7/22/2018

SINOPSIS Grand Prince Episode 16 PART 1


Hwi, Gi Teuk dan pelayannya menempelkan banyak pengumuman di berbagai tempat. Isinya adalah: 
Pemberitahuan Perampasan Tahta
Yang menduduki tahta saat ini, Lee Kang telah merebut tahta dari raja muda yang ada di pengasingan dengan cara penghianatan. Sebagai saudara kandungnya, Hwi mengajak semua orang untuk membantu memperbaiki situasi ini.


Ja Hyeon mengajari Si Gae menulis. Chun Ju Hyeong Hwang (langit gelap dan bumi berwarna kuning). Si Gae protes. Menurutnya langit itu berwarna biru. Ja Hyeon memberitahu kalo artinya terhubung ke Woo Joo Hong Ah yang akan datang nanti. Ja Hyeon menhelaskan kalo antara langit dan tanah ada ruang besar dan luas jadi nggak terbatas. Itu menjelaskan betapa luasnya dunia ini. Ja Hyeon melihat Si Gae tampak nggak paham. Ia lalu berniat mengajari Si Gae hal-hal yang lebih mudah. 


Ja Hyeon mengganti kertasnya dengan yang baru. Ia menulis orang, In. Ja Hyeon melanjutkan kalo orang nggak bisa hidup sendiri. Itu makna dibalik kata orang. Si Gae mengatakan kalo dia ingin belajar menulis nama Hwi. Ja Hyeon hanya menghela nafas. Si Gae melanjutkan kalo sebelumnya ia pernah melihat bagaimana cara menulis Hwi tapi ... . 


Ja Hyeon tersenyum. Dia lalu mengambil kuasnya dan meminta Si Gae untuk memperhatikannya. Ja Hyeon mulai menulis dan Si Gae memperhatikannya dengan seksama. Ia menilai kalo itu sangat rumit. Ja Hyeon tersenyum. Ia menyemangati kalo Si Gae terus berlatih maka lama-lama itu akan lebih mudah. Si Gae mengambil kertas itu dan mengamatinya. Ja Hyeon menanyakan apa yang mereka bicarakan di kamar Hwi pada Si Gae. Si Gae mengaku nggak tahu. Si Gae bertanya apa Ja Hyeon ingin tahu?

Jungkook sedang bicara dengan Hwi dan Gi Teuk. Hwi mengatakan kalo sekarang Kang mrngincar nyawa mantan raja. Jungkook berpendapat kalo Kang merasakan beban yang berat karens mantqn raja. Sepanjang hidupnya dia akan dituduh mencuri tahta. Hwi berpikir mungkin itu jebakan. Diantara banyak orang Kang malah memilih Jungkook. Jungkook merasa kalo mereka harus menyelamatkan raja meski itu jebakan. Gi Teuk sependapat. Mereka harus tetap pergi meski mereka nggak bisa. Hwi juga berpikir yang sama. Kalopun mereka menolak, paman akan mengirim pembunuh lain. Ia meminta Jungkook untuk menyampaikan pada paman kalo mereka akan melakukannya dan membawa raja. 


Jungkook tiba-tiba bangkit dan mengambil pedangnya karena merasa ada seseorang diluar. Ia membuka pintu dan rupanya mereka adalah Ja Hyeon dan Si Gae. Mereka sampai terjatuh karena pintu tiba-tiba terbuka. Hwi bertanya apa yang merrka lakukan? Ja Hyeon tersenyum. Ia mengaku sedang belajar seni beladiri dari Roo Si Gae karena malam itu bulan sedang cerah. Si Gae mengangguk membenarkan. 


Si Gae bangkit lalu membantu Ja Hyeon bangun. Hwi meminta mereka masuk kalo memang mereka penasaran. Jungkook menegur Hwi. Hwi memberitahu kalo nggak ada yang mereka sembunyikan atau rahasiakan. Ia bilang jangan khawatir dan mempersilakan Ja Hyeon dan Si Gae untuk masuk. Menurut Hwi, semakin banyak orang maka semakin baik. Si Gae dan Ja Hyeon tersenyum lalu masuk ke kamar Hwi. 


