1/06/2019

SINOPSIS My Husband Oh Jak Doo Episode 2 PART 1

SINOPSIS My Husband Oh Jak Doo Episode 2 BAGIAN 1


Penulis Sinopsis: Haro
All images credit and content copyright: MBC
Supported by: OPPA SINOPSIS
Follow TABLOID SINOPSIS on: TWITTER

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS My Husband Oh Jak Doo Episode 1 Part 3
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS My Husband Oh Jak Doo Episode 2 Part 2

Di Sebuah Desa Gunung Mencurigakan, Tinggalah Oh Jak Doo
Episode dua ini, dimulai dengan Jak Doo yang sedang menebang pohon seorang diri. Kemudian, Jak Doo melihat tiga orang datang ke desa gunung tempat tinggalnya. Ia penasaran tidak biasanya orang asing datang ke desanya tersebut.


Ternyata tiga orang itu adalah Seungtae dan ibunya serta pihak real estate. Ibunya Seungtae mengomel terus mengenai Bibinya, “Jika memiliki uang seharusnya dia membeli gedung, kenapa malah membeli gunung”. Seungtae tak terlalu peduli dengan omelan ibunya, ia malah 
sangat antusias melihat pemandangan yang ada. 


Seungtae memberi tahu ibunya, bahwa di pegunungan itu ia akan membangun sebuah kondominium resort lengkap dengan lapangan glof, kolam renang, dan klub janapada. Tapi, ada satu rumah yang menjadi penghalangnya. Pihak real estate sudah menasihati Seungtae agar minta izin dahulu kepada pemilik rumah tersebut tapi Seungtae bersikeras untuk mengusir. Ibunya Seungtae tiba-tiba bilang, “Omong-omong, orang macam apa yang tingggal di tempat seperti itu?”


Kemudian, terlihatlah Jak Doo sedang melempar satu ikat kayu dari pohon yang sudah ditebangnya. Lalu, kayu itu menggelinding ke bawah diikuti Jak Doo yang berlari turun. (Larinya Jak Doo itu loh sama topinya telinganya berkibar)


Scene berganti, terlihat seorang Nenek yang sangat khawatir saat mendengar kabar Jak Doo akan pergi dari desa gunung itu. Ia memanggil temannya, Gan Nan, dan menceritakan kekhawatirannya. Gan Nan kesal saat mendengarnya, ia langsung bereriak memanggil Jak Doo dan bertanya “Si Gila, Yi Bi, itu bilang kamu akan meninggalkan tempat ini? Apakah benar?” (Oh, jadi, Nenek yang khawatir itu namanya Yi Bi)


Jak Doo yang tidak tahu apa-apa, bingung. Gan Nan mendesak Yi Bi untuk mengatakan alasannya. Yi Bi pun menjawabnya dengan takut-takut, “Pemilik gedung itu akan membajak semuanya dan membuat risotto atau semacamnya.” (resort, Nek...) Jak Doo yang mengetahui maksud Nenek Yi Bi itu pun langsung pergi menemui pihak real estate.


Pihak real estate yang sedang bertelepon ketakutan melihat Jak Doo ke kantornya dengan membawa kapak (padahal tidak sengaja terbawa itu). Pihak real estate pun langsung mengajak Jak Doo untuk berbicara. 


Tiba-tiba scene berganti, terlihat Jak Doo sedang mengejar sebuah bus terakhir tujuan Seoul. Namun sayang, ia ketinggalan. Beruntungnya, Jak Doo mendapat tumpangan dari seorang penjual ayam. Di dalam mobil, penjual ayam itu bertanya, “Kamu mempunyai kenalan di Seoul. Jak Doo menjawab, “Andai begitu.”


Kemudian, scene flash back antara Jak Doo dan pihak real estate. Pihak real estate menjelaskan dengan menunjuk sebuah peta, “Gunung itu mempunyai seorang pemilik, adik pemiliknya akan membangun resort di sana, sayangnya rumahmu  terletak di tengah-tengah gunung itu. Tapi, tenang saja, pemilik belum menandatangani kontraknya. Pemilik gunung itu seorang wanita, namanya Han Seung Joo.” Jak Doo mendengarkan dengan ekspresi muka sedih. (Ekspresi mukanya itu loh, kayak anak kecil)


Setelah sampai ke alamat yang ingin didatangi Jak Doo, penjual ayam mengatakan, “Dia akan pulang bekerja jam dua pagi, kamu tunggu disini saja sampai dia pulang”. “Baik”, jawab Jak Doo.


Scene berpindah, Jak Doo sedang menyusuri jalan, ia melihat ada wanita yang sedang dibawa orang berpakaian hitam, wanita itu meronta-ronta. Sontak saja, Ia langsung memukul orang berpakaian hitam itu.  Terjadi perkelahian, ketika Jak Doo lengah orang berpakaian hitam itu kabur. Niat mengejar, namun urung, Jak Doo memilih menolong wanita itu.


Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Han Seung Joo. Seung Joo sangat senang ketika melihat orang yang menolong dirinya tampan dan menawan. Ia kini berada di rumah sakit. Seung Joo bertanya kepada suster “Dimana orang itu, suster menjawab, “Suami Anda? Dia bilang mau ke parkiran sebentar”. (Mungkin suster melihat umurnya Seung Joo kali ya)


Jakdoo ternyata sedang menghentikan penjual ayam kembali ke desa tanpa dirinya, Ia meminta penjual ayam untuk menunggu sebentar. Jak Doo ingin melihat Seung Joo apa sudah sadar atau belum. 


