6/26/2018

SINOPSIS Grand Prince Episode 13 PART 3


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: OCN
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 13 Part 2
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Grand Prince Episode 14 Part 1

Na Gyeom melangkah dengan penuh percaya diri. Beberapa pelayan mengikuti di delakangnya. Na Gyeom menghadap ibu suri. Dia memberi hormat pada ibu suri. Na Gyeom memberitahu ibu suri kalo sekarang ia melakukan tugasnya sebagai seorang istri. Saat ia menikah sampai sekarang ia tinggal di luar istana. Kenyataan bahwa ia nggak berbakti karena nggak dekat dengan ibu suri terasa menyulitkannya. Ibu suri menatap Na Gyeom dengan tatapan seolah nggak suka. Na Gyeom melanjutkan kalo sekarang ia bisa menyapa ibu suri di pagi dan malam hari, melayani ibu suri di rumah yang sama, dan Na Gyeom mengaku merasa senang. Meski ia banyak kekurangan, Na Gyeom berjanji akan setia pada ibu suri. Ia meminta ibu suri untuk mengajarinya banyak hal. 


Ibu suri menghela nafas dan bertanya apa Na Gyeom senang? Apa menjadi ratu adalah pengalaman yang menyenangkan untuknya? Na Gyeom menjelaskan kalo apa yang membuatnya senang adalah bukan karena posisinya sebagai ratu tapi kenyataan bahwa ia bisa melayani ibu suri dari dekat. Mantan ratu memalingkan wajahnya seolah nggak percaya. Ibu suri berkata kalo Na Gyeom harus mencoba mengalaminya seberapa berat dan menyakitkannya posisi mengadi ratu. Ibu suri meminta Ns Gyeom untuk memperlakukan ratu sebelumnya lebih baik darinya. Na Gyeom mungkin saudara iparnya di rumah. Tapi di istana, dia adalah atasan Na Gyeom. Ibu suri meminta Na Gyeom untuk menyapanya di pagi dan malam hari. Dan juga memperlakukannya dengan hormat. Na Gyeom mengangguk. Ia akan mengingatnya. Mantan ratu menatap Na Gyeom dengan tatapan penuh kebencian. Begitu pula dengan ibu suri. 


Na Gyeom meninggalkan istana ibu suri dengan perasaan kesal. Ia berjalan dengan terburu-buru. Na Gyeom berhenti melangkah dan meluapkan kekesalannya. Para wanita tua itu akan membuatnya melayani mereka sebagai menantu perempuan. Na Gyeom bertanya-tanya apa mereka nggak tahu siapa yang memiliki garis hidup? 


Hari sudah malam tapi Kang masih berada di singgasananya. Dia menatap kursinya. Dayang dan anak buahnya berdiri nggak jauh darinya. Kang mengatakan jalan yang panjang. Pada akhirnya ia berada di sana. Dan semuanya terjadi. Mata Kang berkaca-kaca teringat perjalanannya menjadi raja. Dayang bertanya dimana ia harus melayani Kang malam ini? Apa Kang akan beristirahat di Gangnyeongjeon? Atau Gyotaejeon? 


Kang menatap dayang dan anak buahnya. Dia meminta anak buahnya untuk membawa putri dari keluarga Seong. Anak buah Kang kengingatkan kalo ini adalah hari pertamanya naik tahta. Kang mengatakan jika ia ingin menjadikan putri daru keluarga Seong sebagai selirnya, akankah ibu suri menyetujuinya? Apakah istrinya juga akan menyetujuinya? Dayang memberitahu kalo itu nggak mungkin. Kang mengatakan kalo mereka harus memberi Ja Hyeon waktu untuk alasan atau penundaan. Bantak surat penting yang harus Kang urus sebelum ratu resmi ditunjuk. Kang akan meminta Ja Hyeon untuk menjadi selirnya setelah men*durinya. Kang mengaku nggak ingin melaporkan dam meminta izin untuk mewujudkannya. Ia merasa itu nggak akan berhasil. Sekali lagi Kang menyuruh anak buahnya untuk membawa putri dari keluarga Seong. Anak buah Kang bertanya jika Asshi nggak mau? Kang menyarankan agar memaksanya. Anak buah Kang nggak bisa bilang apa-apa lagi selain mengiyakan. 


