10/26/2018

SINOPSIS The Perfect Match Episode 9 PART 4

SINOPSIS The Perfect Match Episode 9 BAGIAN 4


Penulis Sinopsis: Anysti18
All images credit and content copyright: SET TV
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS The Perfect Match Episode 9 Part 3
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS The Perfect Match Episode 10 Part 1

Xiaobin menemui nenek di rumah sakit. Ia melakukan apa yang diperintahkan oleh nenek yaitu mencari informasi tentang keluarga Fenqing. Nenek berterima kasih pada Xiaobin. Ia bertanya apa gadis itu belakangan dekat dengan Tingen? Xiaobin agak nggak enak menjawabnya. Nenek mengatakan kalo berita itu sudah ditayangkan di TV. Apa Xiaobin pikir karena ia sudah tua jadi ia nggak bisa melihat dan mendengar dengan baik? Nenek mengaku sudah tahu tentang itu. 


Xiaobin akhirnya membenarkan kalo manajer umum sangat peduli dan menyukai gadis itu. Nenek langsung menatap Xiaoaobin. Xiaobin meralat, maksudnya mengagumi. Nenek menghela nafas, kagum? Ia berpesan pada Xiaobin agar Tingen jangan sampai tahu tentang hal itu. Dan jangan sampai orang lain tahu juga. Kalo enggak maka nenek akan memotong leher Xiaobin. Xiaobin tersenyum. Dia ngerti. Nenek lalu menyuruh Xiaobin untuk pergi. Nenek melihat segala informasi tentang Fenqing yang ada di tangannya. 


Ah Wei menunggu Fenqing di atap. Ia duduk dan melihat pot yang waktu itu. Kenapa dia lagi? Ah Wei lalu mengajaknya bicara. Apakah ia pikir Fenqing telah melupakan ulang tahunnya? Ia lalu memutar pot itu agar wajahnya nggak kelihatan lagi dan meminta agar mereka nggak membicarakan hal-hal yang menyedihkan. 


Ah Wei lalu memperkenalkan teman barunya. Sebuah kain pel dengan bibir dan kaca mata. Namanya adalah baby rose kecil. Ia akan memperkenalkannya pada pot itu. Ah Wei bicara seolah ia adalah Baby Rose kecil dan bilang kalo nggak adx alasan untuk melupakan ulang tahunnya tahun ini. Ia lalu mengisi suara pot itu. Dari suaranya baby rose pasti Eric Tsang? Ah Wei memegang kain pel dan bilang kalo pot nggak bolrh bilang begitu. Ia adalah Baby Rose kecil. 


Ah Wei mulai bosan dan meminta dua benda itu untuk berhenti bermain-main. Tapi rasanya apa yang kain pel katakan itu benar. Fenqing ingat ulang tahunnya setiap tahun dan nggak ada alasan untuk lupa tahun ini. Ah Wei menuduh kalo penyebabnya pasti paman tua itu, Huo Tingen. Ah Wei kembali memutar pot itu dan melarang untuk melihatnya. 


Fenqing berjalan dengan linglung. Entah apa yang dipikirkannya. Dia tersenyum lalu meraba bibirnya. Ia teringat ciumannya dengan Tingen tadi. Fenqing lalu menghela nafas teringat pengakuan Tingen yang bilang kalo Tingen menyukainya. Ia bertanya-tanya apa Tingen benar-benar menyukainya? Nggak karena dia mabuk, kan? 


Oh, Fenqing lalu ingat dengan tas kue yang ia bawa. Ia merasa harus cepat pulang. Hari ini adalah ulang tahunnya Ah Wei. 


Ah Wei melamun. Tahu-tahu Fenqing memanggilnya. Ia bertanya pada dua temannya, apa nereka mendengar Fenqing barusan memanggilnya? Atau itu hanya imajinasinya saja? Fenqing memanggil lagi. Kali ini Ah Wei yakin kalo itu nyata. Ia melihat kain pelnya dan merasa kalo itu sedikit menakutkan lalu mengambilnya. 