Jungkook memberitahu kalo dia nggak akan pergi sendiri. Pangeran Yang Ahn juga memerintahkan pengawal untuk pergi bersamanya. Jungkook menyarankan kalo mereka harus menyelamatkan raja sebelum para pembunuh datang. Hwi merasa kalo itu nggak akan mudah. Ia meminta Jungkook untuk menunda perjalanan mereka selama mungkin. Jungkok mengatakan kalo mereka biaa menyingkirkan beberapa orang itu dengan menjerat mereka kedalam perangkap di sepanjang jalan. Hwi merasa akan ada banyak korban yang beejatuhan dari mereka kalo mereka berhadapan langsung dengan pengawal yang ditempatkam di pengasingan raja. Gi Teuk mengingatkan kalo mereka nggak akan bisa melawan kalo Hwi mempertimbangkan dan mengkhawatirkan semua itu. Ia menyarankan kalo Hwi harus fokus. Si Gae mengangguk setuju. Ja Hyeon menyampaikan kalo dia punya ide. Ia bertanya pada Jungkok bisa nggak dia mendapatkan seragam pelayan wanita? Jungkok tampak nggak ngerti apa maksud Ja Hyeon. 


Rakyat melihat penguman yang ditempel Hwi semalam. Hal itu membuat mereka berpikir kalo raja mereka nggak seperti yang mereka pikirkan. 


Kang juga membacanya. Ia marah dan merobek-robek kertas pengumuman itu lalu melemparkannya ke anak buahnya. Ia merasa kalo mereka adalah orang yang sama dengan yang membawa Asshi dari keluarga Seong dan mencoba membunuhnya dan memasang pengumuman yang menuduhnya mencuri tahta. Kang memerintahkan anak buahnya untuk memberutahu para pengawal agar jangan lengah karena kalo mereka ceroboh, maka itu akan menciptakan celah. Dan cari tahu apakah Daehehak pergi ke suatu tempat secara teratur. 


Hwi dengan Gi Teuk dan tiga pelayannya siap untuk melaksanakan rencana mereka. Ia terkejut melihat Ja Hyeon dan Si Gae memakai pakaian pelayan. Hwi menyuruh mereka untuk berangkat dulu. Si Gae ikut pergi dan meninggalkan Ja Hyeon bersama Hwi. Hwi melarang Ja Hyeon ikut. Ia meminta Ja Hyeom untuk tetap tinggal di kuil. Ia mengingatkan kalo itu berbahaya. Ja Hyeon balik melarang Hwi karena itu berbahaya. Apa Hwi akan mendengarkannya?  Hwi memohon agar Ja Hyeon jangan ikut. Ja Hyeon mengingatkan kalo sebelumnya Hwi mengatakan kalo mereka akan melakukan bersama-sama tapi ketika ia ingin melakukannya, Hwi malah memintanya untuk nggak ikut campur karena berbahaya. Ja Hyeon menilai kalo Hwi membohonginya. Ja Hyeon sendiri mngaku memaksakan diri bukan tanpa alasan. Ia yakin bisa membantu mereka untuk menyelamatkan mantan raja. 


Anak buah Hwi menggali tanah untuk membuat jebakan. 


Jungkook bersama pengawal paman menunggang kuda dalam perjalanan untuk melaksanakan tugas. Sementara itu dari arah yang berbeda Hwi dan Gi Teuk juga sedang menuju tempat yang sama. Mereka bersama Ja Hyeon dan Roo Si Gae. 


Kang makan tapi habis makan dia malah merasa gatal. Dayang Hong mendekat dan melihat ada ruam di tubuh Kang. Kang bertanya-tanya apa itu racun lagi? Dayang Hong yang juga memakan makanan yang sama merasa nggak masalah. Dayang memyuruh para pelayan untuk membawa pergi makanan raja. Para pelayan menurut tapi Kang malah melarang mereka menyentuh apapun. Kang menyuruh dayang Hong untuk memanggil tabib kerajaan dan pengawal istana untuk menghancurkan dapur kerajaan dan menangkap semua orang yang menyiapkan makanan hari ini. 


