9/28/2018

SINOPSIS Grand Prince Episode 20 PART 4 END


Ayah berjalan bersama Hwi selepas rapat. Ayah mengaku nggak tahu kenapa raja bersikap seperti itu. Ayah merasa kalo tahun ini raja selalu menolak saran dari Hwi. Walaupun pada akhirnya dia mengikuti saran Hwi juga. Tapi kenapa dia harus menunjukkan perlawanannya di depan para menteri? Hwi hanya tersenyum mendengarnya. Ayah bertanya kenapa Hwi malah tersenyum? 


Hwi menatap ayah dan mengatakan kalo ini sudah waktunya. Ia mengingatkan kalo ayah ingin beristirahat. Ia pikir keinginan ayah akan terwujud. Ayah hanya menatap Hwi nggak ngerti. 


Hwi menemui ibu suri dan ratu. Ratu menolak apa yang Hwi minta. Ia merasa kalo raja masih membutuhkan bantuannya. Lagi pula pemerintahan baru saja stabil. Ratu khawatir pemerintahan nggak akan stabil lagi kalo Hwi meninggalkannya. Hwi memberitahu kalo raja punya kebijaksanaan dari raja sebelumnya dan kekuatan dari kakak Jin Yang. Nggak hanya urusan dalam negeri tapi juga hubungan luar negeri. Hwi merasa kalo dia punya cara unik untuk membuat keputusan sendiri dan dia nggak lagi membutuhkan bantuan dari para wali. 


Ibu suri mengatakan kalo Hwi pergi, bukankah raja muda bisa digoyahkan oleh para menteri? Seberapa pintarnya dia, dia sama sekali belum punya banyak pengalaman. Hwi menyarankan agar mereka mulai dengan menyingkirkan perdana menteri. Ratu dan ibu suri terkejut mendengar saran dari Hwi. Hwi melanjutkan kalo ayah dari paman yang merupakan walinya. Kalo dia menyingkirkan orang terkuat di istana dan memulai pemerintahannya sendiri, maka nggak akan ada menteri istana yang akan memandang rendah karena masih muda. 


Ibu suri bertanya-tanya apa perdana menteri bersedia mundur? Hwi mengatakan kalo sudah 12 kali dia diminta untuk mengundurkan diri. Dia akan dengan senang hati mengundurkan diri kalo itu demi raja. Ratu meminta agar Hwi menunggu sampai raja menikah. Ibu suri juga merasa kalo itu adalah pilihan yang terbaik. Setelag penunjukkan ratu, dia bisa memulai pemerintahannya sendiri. Hwi hanya diam. 


Hwi menemui raja. Raja merasa Hwi terlalu kejam karena ingin memecat perdana menteri. Hwi mengatakan kalo raja harus melakukan itu kalo ingin mengambil alih pemerintahan dan menjalankan pemerintahan. Raja menghela nafas. Ia bertanya apa pamannya nggak bisa tetap di posisinya? 


Hwi hanya tersenyum mendengarnya. Ia mengingatkan kalo Myeonglah yang jadi raja. Raja menanyakan apa yang akan Hwi lakukan ketika meninggalkan ibukota? Hwi memberitahu kalo dia punya istri yang cantik dibandingkan dengan raja. Banyak hal yang harus ia lakukan bahkan ketika ia pulang ke rumah. Hwi meminta raja agar nggak khawatir karena proses seleksi pengantin kerajaan telah dimulai. Raja akan segera memiliki seorang ratu. 


Raja mengingatkan kalo paman dulu memilih pengantinnya sendiri. Hwi tersenyum. Tapi seingatnya Ja Hyeon yang memilihnya lebih dulu. Itu agak membingungkan. Raja menyatakan kalo dia juga ingin memilih istrinya sendiri. Apa itu nggak mungkin? Hwi merasa kalo itu sangat aneh. Raja menuruni semua sifat-sifatnya dan kakaknya. 


Ada acara makan-makan besar di rumah keluarga Ja Hyeon. Ja Hyeon dan Kkeutdan menyajikan makanan kepada para tamu. Deuk Sik berjalan bersama ayah menyapa tamu yang datang. Kkeutdan sudah selesai menyajikan makanan. Ia berjalan dan berpapasan dengan Deuk Sik. 


Deuk Sik melihat Kkeutdan lalu berbalik mengikutinya. Dia mengatakan kalo Kkeutdan penghianat. Kkeutdan nggak terima. Kenapa dia yang jadi penghianat? Deuk Sik mengatakan kalo saat ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan yang diberikan pangeran Jin Yang untuk mengikuti ujian, Kkeutdan harusnya menunggunya. Tapi Kkeutdan malah menikah. 