Ah Wei melihat ke bawah dan melihat banyak lilin membentuk tulisan happy b-day. Ia lalu berbalik dan melihat Fenqing menyanyi lagu ulang tahun sambil membawa kue. Fenqing berjalan menghampirinya. Ah Wei tersenyum haru. Fenqing bertanya apa Ah Wei pikir ia lupa? Ah wei mengangguk membenarkan. Fenqing menanyakan apa dia orang yang nggak punya hati nurani? Ia memberitahu kalo ini adalah pertama kalinya ia membuat kue jadi Ah wei harus menghabiskannya. Ah Wei tersenyum senang. 


Fenqing lalu menyuruh Ah wei untuk membuat permintaan. Ia akan membantu untuk membuat harapannya jadi kenyataan. Ah Wei memberitahu kalo keinginannya sudah jadi kenyataan. Ia melihat Fenqing sangat bahagia dan merayakannya di depannya. Ah Wei memberitahu kalo itu adalah keinginan terbesarnya. Fenqing heran gimana bisa keinginan Ah Wei sekecil itu? Ah Wei nggak sependapat. Baginya itu adalah keinginan terbesarnya. 


Fenqing mengiyakan. Ia mengingatkan kalo Ah Wei masih punya 3 permintaan ulang tahun. Ah Wei mengaku sudah membuatnya dan Fenqing sudah mewujudkannya untuknya. Itu adalah saat mereka di La Mure. 

Flashback...


Ah Wei berdoa saat di La Mure. 

Flashback end...


Fenqing bertanya kenapa Ah Wei bodoh sekali? Tapi akhirnya Fenqing berterima kasih karena Ah Wei sudah memberikan permintaannya padanya. Ia akan membuat permintaan untuk Ah Wei saat ia berulang tahun nanti. Kali ini ia akan membantu Ah Wei untuk meniup lilin. 


Mereka lalu duduk. Fenqing meletakkan kuenya dan berterima kasih karena Ah Wei sudah membuat keinginannya menjadi nyata. Ia lalu meniup lilinnya. 


Hati yang Ah Wei buat tempo hari tiba-tiba menyala. Fenqing senang melihatnya. Ia bangkit dan menghampirinya. Apakah Ah Wei yang sudah membuatnya? Ah Wei mengiyakan. Fenqing merasa kalo itu manis sekali. Warna warni. Ah Wei bertanya apa itu cantik? Fenqing mengiyakan. 


Ah Wei menatap Fenqing yang tampak bahagia. Ia berharap waktu akan berhenti di saat seperti itu. Fenqing menatap Ah Wei dan mengatakan kalo ia nggak ingin waktu berhenti. Mereka harus bertambah tua bersama-sama dan bergaul lebuh banyak lagi. Bahkan saat mereka sudah menjadi teman baik. 


Ah Wei terpaku menatap Fenqing. Fenqing bertanya apa menurut Ah Wei warna merah cocok dengan biru? Dan hijau dengan jingga? Ah Wei mengatakan kalo ia menyukai Fenqing. Seketika senyum Fenqing hilang. Ia merasa kalo itu nggak benar. Nggak boleh. Ah Wei adalah teman baiknya. Gimana mungkin orang yang ia suka adalah dirinya? 


Fenqing tersenyum menatap Ah Wei dan memberitahu kalo dia juga menyukai Ah Wei. Ah Wei mengulangi kalo dia benar-benar menyukai Fenqing. Fenqing juga mengatakan kalo dia benar-benar menyukai Ah Wei. Ah Wei tersenyum. Ia berseru sangat menyukai Fenqing lebih dari Fenqing menyukainya. Fenqing nggak mau kalah. Dia yang menyukai Ah Wei lebih dari Ah Wei menyukainya. Mereka lalu berdebat memperebutkan kalo merrka yang paling menyukai satu sama lain. 


