11/20/2018

SINOPSIS The Perfect Match Episode 10 PART 4

SINOPSIS The Perfect Match Episode 10 BAGIAN 4


Penulis Sinopsis: Anysti18
All images credit and content copyright: SET TV
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS The Perfect Match Episode 10 Part 3
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS The Perfect Match Episode 11 Part 1

Xiaobin merasa kalo Tingen masih saja ingin tampak keren di saat seperti itu. Ia lalu mengambil ponsel Tingen. 


Tingen nggak mau berhenti bahkan saat Fenqing memanggilnya. Fenqing menyuruhnya untuk berhenti kalo memang dia sadar kalo dia adalah seorang koki. Tingen bersandar kedinding sambil meringis kesakitan. Fenqing mengaku tahu kalo situasinya sangat buruk. Dia juga tahu kalo Tingen sedang tertekan. Tapi menurut Fenqing, koki yang bertanggungjawab nggak akan pernah meninggalkan dapurnya. Tingen hanya mengangguk. Fenqing mengingatkan kalo di masa lalu La Mure sudah mengalami banyak kesulitan dan mereka berhasil menyelesaikannya. Ia nggak akan membiarkannya menyerah. Mereka bisa bekerja sama. 


Tingen protes. Siapa bilang dia nyerah? Fenqing mengingatkan kalo tadi Tingen akan menyerah kalo nggak bisa menemukan orang. Tingen memberitahu kalo dia nggak bilang mau menyerah. Xiaobin yang bilang dan bukannya dirinya. Yang ia maksud adalah ia yang akan melakukannya sendiri kalo sampai mereka nggak menemukan seseorang hingga jam 6 malam. Dia nggak akan membiarkan perjamuan kedutaan gagal. 


Fenqing tersenyum dan menepuk lengan Tingen. Ini, nih Huo Tingen yang dia kenal. Tingen makin kesakitan. Dia sampai merosot saking nggak tahannya. Fenqing khawatir. Ada apa? Apa Tingen sakit? Jangan bilang Tingen juga keracunan makanan. Tingen mengatur nafasnya dan memberitahu kalo perutnya sangat sakit. Fenqing menawarkan akan membawa Tingen ke dokter. Tingen malah balik nanya, apa Tingen masih bisa ke dokter di saat seperti ini? 


Fenqing mengambil tasnya dan memberitahu kalo dia punya ovat sakit perut. Fenqing duduk di samping Tingen dan memberikannya obat sebelum kondisinya makin buruk. Tingen menerima obat dari Fenqing dan bertanya di mana Fenqing mendapatkan obat itu? Fenqing memberitahu kalo ia membawanya. Tingen meminum obat itu. Ia lalu brrtanya apa Fenqing punya air? Fenqing membuka tasnya dan mengambil sebotol air untuk Tingen. Tingen melihat air itu tinggal separuh. Ia menatap Fenqing. Apa Fenqing meminumnya? Fenqing malah balik nanya. Apa itu masalah? Tingen menggeleng lalu meminumnya. Ia lalu mengembalikan botol air itu pada Fenqing sembari mengatur nafas. 


Tingen menatap Fenqing dan mengingatkan kalo Fenqing bilang nggak akan menginjakkan kaki lagi di La Mure, apapun yang terjadi. Fenqing mengingatkan kalo dia juga bilang akan membantu Tingen apapun yang terjadi. Tingen bertanya apa Fenqing mengkhawatirkannya? Fenqing nggak menjawabnya. Tingen juga nggak memaksa Fenqing untuk menjawabnya. Ia mengucapkan terima kasih. Mereka terdiam dan tiba-tiba Fenqing tersenyum tanpa sepengetahuan Tingen. 


Seorang wanita sedang memakai krim wajah. Seorang pria menghampirinya dan memberitahu kalo sudah hampir waktunya perjamuan. Wanita itu tersenyum dan mengaku tahu. 


Xiaobin masih berusaha mencari koki. Ia terus menelpon tapi nggak membuahkan hasil. Tingen dan Fenqing menghampirinya. Xiaobin menghadap mereka dan bertanya apa mereka sudah membuat keputusan? Tingen memberitahu dengan tangannya kalo dia dan Fenqing akan maju. Xiaobin menanyakan apa hanya merrka berdua yang akan mengurus itu? Fenaing dan Tingen sama-sama mengangguk. Xiaobin meminta mereka untuk nggak usah bercanda. Ia memberitahu kalo hari ini restoran akan penuh dengan tamu. Jelas-jelas itu adalah situasi overbooking. Ia mengingatkan meski ada Fenqing tapi apa yang bisa Fenqing lakukan? Apa Fenqing adalah wanita perkasa yang bisa ngurus semuanya? Ia yakin kalo itu nggak akan membantu. 