Kkeutdan mengingatkan kalo Deuk Sik adalah pejabat pemerintahan sedangkan ia adalah seorang pelayan. Mereka nggak akan pernah bisa bersama jadi kenapa Kkeutdan harus menunggunya? Deuk Sik meminta agar Kkeutdan mempercayainya. Ja Hyeon bahkan menunggu cintanya meski mendengar kabar kalo kekasihnya telah meninggal. Apa Kkeutdan nggak bisa menunggu seseorang yang baik dan masih hidup? 


Kkeutdan mengingatkan kalo dia sudah menunggu selama 3 tahun. Gimana bisa Deuk Sik mengikuti ujian selama sepuluh tahun? Deuk Sik memberitahu kalo banyak yang nggak lulus ujian dalam sepuluh tahun. Kkeutdan menyindir, kerja bagus! Ia mengatakan kalo Deuk Sik bisa menikah sekarang. Deuk Sik dan Kkeutdan lalu salng memaki. Penghianat! Pengecut! Lama-lama Kkeutdan jadi malas dan hanya bisa menghela nafas. 


Seorang anak perempuan melangkah menuju rumah keluarga Ja Hyeon. Pakaiannya tampak lusuh dan ia membawa rajutan yang dulu dibuat Ja Hyeon untuk Na Gyeom. Dua anak laki-laki dan perempuan berlari keluar dan bertanya pada anak itu. Dia siapa? Anak laki-laki itu memintanya masuk karena ada perayaan khusus dan semua orang diijinkan masuk. Ada banyak makanan di sana. Anak laki-laki itu lalu memberikan permen padanya. Mau mencobanya? 


Gi Teuk yang baru datang menghampiri ketiga anak itu. Ia mengaku kalo ia ingin bertanya pada mereka. Apa itu rumah pangeran Seonguk? Tempat pangeran Eunsung dan Ja Hyeon Asshi tinggal? Anak laki-laki itu bertanya kenapa Gi Teuk bisa mengetahui ayah dan ibunya? 


Gi Teuk hanya tersenyum. Ia lalu menatap anak perempuan yang berpakaian lusuh. Apa dia juga dari keluarga itu? Anak itu mengatakan kalo dia datang untuk menemui bibinya. Ia mendengar kalo bibinya tinggal di rumah itu. Gi Teuk menatap anak itu dengan tatapan iba. 


Yoo Kyung berjalan bersama temannya. Mereka berpapasan dengan Na Gyeom yang berjalan sambil batuk. Yoo Kyung melihatnya. Teman Yoo Kyung bertanya apa Yoo Kyung mengenalnya? Yoo Kyung mengiyakan. Balas dendamnya yang sudah lama sekarang sudah berakhir. 


Mereka lalu melanjutkan perjalanan mereka. Teman Yoo Kyung menanyakan maksud Yoo Kyung. Yoo Kyung berkata kalo hidup bisa berakhir tanpa makna dan nasib baik bisa berubah menjadi bencana dalam sekejab. Teman Yoo Kyung menanyakan apakah itu sebabnya Yoo Kyung ingin jadi orang yang berharga? Dia nggak menyangka kalo Yoo Kyung akan kembali menjadi gisaeng saat pemberontakan berakhir. 


Yoo Kyung mengatakan kalo dia pantas menerima hadiah. Mereka beruntung karens terhindar dari hukuman. Bahkan kalo Yoo Kyung nggak berusaha menjadi terhormat, entah dis jadi gisaeng atau yang lain, ia tahu kalo dia adalah orang yang berharga. 


Anak yang berpakaian lusuh tadi menemui Ja Hyeon dan Hwi. Ia memberikan rajutan yang ia bawa pada Ja Hyeon. Ja Hyeon melihatnya dan mengambilnya. Ia bertanya pada anak itu dimana ia mendapatkannya? Anak itu mengatakan kalo ibunya yang memberikannya padanya. Dan teman dekat ibunya yang memberikan pada ibunya. 


Hwi menanyakan nama anak itu. Anak itu memberitahu kalo namanya So Ha. Lee So Ha. Ja Hyeon tersenyum. Ia mengartikan nama itu, bunga kecil. Ia merasa kalo itu adalah nama yang cantik. Hwi menanyakan kenapa So Ha datang kesana? So Ha menjawab kalo ibunya yang membawanya kesana. Ia bertanya apa mereka benar-benar paman dan bibinya? 