Para pengawal kerajaan menangkap juru masak dan pelayan yang ada di dapur. Mereka juga membawa beberapa bahan makanan untuk diteliti. 


Kang sendiri sedang diperiksa oleh tabib. Tabib memberitahu kalo itu bukan racun. Itu adalah reaksi alergi terhadap makanan yang nggak sesuai dengan Kang. Na Gyeom bertanya makanan apa itu? Tabib mengaku melihat ada kepiting yang dikupas tadi. Tabib memberitahu kalo kepiting mentah nggak cocok untuk sebagian orang dan bisa menyebabkan meyebabkan ruam dan gatal. 


Kang marah dan melempar tabib dengan bantal. Omong kosong apa itu? Dikiranya dia nggak pernah makan kepiting sebelumnya? Mentah atau matang Kang merasa nggak pernah mengalami gatal sebelumnya. Ia malah menuduh tabib sebagai komplotan mereka. Na Gyeom menasehati agar Kang menenangkan diri. 


Tabib bersujud memohon ampun. Ia memberitahu kalo alergi bisa datang dan pergi bahkan mungkin bisa terjadi setelah makanannya habis. Lagi pula setelah Kang naik tahta ia nggak bisa tidur dan kehikangan nafau makan. Alergi sendiri bisa terjadi ketika tubuh menjadi lemah. Na Gyeom menanyakan obat yang bisa menyembuhkan alergi terhadap kepiting? Kalo alergi hilang setelah raja dirawat maka mereka akna tahu itu karena kepiting. Tabib memberitahu obatnya kulit pohon dari lima pohon yang berbeda yang direbus dan dijadikan tonik. Juga Kang akan diberi jarum untuk memulihkan kekuatannya. 


Na Gyeom memeriksa tangan Kang dan merasa kalo ruamnya sudah berkurang. Kalo Kang minum tonik dan melihat perkembangannya, mungkin itu bisa membuktikan kalo itu dari makanan bukan racun. Kang memastikan tabib nggak membohonginya, kan? Tabib mengiyakan. Ia bahkan bersedia mempertaruhkan hidupnya. 


Na Gyeom meminta dayang untuk memberitahu dapur untuk nggak lagi menyajikan kepiting. Kang lalu melepaskan pakaiannya. Ia mengaku merasa gatal setelah memakai pakaian itu. Mereka menaruh racun di panahnya dan membuatnya curiga jangan-jangan mereka juga melakukan hal yang sama pada pakaiannya. Kang melempar jubah rajanya pada tabib agar diperiksa. 


Na Gyeom cerita ke kakaknya tentang raja yang memeriksa makanan, pakaian dan tempat tidur dari racun dan nggak percaya pada penjaga dan pelayan istana. Kakak Na Gyeom mengatakan kalo menurut tabib, ini ada hubungannya dengan kesehatan mentalnya. Menurut Na Gyeom itu wajar. Mengingat apa yang telah dilalui Kang beberapa hari ini. Tapi kondisinya semakin mengkhawatirkan. Kakak Na Gyeom bertanya apakah kondisi Kang akan membaik? Na Gyeom mengatakan kalo hari-hari yang dilalui Kang terasa seperti neraka. Tadinya Kang berpikir kalo dia datang ke istana dan naik tahta maka semuanya akan berakhir tapi kenyataannya dia malah khawatir tentang sesuatu yang baru setiap hari. Kakak Na Gyeom menasehati agar Na Gyeom bergerak cepat dan melahirkan wonja. Kalo seorang putra lahir maka raja akan merasa lebih baik. Na Gyeom hanya menghela nafas. 

Flashback...