Fenqing memberitahu kalo dia adalah wanita perkasa. Lagian bukan hanya mereka berdua saja. Fenqing tersenyum dan menepuk tangannya. Dan teman-teman Fenqing dari pasar malam bermunculan dengan cahaya terang yang berasap. Xiaobin saja sampai terkejut. Mereka juga ada. 


Mereka meletakkan bahan makanan di atas meja. Tingen menanyakan apa yang membuat mereka datang? Kakak Yu memberitahu kalo mereka akan datang saat master Qing meminta bantuan. Ah Wang, Zhen Zhen, Nai Nai dan paman Rib menyatakan kalo mereka juga akan membantu. Masalah Fenqing adalah masalah mereka juga. 


Ah Wei maju dan memberitahu kalo mereka datang bukan untuk membantu Tingen tapi untuk membantu Fenqing. Xiaobin sampai nggak bisa menutup mulutnya. Fenqing bertanya apa Xiaobin tercengang? Dia bisa menutup mulutnya sekarang. Tingen menatap Xiaobin dan menutup mulutnya. Fenqing memberitahu Tingen kalo mereka ada di sana bukan karena mereka bosan. Mereka meninggalkan pekerjaan mereka dan datang ke La Mure untuk membantu teman mereka. Ia menyindir kalo Tingen dan Xiaobin harus menunjukkan rasa terima kasih. 


Xiaobin mengerti. Ia menyalami semua teman Fenqing dan mengucapkan terima kasih. Tingen menatap Fenqing dan berterima kasih karena Fenqing sudah membantunya. Tapi itu adalah perjamuan kedutaan. Apa mereka siap untuk itu? Kakak Yu mau protes karena Tingen sudah meragukan mereka tapi Fenqing menahannya. Fenqing mengaku bisa memaafkan ketidakpedulian Tingen tapi untuk kesiapan tugas itu, mereka akan memperlihatkan kemampuan mereka. Paman Rib membenarkan. Fenqing meminta Tingen untuk mempercayai mereka. 


Ruxi tiba-tiba datang dan menyapa mereka sambil senyum. Ia menghampiro Tingen dan memberitahu kalo ada rumor di internet yang mengatakan kalo pegawai La Mure keracunan makanan dan sepertinya perjamuan kedutaan akan dibatalkan. Xiaobin nggak heran kalo rahasia itu keluar. Berita itu keluar saat mereka mencari koki. Dan lagi beberapa staf dapur La Mure masih dirawat di rumah sakit. Pegawai rumah sakit pasti sudah tahu akan hal itu. 


Ruxi melanjutkan meskipun ada banyak rumor yang berkembang di internet, rumor itu akan terbantahkan kalo mereka masih bisa menyajikam hidangan seperti biasa malam ini. Saat para wartawan datang, ia akan memberitahu mereka kalo itu adalah resep rahasia La Mure. Itulah kenapa mereka nggak diijinkan mengambil gambar atau merekam apapun. Semua orang mendengarkan dengan seksama. Ruxi berpesan agar nggak ada berita yang keluar sebelum perjamuan kedutaan selesai. Yang bisa ia lakukan hanya itu. Selebihnya terserah pada mereka. Fenqing merasa kalo itu nggak masalah. Ia dan teman-temannya berseru, semangat! Lah, Xiaobin sampai takut.


Tingen akan membagi tugas. Ia merasa kalo Fenqing mengenal teman-temannya lebih baik darinya. Hari ini Fenqing akan jadi executive Chef dan mengurus jadwal makanan. Fenqing menjawab, yes, Chef! Tingen lalu mempersilakan semuanya untuk memainkan permainan mereka. Teman-teman Fenqing kompak menjawab, yes, Chef! 


Tingen berkata, pertama-tama area penggorengan. Fenqing menunjuk Ah Wei. Ah Wei maju. Serahkan padanya. Ia pandai dalam hal menggoreng. 


Area memanggang dan pembakaran. Fenqing menunjuk kakak Yu dan Ah Wang. Mereka siap di tempat. Kakak Yu sesumbar kalo ia pembuat omelet tiram terbaik. Ah Wang juga menyombongkan diri kalo ia satu-satunya solusi untuk memanggang dan pembakaran. 


Area sup. Fenqing menugaskan paman Rib. Paman Rib memberitahu kalo ia adalah dewanya sup iga babi. 