Anak buah Kang mendatangi rumah keluarga Ja Hyeon. Ayah dan ibu menemui mereka.  Ayah mengatakan walaupun Ja Hyeon nggak menikah dan bertunangan dengan adiknya. Bahkan dengan kekuatan raja yang nggak terbatas, pada malam pertamanya, perilaku buruk macam apa itu? Ibu menambahi jika Kang benar-benar ingin putrinya menjadi selir kerajaannya, mintalah secara resmi dan lakukan pernikahan sebelum melakukannya. Jika Kang adalah raja, maka dia harus memperlakukan putrinya dengan hormat. Gimana dia bisa memanggil seorang wanita dari keluarga bangsawan di tengah malam seperti kucing liar? Anak buah Kang memberitahu kalo Ja Hyeon dan Kang sudah membuat kesepakatan saat Kang masih di rumah pribadinya. Ibu nggak terima. Omong kosong macam apa itu? Ibu memberitahu kalo seluruh ibukota tahu kalo putrinya dan mendiang pangeran Eunsung saling jatuh cinta. Kesepakatan seperti apa yang akan dilakukan wanita dengan pria lain? Kang meminta anak buah Kang untuk berhenti membujuk tanpa memperhatikan sopan santun. Ibu mempersilakan mereka untuk pergi. Anak buah Kang nggak bergeming. Ibu membentaknya agar segera meninggalkan rumahnya. 


Kkeutdan mendatangi Ja Hyeon di kamarnya. Kkeutdan bertanya apa yang harus mereka lakukan? Pangeran Jin Yang... . Kkeutdan meralat kalo Raja yang baru memanggil Ja Hyeon malam-malam begini. Na Gyeom..., eh maksudnya ratu yang baru. Ja Hyeon tahu kan dis orangnya seperti apa? Ja Hyeon nggak akan tahu apa yang akan dia lakukan padanya. 


Ja Hyeon santai. Ia mengambil kotak rias. Kkeutdan memberitahu kalo anak buah Kang, Eo Eul Woon membawa prajuritnya dan bersikeras kalo ini sudah kesepakatan. Kkeutdan bertanya apa yang garus mereka lakukan? Ja Hyeon masih tenang-tenang saja. Ia menyuruh Kkeutdan ke gudang dan mengambil bubuk kering diantara minyak dan minta agar Kkeutdan memberikan padanya. Kkeutdan yang nggak ngerti bertanya itu untuk apa? Ja Hyron hanya mengatakan kalo dis akan menggunakan itu di suatu tempat. 


Kkeutdan pergi ke gudang seperti yang diminta oleh Ja Hyeon. Dengan lilin sebagai penerang, Kkeutdan berhasil menemukan apa yang ia cari. 


Anak buah Kang bilang ke ayah dan ibu kalo itu adalah perintah. Kalo mereka nggak mau mengikuti perintah, maka ia nggak bisa menjamin apa yang akan terjadi. Ibu menanyakan jika itu perintah kerajaan, apa mereka harus mengikuti meski itu adalah perintah yang kejam? Anak buah Kang bertanya kenapa mereka nggak ngerti juga? Ia memberitahu kalo raja ingin menyelamatkan Ja Hyeon demi keluarga Seong. Ayah mengatakan kalo neraka sudah menjadi nasib keluarganya. Ayah bilang kalo mereka nggak punya keserakahan untuk melarikan diri atau merebut kembali kejayaan yang dulu. Keluarganya akan hidup tenang. 