Ja Hyeon berpesan kalo Na Gyeom duduk di tempat yang bukan miliknya, maka seluruh tubuhnya akan terasa nggak nyaman. Nggak akan ada hari yang tenang. Na Gyeom nggak akan bisa tidur di malam hari. Ia juga akan curiga pada setiap sendok makanan dan setiap tetes kecap. Pakaian sutra yang ia kenakan dan tempat tidur istana akan terasa seperti alas paku. 

Flashback end...


Kakak Na Gyeom merasakan kalo ini juga pasti sulit untuk Na Gyeom. Na Gyeom bertanya pada kakaknya, apa dia suka menghabiskan waktu saat ia bukan siapa-siapa? Kakak Na Gyeom menggeleng. Na Gyeom mengaku kalo dia juga nggak suka. Menurut Na Gyeom, daripada tersenyum di rumah beratap jerami yang jelek, lebih baik menangis di istana mewah. Bahkan kalo dia kesepian atau kesakitan. Na Gyeom meraba pakaiannya dan mengatakan kalo dia suka pakaian itu dan Geyotaejun (paviliun ratu). 


Sementara itu di pengasingan. Mantan raja tidur di sebuah kamar tanpa kasur. Dia menangis memanggil ibunya. 


Para pelayan Hwi selesai membuat jebakan. Mereka lalu menyingkir dan bersembunyi di balik pohon. Nggak seberapa lama pasukan yang hendak meracuni manatan raja lewat. Orang yang ada di depan adalah anak buah pangeran Yang Ahn. Ia terjatuh dan kudanya terluka. Jungkook merasa kalo mereka harus berhenti sebentar dan mengganti kuda itu. Anak buah paman lalu menarik seorang pengawal dari kudanya dan menaiki kuda itu. Ia menyuruh pengawal itu untik mencari kuda lalu segera menyusul. Mereka lalu kembali melanjutkan perjalanan. Jungkook menengok para pelayan yang bersembunyi di balik pohon sambil mengangguk (kerja bagus!)Pelayan Hwi kecewa karena itu diluar rencana. Mereka nggak habis pikir gimana bisa ada orang yang seperti itu. Menyuruh anak buahnya untuk turun dan mengambil kudanya. Mereka lalu memutuskan untuk mengikuti dan membuat rencana B. 


Hwi, Ja Hyeon, Gi Teuk dan Roo Si Gae sampai di pengasingan. Mereka mau masuk ke rumah pengasingan tapi dihadang oleh pengawal. Mereka lalu mengaku datang dari istana ratu. Ratu merasa khawatir setelah mengirim putranya dan meminta mereka membawakan sesuatu untuk membangkitkan stamina para penjaga. Para penjaga bertanya apa nggak papa kalo menerima itu? Gi Teuk memberitahu kalo itu bukan suap. Dan bukan uang juga. Itu hanya makanan yang bisa mereka makan dan ada minuman yang raja minum juga. Para penjaga termakan rencana mereka. Mereka memakan makanan yang dibawa oleh Hwi. 


Hwi dan Ja Hyeon masuk ke kamar mantan raja. Hwi tampak sedih melihat keadaan keponakannya. Ia mendekat dan memanggil raja. Anak itu membuka matanya. Hwi membantunya bangun dan menatapnya. Hwi mengaku datang untuk membawanya keluar dari sana. Anak itu bertanya apa Hwi bisa membawanya menemui ibunya? Hwi mengangguk. Mantan raja lalu memeluknya. 


Para penjaga sudah tertidur saat Ja Hyeon dan Hwi keluar membawa mantan raja. Mereka lalu bergegas pergi. Sayangnya mereka malah berpapasan dengan pasukan paman. Gi Teuk menyuruh Hwi dan Ja Hyeon untuk pergi. Ia dan Si Gae akan menghalangi mereka. 


Gi Teuk mengambil pedangnya dan mengacungkannya ke orang-orang itu. Ia meminta mereka untuk memberi jalan, ia akan membawa raja. Anak buah paman menolak dan bertanya mereka siapa? Jungkook juga mengacungkan pedangnya dan meminta mereka untuk menyerahkan raja padanya. Anak buah paman mengenali Eunsung. 