Terakhir, area saus. Fenqing menunjuk Zhen Zhen dan Nai Nai. Mereka senang mendengarnya. Tapi mereka sama sekali nggak tahu cara membuatnya. Fenqing menghela nafas. Ia rasa itu akan sedikit sulit. 


Brian tiba-tiba datang. Serahkan itu padanya. Xiaobin kaget. Apa dia melihat hantu? Tingen bertanya apa Brian baik-baik saja? Brian memberitahu kalo dia baik-baik saja. Ia tahu kalo itu adalah situasi yang mendesak. Brian minta Tingen untuk nggak usah khawatir. Ia akan melakukan yang terbaik. Tingen tersenyum mendengarnya. Ia meminta Zhen Zhen dan Nai Nai untuk mengikuti Brian. 


Xiaobin menginterupsi. Setelah Tingen mengkhawatirkan dapur, bisa nggak Tingen mendengarkan perasaannya? Mereka nggak punya pelayan. Apa Tingen ingin ia nelayani 10 orang sekaligus? Fenqing menenangkan. Ia memberitahu kalo teman-teman Zhen Zhen dan Nai Nai ada di sana. Nai Nai sesumbar kalo mereka nggak punya apa-apa selain teman. Dan mereka semua adalah gadis cantik. 


Mereka menunjukkan teman-teman mereka yang sangat cantik dan berpakaian seksi. Xiaobin saja jadi suka melihatnya. 


Dapur mulai sibuk. Fenqing berkeliling mengawasi sambil sesekali mencoba masakan mereka. Tingen meminum obatnya lalu ikut turun tangan. Tingen menghampiri Ah Wei. Apa Ah Wei bisa mengukur suhunya tanpa menggunakan termometer? Ah Wei mengaku bisa menggunakan tangannya. Sekarang suhunya 172 derajat. Tingen membenarkan. Ia lalu mencoba ayam yang sudah digoreng oleh Ah wei. Ah Wei menambahkan kalo dia sudah menggoreng potongan daging ayam lebih banyak dari jumlah mangkuk nasi yang sudah Tingen makan. Tingen memberi tips agar Ah Wei menggunakan tepung beras saat menggoreng telur. Tunggu 20 menit sebelum menggoreng. 


Tingen lalu beralih melihat saus. Fenqing menghampiri Ah Wei dan tersenyum padanya. Ah Wei meminta Fenqing agar jangan khawatir. Mereka semua ada di sini. Fenqing tersenyum mengiyakan. Ia lalu menyuruh Ah Wei untuk melanjutkannya. 


Tingen menghampiri kakak Yu. Ia meminta kakak Yu agar menggoreng omeletnya membentuk persegj panjang. Ia ingin itu berbentuk persegi panjang. Kakak Yu mengiyakan dan melakukannya seperti yang Tingen inginkan. 


Fenqing mencoba saus buatan Zhen Zhen di bawah pengawasan Brian. Enak. Brian tersenyum. Dia nggak nyangka Xhen Zhen pandai membuatnya. Zhen Zhen lalu kembali ke tempatnya. 


Fenqing mengucapkan terima kasih atas apa yang sudah Brian lakukan hari ini. Brian melarang Fenqing mengatakan kata-kata yang tulus padanya. Atau dia akan ...akan menangis. Fenqing tertawa dan meminta Brian untuk berhenti bercanda. Brian bersungguh-sungguh. Ia lalu menyuruh semuanya untuk kembali bekerja. 


Tingen beralih ke Ah Wang. Ia mengaku nggak punya banyak waktu dan meminta kepastian dari Ah Wang. Apakah Ah Wang bisa membuat 25 pordi tepat waktu? Ah Wang mengiyakan. Ia memberirahu Tingen kalo ia menerapkan hukum termodinamika ketiga ... . Tingen melarang Ah Wang untuk menhelaskannya karena dia nggak pintar matematika. 


Tingen lalu mencoba sup paman Rib. Enak. Ia membagi bumbu menjadi 3. Paman Rib nggak masalah. Oke. 


Fenqing mengarahkan omelet kakak Yu. Kakak Yu nggak masalah. Ia bisa melakukannya. 


Ruxi ada di depan dan menyapa para tamu. Ibu Tingen dan ayah Ruxi mengawasi nggak jaub dari sana. Menurut ibu Ruxi sangat perhatian, cantim dan juga sangat pandai. Buah memang jatuh nggak jauh dari pohonnya. Ayah mengiyakan dan itu sama sekali nggak mudah. Ibu menambahkan kalo Ruxi sangat luar biasa. 