Ja Hyeon menggampiri mereka dengan diantar oleh Kkeutdan. Ia mengatakan akan pergi. Ayah dan ibu terkejut dengan keputusan yang Ja Hyeon ambil. Ayah memanggil Ja Hyeon. Ja Hteon memberitahu kalo apa yang dikatakan oleh anak buah Kang adalah benar. Itu adalah sesuatu yang sudah di sepakati. Ibu memanggil Ja Hyeon. Ja Hyeon menatap Ibu dan berkata kalo dia adalah kekasih dari pangeran Eunsung. Tapi Eunsung sudah nggak ada. Ia adalah pengantin yang nggak pernah melewati malam pertama. Jika raja memanggilnya, maka ia harus pergi. 


Ayah mengatakan kalo ia yang akan pergi. Ayah bersedia menggantikan Ja Hyeon dan meminta bantuan. Ja Hyeon nggak mau. Ia meminta ayah agar jangan lagi melanggar janjinya demi keluarga. Melakukan sesuatu yang nggak diinginkan demi putrinya, menurut Ja Hyeon itu sudah cukup. Ayah nggak bisa bilang apa-apa lagi. 


Giliran ibu memanggil Ja Hyeon. Ja Hyeon bilang ke ibu kalo sekarang gilirannya. Ja Hyeon berkata kalo ia akan melakukannya. Ibu bertanya apa yang akan Ja Hyeon lakukan? Ja Hyeon menatap ayah dan ibu secara bergantian tapi nggak berkata apa-apa. 


Ja hyeon pergi bersama dengan anak buah Kang. Ibu hendak menyusul Ja Hyeon tapi dicegah oleh pengawal. Anak buah Kang memberitahu kalo akan ada perintah untuk menunjuk selir besok. Itu suatu kehormatan. Anak buah Kang berpesan agar mereka jangan khawatir. Ia meminta ayah dan ibu menunggu dengan tenang. Ibu meminta anak buah Kang untuk mengembalikan putrinya. Ibu terus memanggil Ja Hyeon tapi Ja Hyeon terus pergi. 


Ja Hyeon duduk di dalam tandu. Dia membuka kotak yang ia bawa. Isinya adalah pakaian dan tusuk rambut. Ja Hyeon mengambil tusuk rambut itu dan memandanginya. Ia tampak memikirkan sesuatu. Ja Hyeon mengembalikan tusuk rambut itu ke tempatnya lalu menyibak pakaian yang ada di kotak itu. Ia tampak yakin dengan apa yang akan ia lakukan. 


Na Gyeom bertanya pada pelayan, raja nggak datang ke Gyotaejeong malam ini? Pelayan mengiyakan. Ia mengatakan kalo raja mengatakan padanya kalo banyak yang harus dilakukan jadi raja beristirahat di kamarnya. Tapi... . Na Gyeom beryanya tapi apa? Pelayan melanjutkan kalo menurut para pelayan, mereka mempersiapkan semuanya karena mengira mereka akan kedatangan pengantin baru. Pelayan berpendapat kalo mereka belum punya pengantin tapi sudah mengeluarkan selimut kerajaan dan tukang masak kerajaan untuk menyiapkan makan malam untuk pesta. Pelayan Na Gyeom merasa kalo ada sesuatu yang nggak beres. 


Dengan menahan marah Na Gyeom bertanya di malam bersejarah dari pintu masuknya ke Gyotaejeon, gelandangan macam apa yang mengganggu kedamaian ratu? Na Gyeom mengatakan kalo dia akan pergi dan melihatnya sendiri. 


Ja Hyeon sudah sampai di tempat dimana dia akan bertemu dengan Kang. Para pelayan dan dayang hendak menyentuhnya dan mengganti pakaiannya tapi Ja Hyeon mengelak. Dayang mengingatkan kalo Ja Hyeon nggak bisa memakai pakaian dari rumah pribadi. Ja Hyeon harus mandi dan mengenakan pakaian baru. Ja Hyeon menghela nafas. Dayang majuvdan bermaksud membantu Ja Hyeon. Ja Hyeon mengatakan kalo itu adalah sesuatu yang ia buat sendiri. Itu sangat mahal jadi Ja Hteon ingin membawanya sendiri. Dayang menatap kotak itu dan nggak mampu melarang lagi. 