Ketika mereka berdua bertemu, Seung Joo heran kepada Jak Doo, Tidak mungkin dia. Seung Joo terus menyangkal, Pria tadi malam tidak seperti itu  (itu mimpimu mbak). Tapi, saat Jak Doo mengatakan, “Hal buruk bisa terjadi padamu tadi malam”, Seung Joo sadar bahwa dia memang Jak Doo (Hahaha...). Seung Joo pun mengatakan terimakasih kepada Jak Doo dan langsung pamit pergi. Jak Doo tidak terima, ia mengajak  Seung Joo untuk berbicara.


Scene berganti di sebuah kedai, Jak Doo meminta tolong agar tetap bisa tinggal di gunung milikinya Seung Joo, Seung Joo bilang tinggal saja disana. Jak Doo menjawab dengan keras sampai semua pengunjung melihat ke arah mereka, “Tapi adikmu akan membuat resort di sana dan mengusir semua orang”. Seung Joo yang tahu itu Seungtae, langsung kesal sendiri.


Saking semangatnya memberitahu Seung Joo, Jak Doo sampai membuka jaket yang dipakainya (panas ya bang...), “Mari buat kesepakatan”. Seung Joo malah salfok dengan otot-ototnya Jak Doo. Ia membayangkan kalau pria kuat seperti Jak Doo menjadi suaminya, pasti akan aman. Seung Joo juga teringat dengan perkataan Se Mi mengenai suami palsu. 


Setelah mempertimbang-timbangkan semuanya. Seung Joo berdiri dan berkata kepada Jak Doo untuk percaya kepadanya. Tapi, ketika ia akan mengatakan syaratnya. Tiba-tiba penjual ayam masuk dan memberitahu Jak Doo seekor ayamnya sudah mati. Jak Doo pun langsung berterimakasih kepada Seung Joo dan buru-buru pergi. Saking keburunya, sampai nabrak meja pengunjung kedai yang lain. Seung Joo menyesal, “Aku pasti gila. Bagaimana jika aku mengatakannya dengan lantang?”


Scene berganti, terlihat Seungtae meminta petugas kebersihan untuk membersihkan rumah Kakaknya dengan teliti. Pas sekali, Seung Joo menelepon Seungtae dan memberitahunya untuk tidak mengusik gunung itu. Seungtae menjawab, “Kakak, ini akan menjadi sangat sukses”. Seung Joo tidak peduli, ia mengingatkan Seungtae tentang rumahnya dulu yang dipinjam sebagai jaminan Seungtae untuk berinvestasi.


Tiba-tiba, Seung Joo ditabrak petugas rumah sakit yang sedang membawa korban kecelakaan (Oh, jadi Seung Joo balik ke rumah sakit lagi, ngambil obat, mungkin). Ketika Seung Joo melihat korban tersebut, ia kembali teringat mayat wanita yang meninggal di rumahnya. Seketika Seung Joo berteriak dan menarik perhatian seluruh pengunjung rumah sakit.


Scene berganti, terlihat percakapan antara Seung tae dan ibunya
Sungtae : “Ibu memberitahu Kak Seung Joo tentang resort itu?” 
Ibu : “Tidak. (tersadar) Dia sudah mengetahuinya?”
Seungtae : “Kak Seung Joo tidak akan mengizinkan.”
Ibu : “Tenang saja, dia wanita belum menikah, mana mungkin akan mengabaikan kita.”
Seungtae : “Bagaimana jika Kak Seung Joo menikah?”
Ibu : “Pikirmu dia akan menikah.”
Seungtae : “Kenapa Ibu setega ini sama putri ibu sendiri. Haruskah ibu dan kakak tes DNA?”


Seteah insiden terika itu, Seunng Joo dengan nafas berat pergi ke klinik Psikiatri, ia bertanya kepada dokter mengenai penyakitnya. Dokter bilang Seung Joo menderita hiperventilasi, ia menjelaskan ketika Seung Joo melihat TKP pembunuhan pasti sangat syok. Dokter juga mengira Seung Joo tidak sadar akan penyakitnya itu, ia menambahkan stress pascatrauma dapat menyebabkan gangguan panik. Seung Joo terus menyangkal ucapan dokter mengenai kondisinya itu.


Kemudian, dokter menyarankan kepada Seung Joo agar jangan pergi ke tempat yang berkaitan dengan insiden itu dan Seung Joo harus selalu didampingi karena sendirian adalah hal yang paling buruk bagi pengidap gangguan panik.


Setelah keluar dari rumah sakit, Seung Joo menelepon bagian Personalia dan mengatakan akan mengurus keterlambatan portofolia. Ketika akan membuka pintu taksi, tiba-tiba saja gangguan paniknya kembali, Seung Joo pun urung menaiki taksi tersebut dan meminta maaf kepada supirnya. Ia kemudian membeli air minum di kantin rumah sakit, lalu menelan obat yang diberikan dokter kepadanya.


Setelah, meminum obatnya tersebut Seung Joo berusaha menenangkan dirinya dengan menarik napas berkali-kali. Ia pun berdiam diri di tempatnya tersebut (lama). Terlihat orang-orang berlalu-lalang. 

Penulis Sinopsis: Haro
All images credit and content copyright: MBC
Supported by: OPPA SINOPSIS
Follow TABLOID SINOPSIS on: TWITTER

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS My Husband Oh Jak Doo Episode 1 Part 3
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS My Husband Oh Jak Doo Episode 2 Part 2

Comments


EmoticonEmoticon