Eunsung melarikan diri bersama Ja Hyeon sementara Gi Teuk dan Si Gae bertarung menahan para pasukan paman. Jungkook menyatakan akan mengejar orang-orang itu. Anak buah paman nggak menaruh curiga dan bertahan melawan Gi Teuk dan Si Gae. Para pelayan Hwi datang dan membantu melawan mereka. Anak buah Kang pergi menyusul Hwi. Gi Teuk yang melihatnya segera mengejar dengan menaiki kuda. 


Hwi dan Ja Hyeon terus lari membawa mantan raja. Mereka mendengar ada yang datang dan memutuskan untuk sembunyi. Ternyata orang itu adalah Jungkook. Hwi nengatakan kalo Jungkook datang terlalu cepat. Jungkook memberitahu kalo mereka nggak terjebak dalam perangkap. Mereka berusaha keras untuk sampai. Ja Hyeon bertanya apa yang harus mereka lakukan? Jungkook menyarankan kalo mereka harus kembali ke ibu kota. Hwi lalu menanyakan apa yang akan Jungkook lakukan? Jungkook berencana memancing mereka ke arah lain. Begitu ia mengurus mereka, maka mereka bisa pergi dengan naik kuda. 


Hwi dan Ja Hyeon hendak pergi tapi keburu ketahuan sama anak buah paman. Anak buah paman dan Jungkook saling mengacungkan pedang. Ia mengaku sudah curiga sejak awal kalo Jungkook adalah salah satu dari pemberontak. Ia yakin kalo Jungkook juga yang membawa Hwi keluar dari pulau Gyodong. Jungkook membantah. Merekalah yang penghianat. Dan hari ini akan berubah menjadi kuburannya. Anak buah paman maju dan menyerang Jungkook. Jungkook melawannya dan menyuruh Hwi dan Ja Hyeon pergi. 


Hwi dan Ja Hyeon pergi meninggalkan Jungkook. Di jalan mereka bertemu dengan Gi Teuk yang sedang menunggang kuda. Gi Teuk menyerahkan kudanya pada Hwi. Hwi mengajak Ja Hyeon untuk pergi bersamanya tapi Ja Hyeon malah menolak. Ia meminta Hwi untuk melindungi raja dan pergi sendiri. Gi Teuk mengingatkan Hwi kalo dia harus segera pergi dari wilayah itu. Hwi mengajak Ja Hyeon sekali lagi. Ia menyuruh Ja Hyeon untuk naik ke kuda. Ja Hyeon tetap menolak. Ia hanya bisa membantu sampai disana. Kalo dia ikut, ia hanya akan jadi beban. Hwi tetap memaksa Ja Hyeon untuk ikut dengannya. Gi Teuk mengingatkan kalo satu kuda nggak bisa dinaiki tiga orang. Hwi bisa tertangkap oleh mereka yang menunggang kuda sendirian. 


Hwi merasa berat. Dia nggak bisa meninggalkan Ja Hyeon. Ja Hyeon memberitahu kalo Hwi nggak meninggalkannya. Hwi melindungi raja. Ja Hyeon menyuruh Hwi untuk segera pergi. Ia bukanlah wanita lemah yang perlu Hwi lindungi. Ia adalah rekan Hwi yang berjuang bersamanya. Ja Hyeon meminta Hwi untuk percaya padanya. Ia bersama Jenderal jadi Hwi nggak perlu mengkhawatirkannya dan cepat keluar dari sana. Mantan raja yang sudah di atas kuda memanggil pamannya. 


Hwi memeluk Ja Hyeon. Ia mengatakan pada Ja Hyeon kalo mereka akan bertemu di ibu kota. Ja Hyeon mengangguk. Hwi segera menaiki kudanya. Ia lalu berpesan pada Gi Teuk agar menjaga Ja Hyeon. Gi Teuk mengangguk. Hwi pun pergi. 