Ja Hyeon berendam di bak mandi. Pelayan menggosok tangannya. Setelah selesai mandi, Ja Hyeon pun memakai pakaiannya dengan dibantu oleh para pelayan. Para pelayan juga merias wajahnya dan mengikat rambutnya. 


Ja Hyeon lalu membuka kotaknya dan mengambil tusuk rambutnya. Ja Hyeon memakainya. Wajahnya tampak menyimpan dendam. 


Ja Hyeon diantar oleh para pelayan menuju kamar Kang. Sementara itu Na Gyeom juga berniat menemui suaminya. Wajahnya terlihat sangat marah. 


Ja Hyeon masuk ke kamar Kang. Kang duduk menunggu Ja Hyeon di depan meja yang berisi minuman. Ja Hyeon memberi hormat padanya. Kang menghela nafas dan mempersilakan Ja Hyeon untuk duduk. Ja Hyeon menurut dan duduk di samping Kang. Kang mengatakan kalo dia pikir Ja Hyeon nggak akan datang. Dengan tenang Ja Hyeon berkata kalo janji tetaplah janji. Kang berkata karens jaminan yang ia miliki telah meninggal, kalopun Ja Hyeon melanggar janji, maka nggak ada yang bisa ia lakukan. Itulah yang Kang pikirkan. Ja Hyeon menambahkan kalo seperti yang Kang katakan, orang itu telah meninggal. Ja Hyeon bertanya apa yang bisa mereka lakukan tentang seseorang yang nggak hidup di dunia ini? Kang menatap Ja Hyeon dan menanyakan apa perasaannya berubah sejak Kang menjadi raja? Ja Hyeon balik bertanya apa perasaannya nggak ada artinya bagi Kang? Kang mengaku menyesal karena nggak bisa mengikuti proses yang normal. Ia berjanji pada  Ja Hyeon kalo besok dunia akan berubah. Ja Hyeon memalingkan wajahnya dari Kang dan berkata kalo Kang melakukannya, maka itu akan membuatnya merasa lebih nggak nyaman. 


Kang tersenyum lalu memberikan cangkir kosong pada Ja Hyeon dan meminta Ja Hyeon untuk menuang minuman untuknya. Ja Hyeon menghela nafas. Sebelumnya ia minta Kang untuk menyuruh semua orang untuk pergi. Kang tersenyum dan meletakkan cangkirnya. Ja Hyeon melanjutkan kalo terlalu banyak mata dan telinga di sana. Kang memberitahu kalo itu sudah peraturan di kamar tidur raja. Ja Hyeon menatap Kang dan tetap memintanya agar menyuruh mereka semua untuk pergi. 


Kang mengangguk. Ia lalu bangkit dan keluar. Kang menyuruh dayang untuk menyuruh semua pelayan untuk meninggalkan istana. Dayang mengingatkan Kang kalo itu nggak mungkin. Demi keselamatannya... . Kang meminta hanya untuk hari ini. Kang memberitahu kalo ia dan Ja Hyeon sama sekali nggak terbiasa dengan aturan. Jadi pergilah untuk hari ini. Di dalam Ja Hyeon membubuhkan bubuk yang ia persiapkan ke dalam minuman Kang. Dayang setuju. Mereka akan pergi untuk malam ini. 


Kang kembali menemui Ja Hyeon. Ja Hyeon sendiri berusaha untuk tenang. Kang duduk di sampingnya sambil menatapnya. Ja Hyeon lalu melaksanakan permintaan Kang untuk menuangkan minuman. 