Ja Hyeon merasa nggak tenang. Ia lalu bangkit dan keluar. Ja Hyeon mencari-cari Na Gyeom tapi sudah nggak ada. 


Gi Teuk makan bersama dengan tamu lainnya. Hwi menghampirinya lalu duduk di hadapannya. Ia pikir Gi Teuk sudah meninggal. Gi Teuk mengangkat wajahnya dan tersenyum. Ia memberitahu kalo dunia ini besar dan banyak tempat yang harus ia kunjungi. 


Hwi memberitahu kalo sudah 10 tahun. Seenggaknya Gi Teuk harus menghubunginya setahun sekali. Gi Teuk menyindir kalo Hwi terus seperti itu saat ia makan, ia bisa mengalami gangguan pencernaan. Dia akan pergi. Hwi bertanya apa Gi Teuk mengancamnya? Gi Teuk hanya tersenyum lalu kembali makan. 


Hwi bertanya apa sekarang Gi Teuk sudah melupakan segalanya? Gi Teuk balik bertanya, apa Hwi sudah melupakan semuanya? Hwi mengatakan kalo kesedihannya memang sudah mereda tapi dia sama sekali nggak bisa lupa. Roo Si Gae, Joo Ni, Deok Man, Ho Chi. Dia bisa melihat mereka di depan matanya. 


Gi Teuk tersenyum. Ia mengaku kalo ia merasa senang saat ia melihat Hwi sekarang. Hwi hanya tersenyum sambil menatap Gi Teuk. 


Na Gyeom mengunjungi makam Kang. Ia meletakkan seikat bunga di sana. Na Gyeom memberitahu kalo dia sudah mengirim So Ha ke Ja Hyeon. Ja Hyeon bisa membesarkannya lebih baik daripada dirinya. Na Gyeom bertanya Kang dimana sekarang? Apa disana Kang menjadi raja yang sangat ia inginkan? Kalo enggak, apa ia kesepian di sana dan merindukan dunia ini? 


Na Gyeom terbatuk. Ia lalu tersenyum dan bertanya bukankah sudah waktunya Kang memanggilnya? Na Gyeom menangis dan mengaku merindukan Kang. 


Beberapa hari kemudian Hwi bersama keluarganya dan juga So Ha datang ke makam Kang. Ja Hyeon mengambil bunga dari Na Gyeom yang sudah layu. So Ha lalu menggantinya dengan bunga baru yang masih segar. Ia lalu memberi hormat pada ayahnya. 


Hwi memberitahu Kang kalo So Ha ada di sana. Dia cantik seperti ibunya dan kuat sepertinya. Ja Hyeon menambahkan kalo mereka akan membesarkannya dengan baik selayaknya putri sendiri. Mereka juga akan memberinya banyak cinta. 


So Ha tiba-tiba menanyakan seperti apakah ayahnya? Ja Hyeon dan Hwi agak kesulitan menjawabnya. Hwi memberitahu kalo Ayah So Ha adalah pria yang paling tampan dan pemberani diantara semua kakaknya. Ja Hyeon menambahkan kalo pamannya akan menceritakan tentang ayahnya lebih banyak lagi saat So Ha sudah bisa memahami banyak hal saat ia tumbuh dewasa. 


Hwi tersenyum menatap So Ha lalu membelai rambutnya. 


Hwi dan keluarganya pulang dari makam. Di depan ada seorang gadis. Anak-anak Hwi langsung menghambur ke pelukannya sambil memanggilnya bibi. Ja Hyeon juga menghampirinya dan menyapanya. Namanya adalah Danbi. 


Hwi memberitahu So Ha kalo dia adalah sepupu bibinya yang datang untuk belajar melukis. Dia lebih tua dari So Ha jadi mereka bisa bergaul dengan baik seperti saudara. So Ha tersenyum mendengarnya. 


Danbi bicara berdua dengan Ja Hyeon. Ia memberitahu kalo ia ingin dikeluarkan dari pemilihan ratu. Ja Hyeon terkejut mendengarnya dan meminta Danbi untuk memastikannya. Danbi membenarkan. Dia mengaku nggak ingin jadi ratu. Dia sudah mengatakannya pada orang tuanya kalo dia nggak ingin menikah dengan keluarga kerajaan dan melakukan mogok makan segala. Tapi mereka sama sekali nggak menggubrisnya. Itulah sebabnya ia menemui Ja Hyeon. 