Si Gae dan para pelayan Hwi masih bertarung melawan para pengawal. Pelayan Hwi yang bertubuh gembul mengerang terkena tebasan pedang di lengannya. Jungkook sendiri masih bertarung dengan anak buah paman. Ia berhasil melukai lengan anak buah paman. 


Ja Hyeon datang. Anak buah paman bangkit dan menjadikan Ja Hyeon sebagai sandera. Gi Teuk datang. Ia dan jungkook meminta anak buah paman untuk melepaskan Ja Hyeon Asshi. Ja Hyeon melihat tangan anak buah paman terluka. Ia lalu teringat saat belajar bela diri pada Si Gae. 


Dalam posisi seperti itu Si Gae menyarankan Ja Hyeon untuk menggunakan sikunya. 


Ja Hyeon melakukan seperti yang Si Gae ajarkan dan ia pun terbebas. Gi Teuk segera menghampiri Ja Hyeon dan melindunginya. Anak buah paman akhirnya melarikan diri. Jungkook berlari mengejarnya. 


Anak buah paman berlari sambil memegangi lengannya yang terluka. Sayang sekali Jungkook nggak bisa menemukannya. Si Gae dan para pelayan Hwi bergasil melumpuhkan para pengawal. Mereka membawa orang-orang itu ke rumah pengasingan dan mengurung mereka. 


Gi Teuk datang bersama Ja Hyeon.  Si Gae menanyakan Hwi. Ja Hyeon memberitahu kalo Hwi membawa raja pergi. Jungkook datang nggak lama kemudian dan melapor kalo ia kehilangan anak buah paman. Ia menyuruh mereka untuk segera pergi ke ibukota dan lindungi Ja Hyeon. Ia akan mengurusnya. Jungkook pergi dan kembali mencari anak buah paman sementara ja Hyeon dan yang lainnya pergi ke ibukota. 


Kang bertemu dengan ayah dan berterima kasih pada ayah yang telah melakukan perjalanan ke Dinasti Ming. Ayah mengaku punya permintaan. Ia ingin putrinya yang ada di Jeongubwon dipulangkan. Kang mengatakan kalo ayah bisa minta imbalan apapun yang diinginkan karena telah diterima di Dinasti Ming. Kang akan mengajukan permintaan ayah pada ibu suri kalo ada kesempatan. Ayah berterima kasih atas keberuntungan yang Kang berikan. Kang mengingatkan kalo dia punya keberuntungan yang lebih besar untuk keluarganya. 


Na Gyeom terkejut dengar Daejehak jadi utusan raja. Dia meremehkan. Apa nggak ada orang lain? Menurutnya ayahnya Ja Hyeon adalah penghianat dan orang yang menyebabkan kekacauan dalam hidup raja. Kakak Na Gyeom memberitahu kalo nggak ada orang lain lagi yang memenuhi syarat untuk tugas penting itu. Dan nggak ada juga yang mau mengambil kesulitan. Na Gyeom khawatir kalo kekuatan Daejehak jadi lebih kuat, akankah Daejehak meninggalkan putrinya di Jeongubwon? Ia berpikir kalo harusnya Daejehak melakukan bunuh diri demi keluarganya. Na Gyeom menyuruh kakaknya untuk pergi dan melihat Ja hyeon. Apakah dia benar ada disana atau hanya omong kosong. 


Hwi menghampiri keponakannya yang sedang melamun dan memberinya buah berry. Anak itu mengambilnya lalu memakannya. Ia memberirahu kalo buah itu enak dan bertanya gimana pamannya bisa tahu tentang buah itu? Hwi mengaku pernah harus bertahan hidup dengan memakan buah itu. Anak itu kembali bertanya kenapa pamannya makan itu? Harusnya makan nasi dan daging juga. Hwi hanya mengatakan kalo raja akan tahu saat ia dewasa. Di dunia ini ada orang-orang yang harus makan buah di gunung karena mereka nggak punya beras atau daging. Seorang raja harus melindungi orang-orang itu terlebih dahulu. Anak itu mengangguk sambil memakan buah dari Hwi. 