Tianzhi menelpon seseorang. Ia mengaku sudah mengerti lalu menutup telponnya. Ibu bertanya gimana? Tianzhi memberitahu kalo sudah dipastikan kalo perjamuan tahunabDining Association akan diadakan di salah satu restoran Yanis malam ini. Tianzhi duduk di hadapan ibu dan melanjutkan kalo mereka baru saja mengkonfirmasi kalo semua orang akan terlibat. 


Ibu merasa kalo itu bagus. Ia beranggapan kalo semua itu berkat ayahnya Yuqing. Ibu lalu memberitahu kalo itu bukan karena ibu ingin mrngkritiknya. Tapi kenapa Tianzhi belum menikah dengan Yuqing? Tianzhi hanya mengangguk tanpa bilang apa-apa. Ibu mengingatkan saat ia memilih Yuqing, ia berharap setelah pernikahan itu Tianzhi bisa mendapatkan bantuan dari keluarganya Yuqing. 


Tianzhi merasa malas dan memalingkan wajahnya. Ibu merasa kalo ayah Yuqing juga menggunakan pengaruhnya untuk mengatur perjamuan itu. Ibu meminta Tianzhi untuk melihat seberapa banyak Yuqinh sudah membantunya. Tianzhi mengiyakan. Ibu senang perjamuan itu diadakan di Yanis. Ibu meminta Tianzhi untuk memikirkan berapa banyak reputasi Yanis akan meningkat. Dan yang lebih penting, posisi Yanis akan naik tapi La Mure akan mengalami kekalahan. Ibu ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh Huo Tingen yang sombong itu. 


Nenek tahu-tahu datang dan bertanya apa maksudnya itu? Tianzhi bangkit dan menyambut neneknya. Ia meminta maaf karena nggak bisa menjemput nenek di rumah sakit. Ia mengaku sangat sibuk. Nenek pura-pura kesal. Tianzhi bahkan nggak ingin menjemputnya kenapa bilang sibuk? Tianzhi tersenyum dan mengatakan kalo itu nggak benar. Tianzhi dan ibu Tingen membantu nenek untuk duduk. 


Nenek menatap ibu Tianzhi dan menyuruhnya untuk duduk dan mengatakannya padanya. Ibu menanyakan apa maksud perkataan ibu Tianzhi barusan? Ibu Tianzhi duduk dan memberitahu kalo apa yang dia bilang nggak ada artinya apa-apa. Ia hanya berharap kalo perjamuan kedutaan di La Mure malam ini akan seperti Yanis dan semuanya akan berjalan dengan lancar. 


Nenek menatap Tianzhi dan menanyakan apakah itu yang dikatakan oleh ibunya? Tianzhi tersenyum membenarkan. Nenek lalu tertawa. Ia akan membiarkannya. Ibu Tianzhi dan ibu Tingen saling melempar tatapan tajam. 


Fenqing bangun pagi dengan semangat. Dia senang karena nggak akan pergi ke La Mure lagi. Tapi sedetik kemudian dia malah merasa sedih. 

Flashback...


Fenqing bertanya kalo ia lulus, apa yang akan terjadi? Tingen menyuruhnya untuk pergi. Fenqing bertanya lagi, gimana kalo dia nggak lulus? Apakah ia akan tetap ada di sana? Tingen malah balik nanya, apa Fenqing ingin tetap di La Mure? Fenqing bertanya apa Tingen ingin ia tetap di sana? Tingen juga bertanya apa Fenqing ingin ia mrnahannya? 


Tingen memberitahu Fenqing kalo setelah hari ini, kalo Fenqing mendapat masalah dan membutuhkan bantuan, maka ia boleh kembali ke La Mure. 

Flashback end...


Fenqing menyadarkan diri lalu turun dari tempat tidur. 


Fenqing membaca sesuatu. Ia menyimpulkan kalo ternyata baling-baling memiliki sudut kemiringan yang bagus. Ia membuka blendernya dan merasa dengan cara itu nutrisi buah akan terjaga. Fenqing lalu memasukkan beberapa stoberi dan blueberry ke dalam blender. Nggak seberapa lama jus buahnya pun siap. Ia lalu meminunnya. 