Na Gyeom sudah sampai di istana Kang. Ia dihadang oleh dayang. Na Gyeom menatapnya geram dan berkata, ini malam pertamanya menjadi raja tapi dia nggak datang ke istana ratu, jadi ia datang untuk bertanya apakah raja baik-baik saja. Na Gyeom meminta dayang agar mengijinkannya menemui Kang. Dayang meminta Na Gyeom untuk kembali. Ia memberitahu Na Gteom kalo istana berbeda. Na Gyeom nggak bisa menemui raja kapanpun dia mau. Na Gyeom nggak gentar. Dia bertanya apa dayang berani memandang rendah dirinya karena ia orang yang baru masuk istana? Dayang nggak menjawab dan ganya menatap Na Gyeom dengan tatapam sinis. Na Gyeom mengingatkan kalo ia adalah ratu di negeri ini. Beraninya dayang menghalangi jalan ratu. Dayang mengatakan kalo Na Gyeom belum jadi ratu. Na Gyeom memang sudah masuk istana tapi dia belum dilantik menjadi ratu. Pada hari seperti ini jika Na Gyeom bersama raja, maka ia mungkin dalam bahaya. Dayang meminta Na Gyeom agar mendengarkan sarannya. Na Gyeom marah. Ia mengumumkan kalo ialah satu-satunya istri raja. Lalu siapa di dunia ini yang bersama Raja? Dayang memalingkan wajahnya, enggan menjawab pertanyaan Na Gyeom. 


Na Gyeom berniat masuk. Dayang kembali menghadangnya dan mengingatkan kalo dia nggak boleh masuk. Na Gyeom menyuruhnya untuk minggir. 


Kang meminum minuman yang dituangkan oleh Ja Hyeon. Ia menanyakan kalo perasaan dan pikiran seperti apa yang Ja Hyeon miliki untuk datang ke istana? Ja Hyeon menatap Kang tapi nggak menjawab pertanyaannya. Kang melanjutkan kalo saat menginginkan seseorang tapi saat ia melihatnya dari dekat itu nggak terlihat nyata. Kang bertanya-tanya apa yang ada di hadapannya benar-benar Ja Hyeon? Apa Hwi harus mati? Apa Hwi harus menghilang agar Ja Hyeon datang padanya? Dengan datar Ja Hyeon berkats meskipun Hwi mati meskipun dia meninggalkan dunia ini, Ja Hyeon nggak akan menginginkan orang lain. Kang tampak sedih mendengarnya. Ia lalu bertanya kenapa setelah ia menjadi raja... . Ja Hyeon menatap Kang dan bertanya apa Kang ingin mendengar jawabannya? Kang menghela nafas. 


Na Gyeom bangkit dan mendekati Kang. Kang menatapnya dalam-dalam. Ja Hyeon melepas tusuk rambutnya. Ia lalu menatap Kang dengan perasaan marah. Ia mengatakan kalo ia datang untuk membalaskan dendam pada musuhnya. 


Ja Hyeon mendorong Kang dan berniat menusuk leher Kang dengan tusuk rambutnya. Ja Hyeon mengaku datang untuk membunuh Kang dengan tangannya sendiri. Kang menahan tangan Ja Hyeon sambil menatapnya. Kang nggak percaya hidupnya akan berakhir di tangan orang yang ia cintai. 

Bersambung...

Komentar:
Nggak heran Ja Hyeon mau dengan sukarela datang ke istana untuk menemui Kang. Dia ingin membunuh Kang. Nggak peduli dengan apa yang akan ia hadapi nanti karena berani membahayakan raja. Secara Hwi juga sudah nggak ada. Mungkin itu yang Ja Hyeon pikirkan. Karena tanpa Hwi, hidupnya nggak ada artinya lagi. 

Tapi Kang emang keterlaluan. Dia lupa kalo selama ini Na Gyeom yang sudah membantunya buat jadi raja tapi pas jadi raja malah milih bersama Ja Hyeon. Wajar Na Gyeom marah. Hadeuh, tepok jidad!

1 komentar


EmoticonEmoticon