Ja Hyeon mengatakan kalo itu sesuatu yang diputuskan oleh istana ratu. Ia sama sekali nggak bisa membantu. Danbi lalu minta diberitahu gimana caranya biar dia bisa gagal. Ja Hyeon tersenyum dan bertanya kenapa Danbi sangat membenci itu? Ja Hyeon memberitahu kalo raja pintar, kuat dan nggak jelek juga. 


Danbi memberitahu kalo ia hampir nggak terbiasa menjadi wanita bangsawan. Gimana dia akam terbiasa tinggal di istana dan menjadi ratu? Ja Hyeon tersenyum mendengarnya. Danbi melanjutkan kalo itu demi keluarga kerajaan karena mereka nggak akan mendapatkan menantu sepertinya. Ja Hyeon tertawa dan bertanya-tanya kemana darah keluarga mereka mengalir? Kenapa Danbi menuruni sifatnya padahal mereka hanya sepupu. Danbi heran, ia? 


Hwi menemui raja dan mengingatkan kalo pemilihan ratu adalah tanggung jawab istana ratu. Ia menyarankan kalo raja ingin protes, maka ia bisa menemui ibu atau neneknya. Raja mengaku nggak bisa menemui mereka. Hanya pamannyalah yang tahu perasaannya. Hwi menghela nafas. Ia merasa kalo sepertinyaia sudah tahu hasilnya. Raja menanyakan Hwi bertemu istrinya tanpa melalui proses seleksi? Paman nggak ingin menikahi seseorang tanpa tahu gimana penampilannya? Tapi kenapa dia nggak bisa melakukannya juga? 


Hwi mengingatkan kalo dirinya hanyalah pangeran dan ia adalah raja negeri Joseon. Raja menyimpulkan maksudnya ia bertemu sembarang orang di jalan? Atau berkencan dan mengabaikan semua tugasnya menjalankan pemerintahan? Enggak, kan? Ia hanya ingin melihat kandidatnya agar bisa menentukan pilihan. Apa itu keserakahan yang terlalu besar? 


Hwi menanyakan wanita yang raja inginkan? Raja memberitahu kalo dia ingin wanita yang berbeda dari ibunya. Seseorang yang cukup kuat untuk berkuda dan berburu bersamanya. Hwi hanya tersenyum. 


Para putri datang ke rumah bersama dayang Jang untuk mendapat pelatihan. Ja Hyeon menunggu di pintu. Ia menyapa dayang Jang dan memintanya untuk mengajari Danbi dengan baik. Dayang meminta Ja Hyeon agar nggak khawatir. Ia memberitahu kalo seseorang seperti Roo Si Gae bahkan nggak bisa berbuat apa-apa di depannya. Nggak peduli betapa kekanak-kanakannya Danbi, dia adalah wanita dari keluarga bangsawan. Ja Hyeon tersenyum dan sekali lagi meminta bantuan dayang Jang. Dayang Jang mengangguk lalu masuk. 


Para putri berbaris di hadapan dayang Jang. Dayang meminta mereka untuk duduk. Saat mereka duduk, duduklah seperti bunga yang jatuh ke tanah. Dengan lembut dan dengan kedua lutut mereka. Para putri melakukan apa yang dikatakan oleh dayang dengan baik. Hanya Danbi yang nggak bisa. Dia malah jatuh dan ditertawakan oleh putri yang lain. 


Dayang Jang hanya bisa menghela nafas lalu menghampiri Danbi. Ia memberitahu kalo sebagai seseorang yang terpilih menjadi kandidat pemilihan pengantin kerajaan, apa-apaan, itu? Dayang memberi nasehat kalo Danbi bersungguh-sungguh maka nggak akan seburuk itu. 


Danbi malah meminta dayang bicara dengan tetua istana dan memberitahu mereka kalo seorang wanita bernama Danbi benar-benar nggak cocok menjadi seorang ratu. Dia akan menghancurkan keluarga kerajaan. Dayang mencoba untuk bersabar. Ia mengatakan kalo itulah sebabnya Danbi perlu berlatih. Jangan menyerah dan ulangi lagi. 


Raja memakai pakaian biasa dan ingin mengintip. Hwi menariknya dan bertanya apa dia serius? Ia mengingatkan kalo raja hanya boleh melihat. Kalo ia melakukan sesuatu maka mereka akan berada dalam masalah besar. Raja meminta pamannya untuk jangan khawatir. Toh ini bukan pertama kalinya mereka menyamar. 


Pelajaran selanjutnya adalah membaca. Dayang mengatakan kalo kepala mereka bukan hanya hiasan. Jangan hanya memperhatikan penampilan luar saja. Mereka juga harus membaca. Apa ada yang bisa membaca? Danbi tampak nggak peduli. Ia sama sekali nggak tertarik. Raja yang mengintip tersenyum melihatnya. 


