknya. Ja Hyeon menanyakan apa yang terjadi dengannya? Kang menghela nafas lalu memberitahu kalo dia meninggal.

Bersambung...

Komentar:
Nggak tahu apa yang akan Ja Hyeon lakukan dengan pisau itu. Apa dia akan membunuh Kang atau dia bakal bunuh diri?

Dan apa yang akan dilakukan Na Gyeom ke Ja Hyeon nantinya. Secara dari wajahnya dia kelihatan sangat marah dan langsung menyusul suaminya setelah dapat informasi dari Yoo Kyung. 

Dan juga mohon maaf banget-banget sebelumnya. Mungkin bakal agak lama aku lanjutnya nulis ini sama The King of Romance-nya. Nggak tahu kenapa badan berasa nggak enak banget sejak pertama puasa. Dan sekarang bener-bener jatuh. Hadeuh, sakit tuh bener-bener nggak enak. Sedih. Nangis mulu TT

6 komentar

  1. Cpet smbuh ya mba biar bisa lanjut eps berikut nya....keep fighting mba 😄😄😄😄

    BalasHapus
  2. Semoga cepet sembuh ya

    BalasHapus
  3. Di tnggu lnjutannya min☺. Seruuuu

    BalasHapus
  4. Di tnggu lnjutannya min☺. Seruuuu

    BalasHapus
  5. Terima kasih atas doanya. Udah lanjut, kok. Ditunggu aja ^_^

    BalasHapus
  6. lanjutannya donk...ditunggu nih author ^_^
    semangat ya

    BalasHapus


EmoticonEmoticon