Anak buah paman berjalan sambil memegangi lengannya yang terluka. Beberapa orang yang ia lewati menatapnya tapi ia sama sekali nggak peduli. 


Malam harinya ia sampai di istana pangeran Yang Ahn. Tiba-tiba seseorang mengacungkan pedang di lehernya. Jungkook sudah menduga kalo ia bisa bertemu dengan anak buah paman di sana. Anak buah paman menyebut Jungkook sebagai penghianat. Jungkook membalikkan, merekalah yang penghianat. Pemberontak yang menghianati raja dan rakyatnya. Anak buah paman menyerang Jungkook tapi Jungkook berhasil melawan balik dan melukai perutnya hingga akhirnya anak buah paman meninggal. 


Paman keluar dan melihat apa yang terjadi. Jungkook memberitahunya ao mantan raja nggak ada di pengasingan. Paman meliha anak buahnya sudah meninggal. Jungkook memberitahu paman kalo anak buahnya adalah mata-mata musuh. Dia menghalangi jalan Jungkook saat Jungkook mengejar orang-orang yang membawa mantan raja. Paman nampak terkejut. Jungkook menambahkan kalo anak buah paman mati jadi dia membawanya kesini. Jungkook menyarankan agar paman menyeret siapapun diantara pelayannya yang memiliki hubungan dengan siapapun. 


Hwi menidurkan mantan raja. Ia menatapnya lekat-lekat lalu keluar. Nggak lama kemudian Ja Hyeon datang bersama Gi Teuk, Roo Si Gae dan 3 pelayan Hwi. Hwi menanyakan apa mereka baik-baik saja? Mereka mengiyakan. Hwi melihat ada darah di pakaian Ja Hyeon dan langsung khawatir. Apa Ja Hyeon terluka? Apa dia tertusuk? Ja Hyeon memberitahu kalo itu bukan darahnya. Hwi makin khawatir. Apa dia berada cukup dekat sampai ada banyak noda darah di tubuhnya? Ja Hyeon tersenyum dan menyatakan kalo dia selamat dan nggak terluka sedikitpun jadi Hwi nggak perlu khawatir. Hwi hendak memeluk Ja Hyeon tapi ditahan oleh Si Gae. Si Gae memberitahu kalo mereka yang bertarung dan mereka yang  terluka. Ho Chi memperlihatkan lengannya yang terluka. Gi Teuk juga mengeluh kalo lengannya juga sakit. Pelayan Hwi tiba-tiba mengaku nggak bisa melihat. Tapi rupanya dia hanya bercanda. 

Bersambung...

Komentar:
Sepertinya Kang kena karma atas apa yang dia lakukan. Percaya nggak kalo orang baik seringnya melihat orang seolah mereka baik seperti dirinya. Dan orang jahat sering melihat orang seolah mereka jahat seperti dirinya. Sama halnya seperti Kang ini. Bawaannya curiga mulu.

Dan detik-detik penyelamatan mantan raja dari tempat pengasingan itu bikin deg-degan. Secara darah dimana-mana. Dan anak buah paman juga nggak kenal nyerah. Hadeuh, tepok jidad. 

Dan yang bikin nggak habis pikir adalah Na Gyeom. Dia lebih milih nangis di istana mewah daripada tersenyum di rumah yang atapnya jerami. Intinya sih dia lebih milih harta daripada kebahagiaan. Ya, memang terserah dia sih. Tapi buat apa banyak harta kalo nggak bahagia? Iya, nggak? Hadeuh, tepok jidad!

Salam 
Anysti18

4 komentar

  1. Ya ampun makasih ya kakak ttep update sinopsis ini...
    Ak nungguin setiap episodenya lho...
    😍😍😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah baca dan kasih komentar. Sebenernya agak jenuh juga, sih. Tapi bakal lanjut terus sampai akhir, kok. ^_^

      Salam
      Anysti18

      Hapus
  2. semangaaaatttt... tinggal 5 episode lg.

    BalasHapus
  3. semangaaaatttt... tinggal 5 episode lg.

    BalasHapus


EmoticonEmoticon