Masakan hampir siap. Mendadak perut Tingen sakit lagi.  Ia hampir nggak bisa menahannya. Tapi saat melihat semangat Fenqing dan teman-temannya membuat senyumnya kembali mengembang. 


Fenqing mengumumkan kalo mereka hanya punya waktu 40 menit sementara di luar ada 35 orang. Ia meminta mereka untuk membuat lebih cepat. Mari lakukan yang terbaik. 


Tingen tersenyum menatap Fenqing. 


Xiaobin menyambut Tianzhi selaku wakil manajer umum, ibu Tianzi selaku wakil komisaris dan Yuqing. Ia membimbing mereka untuk masuk. 


Ibu Tianzhi langsung menghampiri ayah Ruxi dan menyapanya. Ibu Tianzhi lalu menatap ibu Tingen dan mengaku sudah menantikan perjamuan malam ini. Ibu Tingen hanya bisa menghela nafas kesal. Tianzhi menegur ibunya agar nggak mulai lagi. Ibu Tingen memuji Tianzhi yang tampak tampan malam ini. Tianzhi berterima kasih pada ibu tirinya. 


Masakan sudah siap dan tinggal penyajian. Tingen menata potongan  ayam goreng dengan sangat hati-hati. Fenqing datang membawakan Shish kebab. Tingen mengambilnya dan menatanya di piring saji. Fenqing datang lagi dengan membawa omelet tiram. 


Fenqing sudah mau pergi tapi Tingen malah memanggilnya. Ia menatap Fenqing sambil senyum dan menganggu. Fenqing merasa nggak percaya diri tapi Tingen tetap memberikan capitnya pada Fenqing dan mempercayakannya untuk menata makanan itu. Fenqing menghela nafas lalu mulai menata. Sesekali Tingen datang dan mengawasinya. 


Ruxi tiba-tiba datang dan menanyakan persiapannya. Tingen menghampiri Ruxi dan memberitahu kalo mereka hampir selesai. Sekaang mereka sedang nenatanya. Ruxi mengangguk. Ia memberitahu kalo ia sudah membantu mengurus para tamu dan wartawan. Ia meminta Tingen dan timnya untuk melakukan yang terbaik. Tingen mengangguk lalu kembali ke timnya agar lanjut bekerja. 


Diam-diam Ruxi menatap adiknya dan menyelamatinya. Setelah itu ia pun keluar. 
.

Xiaobin menyambut duta besar dan membawanya masuk menemui ibu Tianzhi. Tianzhi meminta maaf pada Xiaobin karena nggak bisa membantu. Xiaobin santai. Kakaknya sudah mengurusnya. 


Makanan sudah sepenuhnya siap. Tingen berterima kasih pada semuanya karena sudah datang untuk membantu. Ia mengaku sangat senang dengan hasilnya. Selanjutnya para tamu di luar san akan mencoba makanan pasar malam yang mereka banggakan. Makanan paling otentik yang pernah ditawarkan. Mari melayani mereka. Fenqing dan teman-temannya kompak mengiyakan. Mereka lalu bertepuk tangan. 


Xiaobin menepuk tangannya. Para gadis teman Zhen Zhen dan Nai Nai sudah berganti baju. Mereka membantu menghidangkan makanan untuk para tamu. Istri duta besar mengenali makanan itu. Itu adalah tahu busuk Taiwan. Ibu Tianzhi mempersilakan Duta Besar untuk menikmati makanannya. 


Duta besar dan istrinya mulai memakan makanannya. Ia lalu memanggil Xiaobin dan membisikkan sesuatu. Fenqing dan yang lain penasaran melihatnya. Apa yang dia katakan? Entah apa yang dibisikkannya. Yang jelas wajah Xiaobin langsung berubah tegang. Ia mengiyakan lalu beranjak ke dapur. Ibu Tianzhi tersenyum senang seolah rencananya telah berhasil sementara ibu Tingen malah tampak cemas. 


Xiaobin datang ke dapur. Brian dan yang lainnya langsung mengerubunginya dan menanyakan apa yang dikatakan Duta Besar? 

Bersambung...

Komentar:
Jadi khawatir, deh lihat Tingen yang kesakitan dan nggak bisa ke dokter gara-gara mikirin tentang acara perjamuan. Dan beruntung ada orang-orang pasar malam yang membantunya sehingga acara penting itu bisa terus berlanjut. 

Salam
Anysti18

3 komentar


EmoticonEmoticon