Danbi nggak sengaja melihat raja. Ia bangkit dan mengejarnya. Raja lari karena takut ketahuan. Danbi berhasil menangkap raja. Ia memegangi tangannya dan memarahinya. Beraninya dia mencuri pandang pada para wanita. Siapa dan tinggal dimana dia? Danbi meyakinkan kalo dia akan dipermalukan atas itu. 


Hwi dan Ja Hyeon melihatnya dan merasa nggak habis pikir. Raja hendak memberitahu kalo dia tinggal di... di... . Raja nggak bisa mengatakannya. Ia memilih melarikan diri. Danbi nggak terima dan mengejarnya. Hwi hanya bisa menghela nafas sementara Ja Hyeon malah teringat tingkah polahnya dulu. 


Hwi dan Ja Hyeon melukis di alam terbuka. Di belakang mereka ada danau. Hwi menatap istrinya. Ja Hyeon menyadarinya dan bertanya kenapa? Apa ia melihat sesuatu? Hwi mengangguk. Ja Hyeon meminta Hwi untuk berhenti menatapnya dan selesaikan lukisannya. Hwi mengatakan kalo itu menyenangkan. Ja Hyeon bertanya karena dia kotor? Hwi tersenyum dan membuat Ja Hyeon tertawa juga. 


Hwi mengatakan kalo itu hari yang indah dan mereka disana sedang melukis. Ja Hyeon membenarkan. Ia bertanya-tanya sudah berapa lama? Hwi meyakinkan kalo mereka bisa keluar setiap hari mulai sekarang. Ja Hyeon menyindir kalo mendengar kata-kata Hwi, seolah-olah ia bisa membawakan bintang dari langit. 


Hwi sesumbar kalo sekarang dia punya banyak waktu karena dia bukan wali lagi. Ja Hyeon menatap Hwi dan membantahnya. Meski bukan wali lagi, tapi raja akan memanggilnya siang dan malam. Hwi bertanya gimana kalo mereka meninggalkan ibukota dan pindah ke desa? Ja Hyeon seolah nggak yakin, apa Hwi pikir dia bisa pergi? Hwi memberitahu kalo dia sudah memenuhi semua tugasnya sebagai pangeran. Ia ingin menjalani sisa hidupnya seperti yang ia janjikan pada Ja Hyeon. Mereka bisa melukis bersama, dan minum-minum saat piknik. 


Ja Hyeon bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan lagi? Ja Hyeon mengatakan kalo menyenangkan pergi ke laut. Mereka bisa memancing di sana. Hwi tersenyum. Ia bertanya-tanya apa anak-anak akan menyukainya? Ja Hyeon memberitahu kalo anak-anak mereka bahagia selama ayahnya yang sibuk akan bersama mereka. Mereka akan pergi ke gubuk terkecil. 


Hwi menatap Ja Hyeon dan menggodanya, gimana dengan ibunya? Ja Hyeon tersenyum lalu mengecup bibir Hwi. Mereka tersenyum. Hwi maju hendak mencium Ja Hyeon tapi nggak sengaja kuasnya mengotori baju Ja Hyeon. Ja Hyeon terkejut melihatnya. Hwi meminta maaf dan memberitahu kalo dia nggak sengaja. 


Ja Hyeon lalu mengambil kuasnya dan menggosokkannya ke tinta berniat balas dendam. Hwi bangkit dan memohon agar istrinya nggak melakukannya. Ja Hyeon meminta Hwi untuk datang padanya. Hwi akhirnya menangkap Ja Hyeon dan mengangkatnya sambil berputar. 

T A M A T

Komentar: 
Akhirnya selesai juga. Lama juga, ya??!! Mungkin emang nggak bakat nulis Kdrama ongoing, kali, ya? Secara mood naik turun mulu. Hadeuh, tepok jidad! 
Dan buat yang mau kasih masukan buat drama selanjutnya, silakan, ya... ^_^
Terima kasih atas semuanya. Yang suka ngasih komentar atau yang cuman baca aja. Terima kasih, ya!!!
Sampai ketemu di drama selanjutnya ^_^

Salam
Anysti18

2 komentar

  1. Makasih ya kaka, udh di lanjut sampai selesai...
    Wlaupun dlu na gyeom kejam banget, tapi liat keadaanya kyak gitu skrg jadi kasihan..
    Ja hyoen mkin cantik aja...

    BalasHapus
  2. Mamaciiih kak...happy ending...

    BalasHapus


EmoticonEmoticon