Fenqing memanggil Ah Wei dan memberitahu kalo sekarang waktunya menyetok bahan. Ah Wei yang masih tidur langsung bangun. Paman Rib dan Ah Wei mendatangi Fenqing. Ah Wei bahkan masih menggigit roti. Fenqing bertanya-tanya kenapa ia bisa begitu bahagia diantara teman-teman itu dan di pasar malam? Nggak peduli apa yang ia lakukan, ia selalu merasa aman. Mereka sangat bisa diandalkan dan nggak akan pernah berubah. 


Mereka keluar bersama-sama. Dan di luar ternyata sudah ada banyak orang. Mereka akan segera berangkat. Mereka mengangkat tangan mereka dan sama-sama berseru, yeayy!!! 


Fenqing tersenyum. Ia merasa kalo Huo Tingen adalah orang yang bisa diandalkan. Dia tahu apa yang sedang ia lakukan. Ia juga harus melangkah maju menuju mimpinya dan mendapatkan kembali gelar ayahnya sebagai raja kari. 


Mereka berangkat dengan naik motor dan mereka tampak bahagia. 


Koki-koki Tingen heran dengan bahan-bahan yang ada di meja. Tingen menghampiri mereka bersama Xiaobin. Sangat membingungkan, kan? Tingen memberitahu kalo itu adalah bahan-bahan untuk masakan China. Menu malam ini mengalami sedikit perubahan. Tingen memberitahu kalo mereka ingin makan makanan kaki lima Taiwan. Tingen memberitahu kalo dia setuju. Dia tahu kalo mereka semua belajar masakan barat. Sama halnya dengannya. Ia sudah memilih menunta dan mereka akan membuat dan mencoba bersama. Cobalah! 


Semua koki kompak mengiyakan. Yes, Chef! Tingen lalu pergi meninggalkan mereka. Brian menyuruh semuanya untuk bergerak. Ia bahkan menyuruh Xiaobin juga untuk bergerak. Xiaobin nggak ngerti. Dia mesti bergerak untuk apa? Dia kan tugasnya melayani? Kenapa jadi mesti ikutan bergerak? Brian menjelaskan maksudnya kalo dia ingin Xiaobin pergi. 


Tingen bersama para kokinya membuat menu yang telah ia pilih. Mereka tampak sangat sibuk. 


Setelah beberapa lama masakanpun jadi. Tingen dan yang lainnya mencobanya. Tapi ternyata rasanya nggak seindah penampilannya. Bahkan Tingenpun mengatakan kalo rasanya nggak terlalu enak. 


Jake mengaku nggak ngerti. Mereka jelas-jelas restoran mewah yang dikelola oleh koki dari Le Cordon Bleu. Kenapa mereka jadi pedagang kaki lima? Ia merasa kalo mereka sengaja menyulitkan La Mure. Tingen bertanya apa artinya mewah? Apa artinya mereka harus menggunakan bahan-bahan dan peralatan dapur berkualitas tinggi untuk membuat masakan mewah? Tingen memberitahu kalo belakangan ia juga sudah memikirkan pertanyaan itu. Ia lalu menyadarinya. Mungkin dengan menggunakan hati, akan membuat masakannya lezat. 


Semua koki mendengarkan dalam diam. Tingen melanjutkan kalo mereka akan mencoba lagi dan lagi tanpa henti untuk membuat masakan terbaik untuk pelanggan. Lalu saat pelanggan bertanya pada mereka, maka mereka bisa menjawab dengan percaya diri. Maaf, ini adalah makanan mewah yang bisa saya buat. Jake mengatakan kalo dia nggak berpikir begitu. 

Bersambung...

Komentar:
Wah kasihan banget Tingen. Ditargetkan sama ibu tirinya, nggak ketemu lagi sama Fenqing dan sekarang dia kesulitan membuat menu buat perjamuan. 

Salam
Anysti18
Comments


EmoticonEmoticon